Muhlis Muhlis, T. Budiardi, Irzal Effendi, Y. Hadiroseyani
{"title":"KINERJA PRODUKSI KEPITING BAKAU, Scylla tranquebarica PADA KETINGGIAN AIR DAN UKURAN WADAH BERBEDA","authors":"Muhlis Muhlis, T. Budiardi, Irzal Effendi, Y. Hadiroseyani","doi":"10.15578/ma.16.2.2021.79-86","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Wadah pemeliharaan merupakan hal yang perlu diperhatikan dan salah satu kunci dalam pertumbuhan, perkembangan, dan produksi kepiting bakau. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam budidaya kepiting bakau adalah kurang tepatnya wadah budidaya yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ukuran wadah dan ketinggian air yang tepat untuk budidaya kepiting bakau, Scylla tranquebarica dilihat dari laju pertumbuhan harian dan periode molting. Penelitian dilakukan di tambak masyarakat Desa Mulaeno Kecamatan Poleang Tengah Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Hewan Uji berupa kepiting bakau ukuran 57,89 ± 2,18 g ekor-1 sebanyak 54 ekor. Pemeliharaan dilakukan selama 60 hari pada wadah single room (1 ekor/wadah) pada ketinggian air berbeda 30, 50, dan 70 cm dengan ukuran wadah yang berbeda yakni 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm, dan 50 cm x 50 cm. Wadah pemeliharaan yang digunakan sebanyak 54 unit terbuat dari bambu yang berbentuk seperti kandang (kerangkeng) ditempatkan scara acak pada tambak. Pakan yang diberikan berupa ikan rucah sebanyak 5% dari bobot tubuh dan diberikan pada pagi dan sore hari. Terdapat sembilan perlakuan dan diulang sebanyak enam kali, yakni P33 (ketinggian air 30 cm, ukuran wadah 30 cm x 30 cm), P35 (ketinggian air 50 cm, ukuran wadah 30 cm x 30 cm), P37 (ketinggian air 70 cm, ukuran wadah 30 cm x 30 cm), P43 (ketinggian air 30 cm, ukuran wadah 40 cm x 40 cm), P45 (ketinggian air 50 cm, ukuran wadah 40 cm x 40 cm), P47 (ketinggian air 70 cm, ukuran wadah 40 cm x 40 cm), P53 (ketinggian air 30 cm, ukuran wadah 50 cm x 50 cm), P55 (ketinggian air 50 cm, ukuran wadah 50 cm x 50 cm), P57 (ketinggian air 70 cm, ukuran wadah 50 cm x 50 cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara ukuran wadah dan ketinggian air, serta tidak ada pengaruh nyata terhadap kinerja produksi kepiting bakau. Ukuran wadah 30 cm x 30 cm, ketinggian air 30 cm (P33) lebih efektif dan efisien digunakan pada budidaya kepiting bakau menggunakan sistem single room.Specifications of cage farming plays important roles in the growth, suvival, and expected harvest of farmed mud crab. One of the constraints in mud crab farming is that the cages used are not suitable or preferred for the species. The research aimed to determine the proper cage size and water depth for mud crab culture using the growth rate and molting period as the observed parameters. This research was conducted in a pond located in Mulaeno Village, Bombana Regency Central Poleang, Southeast Sulawesi province. The experiment used 54 mud crabs sized between 50 – 70 g. Each crab was kept in a cage sized 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm or 50 cm x 50 cm with a stocking density of 1 ind./cage. The cages were positioned at different water levels (30 cm, 50 cm, and 70 cm). The cages were constructed from bamboo , rectangular in shape, and placed randomly in the pond. The feed (trash fish) was given twice daily (morning and afternoon) as much as 5% of the crab body weight. There were nine treatments and each treatment had six replications, i.e, T33 (water depth 30 cm, cage size 30 x 30 cm), T35 (water depth 50 cm, cage size 30 x 30 cm), T37 (water depth 70 cm, cage size 30 x 30 cm), T43 (water depth 30 cm , cage size 40 x 40 cm), T45 (water depth 50 cm, cage size 40 x 40 cm), T47 (water depth 70 cm, cage size 40 x 40 cm), T53 (water depth 30 cm, cage size 50 x 50 cm), T55 (water depth 50 cm, cage size 50 x 50 cm) , T57 (water depth 70 cm, cage size 50 x 50 cm). The results showed that there were no significant influence of the cage sizes and water depths on the production performance of the mud crab. The cage size 30 x 30 cm, and water depth 30 cm (T33) is more effective and efficient in mud crab farm using a single room system.","PeriodicalId":334563,"journal":{"name":"Media Akuakultur","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Akuakultur","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15578/ma.16.2.2021.79-86","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Wadah pemeliharaan merupakan hal yang perlu diperhatikan dan salah satu kunci dalam pertumbuhan, perkembangan, dan produksi kepiting bakau. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam budidaya kepiting bakau adalah kurang tepatnya wadah budidaya yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ukuran wadah dan ketinggian air yang tepat untuk budidaya kepiting bakau, Scylla tranquebarica dilihat dari laju pertumbuhan harian dan periode molting. Penelitian dilakukan di tambak masyarakat Desa Mulaeno Kecamatan Poleang Tengah Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Hewan Uji berupa kepiting bakau ukuran 57,89 ± 2,18 g ekor-1 sebanyak 54 ekor. Pemeliharaan dilakukan selama 60 hari pada wadah single room (1 ekor/wadah) pada ketinggian air berbeda 30, 50, dan 70 cm dengan ukuran wadah yang berbeda yakni 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm, dan 50 cm x 50 cm. Wadah pemeliharaan yang digunakan sebanyak 54 unit terbuat dari bambu yang berbentuk seperti kandang (kerangkeng) ditempatkan scara acak pada tambak. Pakan yang diberikan berupa ikan rucah sebanyak 5% dari bobot tubuh dan diberikan pada pagi dan sore hari. Terdapat sembilan perlakuan dan diulang sebanyak enam kali, yakni P33 (ketinggian air 30 cm, ukuran wadah 30 cm x 30 cm), P35 (ketinggian air 50 cm, ukuran wadah 30 cm x 30 cm), P37 (ketinggian air 70 cm, ukuran wadah 30 cm x 30 cm), P43 (ketinggian air 30 cm, ukuran wadah 40 cm x 40 cm), P45 (ketinggian air 50 cm, ukuran wadah 40 cm x 40 cm), P47 (ketinggian air 70 cm, ukuran wadah 40 cm x 40 cm), P53 (ketinggian air 30 cm, ukuran wadah 50 cm x 50 cm), P55 (ketinggian air 50 cm, ukuran wadah 50 cm x 50 cm), P57 (ketinggian air 70 cm, ukuran wadah 50 cm x 50 cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara ukuran wadah dan ketinggian air, serta tidak ada pengaruh nyata terhadap kinerja produksi kepiting bakau. Ukuran wadah 30 cm x 30 cm, ketinggian air 30 cm (P33) lebih efektif dan efisien digunakan pada budidaya kepiting bakau menggunakan sistem single room.Specifications of cage farming plays important roles in the growth, suvival, and expected harvest of farmed mud crab. One of the constraints in mud crab farming is that the cages used are not suitable or preferred for the species. The research aimed to determine the proper cage size and water depth for mud crab culture using the growth rate and molting period as the observed parameters. This research was conducted in a pond located in Mulaeno Village, Bombana Regency Central Poleang, Southeast Sulawesi province. The experiment used 54 mud crabs sized between 50 – 70 g. Each crab was kept in a cage sized 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm or 50 cm x 50 cm with a stocking density of 1 ind./cage. The cages were positioned at different water levels (30 cm, 50 cm, and 70 cm). The cages were constructed from bamboo , rectangular in shape, and placed randomly in the pond. The feed (trash fish) was given twice daily (morning and afternoon) as much as 5% of the crab body weight. There were nine treatments and each treatment had six replications, i.e, T33 (water depth 30 cm, cage size 30 x 30 cm), T35 (water depth 50 cm, cage size 30 x 30 cm), T37 (water depth 70 cm, cage size 30 x 30 cm), T43 (water depth 30 cm , cage size 40 x 40 cm), T45 (water depth 50 cm, cage size 40 x 40 cm), T47 (water depth 70 cm, cage size 40 x 40 cm), T53 (water depth 30 cm, cage size 50 x 50 cm), T55 (water depth 50 cm, cage size 50 x 50 cm) , T57 (water depth 70 cm, cage size 50 x 50 cm). The results showed that there were no significant influence of the cage sizes and water depths on the production performance of the mud crab. The cage size 30 x 30 cm, and water depth 30 cm (T33) is more effective and efficient in mud crab farm using a single room system.
一个维护箱是一个需要考虑的问题,也是红树林螃蟹生长、发展和生产的关键之一。红树林蟹养殖场面临的问题之一是它们所使用的养殖场的问题。这项研究的目的是确定红树林蟹的大小和适当的水位,从它每天的生长速度和起泡期来看,“锡拉tranquebarica”是指它的作用。这项研究是在苏拉威西东南部邦布拉纳省的Mulaeno社区池塘进行的。动物试验是红树林蟹大小57.89±2,18 g ekor-1多达54只。维修工作在海拔30、50和70厘米(6英寸)的单室容器(1天/容器)进行了60天的维护,不同的集装箱尺寸为30厘米、50厘米、40厘米、40厘米和50厘米。由一种形状像笼子的竹子制成的多达54个单元的维护容器被随意放置在池塘上。以占体重5%的贝类为食,并在上午和下午喂鱼。有九个待遇和重复六次,P33(水位30厘米,这是30厘米×30厘米(12英寸),P35容器(水位50厘米,这是30厘米×30厘米(12英寸),P37容器(水位有70厘米,大小容器30厘米×30厘米(12英寸),P43(水位30厘米(12英寸),容器40厘米×40厘米大小),P45(50厘米水位容器40厘米×40厘米大小),P47(水位有70厘米,大小容器40厘米×40厘米),P53(水位30厘米(12英寸),容器50厘米×50厘米大小),P55(50厘米,水位集装箱尺寸50厘米乘50厘米),P57(水位70厘米,集装箱尺寸50厘米乘50厘米)。研究结果表明,集装箱的大小和水的高度之间没有相互作用,也没有明显的影响红树林蟹的生产。一个30厘米乘30厘米的集装箱,30厘米的高度(P33)更有效地利用一个单一的房间系统来养殖红树林蟹。在成长、受欢迎和期望捕到的泥螃蟹中,笼中重要的角色扮演。在泥蟹养殖场的一种传染病是,这些被利用的呼唤既不适合这个物种,也不适合这个物种。这项研究已经确定了粪便中粪便的大小和水的含量,它们使用的是生长速率和观察参数的模因。这项研究是在苏拉威西省苏拉威西东南部的Mulaeno村的Mulaeno村的一个池塘里进行的。实验用了54个泥坑,间隔50 - 70克。每只螃蟹都藏在笼子里,长了30厘米乘30厘米,40厘米乘40厘米或50厘米乘50厘米长,长了一磅的袜子。赌注是在不同的水水平(30厘米,50厘米,70厘米)。cages是由bamboo设计的,形状像rectang蛇,并把randomly放在池塘里。这顿饭每天的分量和螃蟹身体的5%一样多。有些每九treatments和治疗有六replications、神盾局T33(水深度30厘米(12英寸),凯奇大小30×30厘米(12英寸),T35(水深度50厘米,凯奇大小30×30厘米),T37(水深度有70厘米,凯奇大小30×30厘米(12英寸),T43(水深度30厘米(12英寸),凯奇大小40×40厘米),T45(水深度50厘米,凯奇大小40×40厘米),凯奇T47(水深度有70厘米,大小40×40厘米),T53(水深度30厘米(12英寸),凯奇大小50×50厘米),T55(水深度50厘米,凯奇大小50×50厘米),T57(水深度有70厘米,凯奇大小50×50厘米)。结果表明,笼子里的水和水对泥浆螃蟹的生产性能没有任何影响。笼子大小30×30厘米,30厘米的水下作业(T33)更有效,使用一个单独的房间系统。