Analisis Materi Kajian Keagamaan dalam Perspektif Kesetaraan Gender (Studi pada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Propinsi Lampung)

Siti Masykuroh
{"title":"Analisis Materi Kajian Keagamaan dalam Perspektif Kesetaraan Gender (Studi pada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Propinsi Lampung)","authors":"Siti Masykuroh","doi":"10.24042/jwcs.v1i1.9961","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kuatnya dominasi laki-laki atas perempuan dalam keluarga, suami sebagai kepala rumah tangga dan isteri diposisikan sebagai ibu rumah tangga, sementara peran ganda masih dibebankan kepada kaum perempuan (isteri) yang meniti karier (bekerja) di luar rumah, merupakan ketidak-adilan dalam pembagian hak dan kewajiban sebagai pribadi. Begitu juga masih kurangnya pengakuan atas potensi dan prestasi perempuan. Itu merupakan bentuk-bentuk ketimpangan gender dalam hukum fiqih yang selama ini masih kuat mengakar di masyarakat. Persoalan lain yang perlu dicermati dalam memahami ketidak-adilan yang dialami perempuan adalah bahwa dalam tradisi Islam (Fiqih) masih dipahami perempuan sebagai ‘pelayan kebutuhan seksual laki-laki’. Hal ini tampak pada doktrin dilaknatnya perempuan oleh malaikat akibat menolak ‘melayani’ hubungan seksual, ketika suami membutuhkannya. Selain itu ada larangan perempuan menjadi imam sholat dengan dokumen pembangkit syahwat laki-laki. Akibatnya ketetapan hukum yang dihasilkan tidak menyentuh akar persoalan yang sebenarnya, yang memungkinkan terjadinya bias gender dan ketidak-adilan. Bahkan tidak jarang mereka ‘melupakan’ esensi hukum itu sendiri yang mengemban amanah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia. Padahal kemaslahatan itu merupakan muara dan tujuan dari setiap ketetapan Hukum. Dari sinilah kemudian hukum pemahaman agama ikut terlibat dalam menghambat proses pembentukan hukum yang berkeadilan gender.","PeriodicalId":183729,"journal":{"name":"Al Huwiyah: Journal of Woman and Children Studies","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al Huwiyah: Journal of Woman and Children Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24042/jwcs.v1i1.9961","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Kuatnya dominasi laki-laki atas perempuan dalam keluarga, suami sebagai kepala rumah tangga dan isteri diposisikan sebagai ibu rumah tangga, sementara peran ganda masih dibebankan kepada kaum perempuan (isteri) yang meniti karier (bekerja) di luar rumah, merupakan ketidak-adilan dalam pembagian hak dan kewajiban sebagai pribadi. Begitu juga masih kurangnya pengakuan atas potensi dan prestasi perempuan. Itu merupakan bentuk-bentuk ketimpangan gender dalam hukum fiqih yang selama ini masih kuat mengakar di masyarakat. Persoalan lain yang perlu dicermati dalam memahami ketidak-adilan yang dialami perempuan adalah bahwa dalam tradisi Islam (Fiqih) masih dipahami perempuan sebagai ‘pelayan kebutuhan seksual laki-laki’. Hal ini tampak pada doktrin dilaknatnya perempuan oleh malaikat akibat menolak ‘melayani’ hubungan seksual, ketika suami membutuhkannya. Selain itu ada larangan perempuan menjadi imam sholat dengan dokumen pembangkit syahwat laki-laki. Akibatnya ketetapan hukum yang dihasilkan tidak menyentuh akar persoalan yang sebenarnya, yang memungkinkan terjadinya bias gender dan ketidak-adilan. Bahkan tidak jarang mereka ‘melupakan’ esensi hukum itu sendiri yang mengemban amanah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia. Padahal kemaslahatan itu merupakan muara dan tujuan dari setiap ketetapan Hukum. Dari sinilah kemudian hukum pemahaman agama ikut terlibat dalam menghambat proses pembentukan hukum yang berkeadilan gender.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
男人在家庭中对女人的权力,丈夫作为家庭主妇,妻子被认为是家庭主妇,而双重角色仍然被强加于在家庭之外从事职业的女性,是个人权利和义务的不平等。同样,对女性的潜力和成就也缺乏认识。这是根植于社会的性别不平等的一种形式。另一个需要解决的问题是,在伊斯兰传统中,女性仍然被视为“男性性需求的奴隶”。这可以从天使对女性的惩罚原则中看出来,即在丈夫需要的时候,她拒绝为性服务而被天使谴责。此外,禁止妇女用男性的长袍文件祈祷。因此,其结果是,法律法规没有触及真正问题的根源,这使得性别偏见和不公正成为可能。即使是他们“忘记”法律本身的本质,也常常给人类带来荣耀。然而,它是一切法令的河口和目的。从那时起,宗教理解法参与了阻碍性别正义法律形成过程的过程。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Parenting Patterns for Children of Indonesian Migrant Workers: A Case Study of Sumber Gede Village Regulations, East Lampung Narasi Perempuan sebagai Tersangka dalam Berita: Analisis Wacana Kritis Kasus Zuraida pada Detiknews.com Kontribusi Peran Perempuan dalam Membangun Perekonomian sebagai Penguatan Kesetaraan Gender di Indonesia Peran Dukungan Sosial Keluarga dalam Proses Penerimaan Diri pada Remaja Korban Kekerasan Seksual Islamic Perspective About Women's Reproductive Health Rights
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1