{"title":"Analisis Shariah Compliance Praktik Murabahah Lil Aamir Bisy-Syiraa' pada Bank Syariah di Indonesia","authors":"Azwar Iskandar, Hendra Wijaya, Khaerul Aqbar","doi":"10.22373/JMS.V22I2.8029","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: This research aims to analyze the extent of the practice of murabahah in sharia banking Indonesia according to the concepts and rules of sharia, jurisprudence, and fatwa (shariah compliance). The study uses a qualitative-descriptive approach with a critical study method and library research. The results showed that the practice of murabahah in sharia banking has not fully fulfilled the rules in shariah compliance. Among the irregularities that have occurred to shariah compliance: (i) the murabahah agreement is directly agreed between the sharia bank and the customer, while the goods have not belonged to the bank and have not been accepted (al-qabd) with the result that the contract becomes void; (ii) the designation of the deputy by sharia bank in the murabahah lil aamir bisy-syiraa' is feared falling on the riba, namely as ‘hilah’ for debt with interest; (iii) the practice of the murabahah agreement may fall on the type of double contract (al-'uquud al-murakkabah) which is prohibited if the agreement between the customer and the bank is binding and there is no right to vote between the parties (khiyar); (iv) in its practice, sharia banks do not take profit based on the ra’sulmāl, but from the money incurred by the bank; and (v) in the event of a guarantee position, the sharia bank lays it as a necessity. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana praktik murabahah di perbankan syariah Indonesia telah berjalan sesuai konsep dan aturan syariat Islam, baik berdasarkan nas-nas syariat, batasan-batasan fikih, maupun fatwa-fatwa DSN-MUI (shariah compliance). Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif-deskriptif dengan metode studi kritis dan riset kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik murabahah pada perbankan syariah belum sepenuhnya memenuhi aturan dalam syariat (shariah compliance). Di antara penyimpangan yang terjadi terhadap kepatuhan syariah (shariah compliance): (i) akad jual-beli murabahah langsung disepakati antara pihak bank syariah dan nasabah, sementara barang belum menjadi milik bank dan belum diterima (al-qabd) sehingga akad tersebut menjadi fasid (batal); (ii) penunjukan wakil oleh bank syariah dalam akad murabahah lil aamir bisy-syiraa’ dikhawatirkan terjatuh pada syubhat riba, yaitu sebagai hilah (rekayasa) atas hutang dengan bunga; (iii) praktik jual-beli dengan akad murabahah dapat terjatuh pada jenis akad berganda (al-‘uquud al-murakkabah) yang terlarang jika perjanjian antara nasabah dan bank bersifat mengikat dan tidak ada hak khiyaar (memilih) antara kedua belah pihak; (iv) dalam praktiknya, bank syariah tidak mengambil keuntungan berdasarkan besaran dari ra’sulmāl, namun dari besaran uang yang dikeluarkan oleh bank; dan (v) dalam hal kedudukan jaminan, bank syariah menetapkannya sebagai suatu keharusan. ","PeriodicalId":436246,"journal":{"name":"Media Syari'ah : Wahana Kajian Hukum Islam dan Pranata Sosial","volume":"159 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Syari'ah : Wahana Kajian Hukum Islam dan Pranata Sosial","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/JMS.V22I2.8029","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Abstract: This research aims to analyze the extent of the practice of murabahah in sharia banking Indonesia according to the concepts and rules of sharia, jurisprudence, and fatwa (shariah compliance). The study uses a qualitative-descriptive approach with a critical study method and library research. The results showed that the practice of murabahah in sharia banking has not fully fulfilled the rules in shariah compliance. Among the irregularities that have occurred to shariah compliance: (i) the murabahah agreement is directly agreed between the sharia bank and the customer, while the goods have not belonged to the bank and have not been accepted (al-qabd) with the result that the contract becomes void; (ii) the designation of the deputy by sharia bank in the murabahah lil aamir bisy-syiraa' is feared falling on the riba, namely as ‘hilah’ for debt with interest; (iii) the practice of the murabahah agreement may fall on the type of double contract (al-'uquud al-murakkabah) which is prohibited if the agreement between the customer and the bank is binding and there is no right to vote between the parties (khiyar); (iv) in its practice, sharia banks do not take profit based on the ra’sulmāl, but from the money incurred by the bank; and (v) in the event of a guarantee position, the sharia bank lays it as a necessity. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana praktik murabahah di perbankan syariah Indonesia telah berjalan sesuai konsep dan aturan syariat Islam, baik berdasarkan nas-nas syariat, batasan-batasan fikih, maupun fatwa-fatwa DSN-MUI (shariah compliance). Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif-deskriptif dengan metode studi kritis dan riset kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik murabahah pada perbankan syariah belum sepenuhnya memenuhi aturan dalam syariat (shariah compliance). Di antara penyimpangan yang terjadi terhadap kepatuhan syariah (shariah compliance): (i) akad jual-beli murabahah langsung disepakati antara pihak bank syariah dan nasabah, sementara barang belum menjadi milik bank dan belum diterima (al-qabd) sehingga akad tersebut menjadi fasid (batal); (ii) penunjukan wakil oleh bank syariah dalam akad murabahah lil aamir bisy-syiraa’ dikhawatirkan terjatuh pada syubhat riba, yaitu sebagai hilah (rekayasa) atas hutang dengan bunga; (iii) praktik jual-beli dengan akad murabahah dapat terjatuh pada jenis akad berganda (al-‘uquud al-murakkabah) yang terlarang jika perjanjian antara nasabah dan bank bersifat mengikat dan tidak ada hak khiyaar (memilih) antara kedua belah pihak; (iv) dalam praktiknya, bank syariah tidak mengambil keuntungan berdasarkan besaran dari ra’sulmāl, namun dari besaran uang yang dikeluarkan oleh bank; dan (v) dalam hal kedudukan jaminan, bank syariah menetapkannya sebagai suatu keharusan.
摘要:本研究旨在根据伊斯兰教法、法理学和法特瓦(伊斯兰教法合规)的概念和规则,分析印尼伊斯兰银行murabahah的实践程度。本研究采用定性描述方法,结合批判性研究方法和图书馆研究。结果表明,伊斯兰银行的murabahah实践并没有完全满足伊斯兰教法合规的要求。在遵守伊斯兰教法方面发生的违规行为包括:(i) murabahah协议是伊斯兰教法银行与客户直接商定的,而货物不属于该银行,也未被接受(al-qabd),因此合同无效;(ii)伊斯兰银行在穆拉巴哈任命的代表恐怕会落在里巴身上,即为带息债务的“hilah”;(iii) murabahah协议的做法可能属于双重合同(al-'uquud al-murakkabah)的类型,如果客户和银行之间的协议具有约束力并且双方之间没有表决权(khiyar),则禁止双重合同;(iv)在实践中,伊斯兰银行并不根据ra 'sulmāl获利,而是从银行发生的资金中获利;(v)在担保的情况下,伊斯兰银行将其作为必要条件。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk menganalis sejauh mana praktik murabahah di perbankan syariah Indonesia telah berjalan sesuai konsep dan aturan syariah Islam, baik berdasarkan nas-nas syariis, batasan-batasan fikih, maupun fatwa-fatwa DSN-MUI(伊斯兰教法遵从)。中文:中文:图书馆研究。中文:图书馆研究。Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik murabahah pada perbankan syariah belum sepuhnya memenuhi aturan dalam syariah(遵守伊斯兰教法)。Di antara penyimpangan yang terjadi terhadap kepatuhan伊斯兰教法(伊斯兰教法遵守):(i) akad jual-beli murabhah langsung disepakati antara pihak bank伊斯兰教法(伊斯兰教法),sementara barang belum menjadi milik bank dan belum diterima (al-qabd) seingga akad tersebut menjadi fasid (batal);(ii) penunjukan wakil oleh bank syariah dalam akad murabahah lil aamir -syiraa ' dikhawatirkan terjatuh pada syubhat riba, yitu sebagai hilah (rekayasa) atas hutang dengan bunga;(iii) praktik jual-beli dengan akad murabhah dapat terjatuh padjenis akad berganda (al- ' uquud al-murakkabah) Yang terlarang jika perjanjian antara nasabah danbank bersifat mengikat dantidak Ada hak khiyaar (memilih) antara kedua belah pihak;(iv) dalam praktiknya,银行,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教,伊斯兰教。Dan (v) dalam Hal kedudukan jaminan,银行伊斯兰教menetapkannya sebagai suatu keharusan。