{"title":"DOMINASI GENDER DALAM BUKU BUNGA RAMPAI CERITA RAKYAT TAPANULI TENGAH TERBITAN BALAI BAHASA SUMATERA UTARA","authors":"J. Nasution","doi":"10.26499/mm.v16i1.2267","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kajian dalam penelitian ini adalah dominasi gender yang muncul dalam penokohan di tiap cerita rakyat yang ada dalam buku Bunga Rampai Cerita Rakyat Tapanuli Tengah (The Anthology of Central Tapanuli Folktales) yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Sumatera Utara tahun 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah 8 (delapan) cerita rakyat yang terdapat dalam Buku Rampai Cerita Rakyat Tapanuli Tengah (The Anthology of Central Tapanuli Folktales), yaitu: (1) Putri Lopian, (2) Putri Runduk, (3) Putri Andam Dewi, (4) Legenda Bukit Batara, (5) Legenda Ujung Sibolga, (6) Legenda Raja dan Burung Dendang Buto, (7) Sonar Paku Bugis, dan (8) Asal Usul Makam Mahligai. Dari semua cerita rakyat, terdapat 10 tokoh utama, dimana tokoh laki-laki sebanyak 5 (lima) dan tokoh perempuan juga sebanyak 5 (lima) juga. Hasil dari kajian menemukan bahwa tidak ada dominasi pada salah satu gender dalam cerita rakyat Tapanuli Tengah. Gender laki-laki muncul dalam tokoh seperti raja, pangeran, saudagar, nakhoda, serta guru dan murid yang belajar ilmu Islam. Sementara gender perempuan muncul dalam cerita sebagai tokoh putri raja dan istri tokoh utama. Penokohan dan gender tersebut muncul karena adanya unsur seperti: (1) letak geografi Tapanuli Tengah adalah berada di pinggir laut; (2) sistem pemerintahan masa lalu berbentuk kerajaan; dan (3) faktor agama Islam yang banyak dianut. ","PeriodicalId":326378,"journal":{"name":"MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26499/mm.v16i1.2267","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kajian dalam penelitian ini adalah dominasi gender yang muncul dalam penokohan di tiap cerita rakyat yang ada dalam buku Bunga Rampai Cerita Rakyat Tapanuli Tengah (The Anthology of Central Tapanuli Folktales) yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Sumatera Utara tahun 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah 8 (delapan) cerita rakyat yang terdapat dalam Buku Rampai Cerita Rakyat Tapanuli Tengah (The Anthology of Central Tapanuli Folktales), yaitu: (1) Putri Lopian, (2) Putri Runduk, (3) Putri Andam Dewi, (4) Legenda Bukit Batara, (5) Legenda Ujung Sibolga, (6) Legenda Raja dan Burung Dendang Buto, (7) Sonar Paku Bugis, dan (8) Asal Usul Makam Mahligai. Dari semua cerita rakyat, terdapat 10 tokoh utama, dimana tokoh laki-laki sebanyak 5 (lima) dan tokoh perempuan juga sebanyak 5 (lima) juga. Hasil dari kajian menemukan bahwa tidak ada dominasi pada salah satu gender dalam cerita rakyat Tapanuli Tengah. Gender laki-laki muncul dalam tokoh seperti raja, pangeran, saudagar, nakhoda, serta guru dan murid yang belajar ilmu Islam. Sementara gender perempuan muncul dalam cerita sebagai tokoh putri raja dan istri tokoh utama. Penokohan dan gender tersebut muncul karena adanya unsur seperti: (1) letak geografi Tapanuli Tengah adalah berada di pinggir laut; (2) sistem pemerintahan masa lalu berbentuk kerajaan; dan (3) faktor agama Islam yang banyak dianut.