Laksita Ashiila Widanti, I. Pribadi, Khotijah Lahji
{"title":"ARSITEKTUR KONTEKSTUAL PADA RANCANGAN BANGUNAN GALERI NASIONAL INDONESIA","authors":"Laksita Ashiila Widanti, I. Pribadi, Khotijah Lahji","doi":"10.25105/psia.v3i1.13048","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pada tahun 2013, Galeri Nasional Indonesia bersama dengan Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta menggagas pengembangan bangunan Galeri Nasional Indonesia bersamaan dengan rencana utama pembangunan kawasan sekitar Monumen Nasional sebagai kawasan kebudayaan nasional. Salah satu tujuan utama dalam pengembangan bangunan Galeri Nasional Indonesia adalah menciptakan koneksi yang selaras antara bangunan pengembangan dengan bangunan cagar budaya yang ada pada tapak. Namun perancangan tersebut juga harus berkaitan dengan lingkungan sekitar, hal tersebut erat kaitannya dengan konsep Arsitektur Kontekstual. Demi mencapai tujuan tersebut penulis hendak menganalisis karakteristik dan citra desain bangunan cagar budaya pada tapak dan bangunan-bangunan bersejarah di sekitar tapak. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengambilan data observasi secara daring untuk memperoleh elemen-elemen karakter visual, fungsi, serta tata lingkungan bangunan yang dijadikan objek penelitian, kemudian dilakukan analisa data secara deskriptif untuk menghasilkan kesimpulan dan hipotesa karakteristik bangunan-bangunan tersebut. Hasil dari studi pengamatan ini adalah adanya adaptasi gaya Arsitektur Indische Empire Style dan Arsitektur Modern pada bangunan cagar budaya dan bangunan sekitar dengan ciri khas elemen masing-masing gaya. Implementasi dari ciri khas tersebut secara pendekatan arsitektur kontekstual dapat terlihat pada upaya penciptaan kontinuitas visual antara bangunan baru dengan bangunan lama lewat perancangan detail fasad, atap, serta orientasi bangunan yang harmonis dengan bangunan cagar budaya dan bangunan-bangunan bersejarah di sekitar tapak.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13048","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pada tahun 2013, Galeri Nasional Indonesia bersama dengan Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta menggagas pengembangan bangunan Galeri Nasional Indonesia bersamaan dengan rencana utama pembangunan kawasan sekitar Monumen Nasional sebagai kawasan kebudayaan nasional. Salah satu tujuan utama dalam pengembangan bangunan Galeri Nasional Indonesia adalah menciptakan koneksi yang selaras antara bangunan pengembangan dengan bangunan cagar budaya yang ada pada tapak. Namun perancangan tersebut juga harus berkaitan dengan lingkungan sekitar, hal tersebut erat kaitannya dengan konsep Arsitektur Kontekstual. Demi mencapai tujuan tersebut penulis hendak menganalisis karakteristik dan citra desain bangunan cagar budaya pada tapak dan bangunan-bangunan bersejarah di sekitar tapak. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengambilan data observasi secara daring untuk memperoleh elemen-elemen karakter visual, fungsi, serta tata lingkungan bangunan yang dijadikan objek penelitian, kemudian dilakukan analisa data secara deskriptif untuk menghasilkan kesimpulan dan hipotesa karakteristik bangunan-bangunan tersebut. Hasil dari studi pengamatan ini adalah adanya adaptasi gaya Arsitektur Indische Empire Style dan Arsitektur Modern pada bangunan cagar budaya dan bangunan sekitar dengan ciri khas elemen masing-masing gaya. Implementasi dari ciri khas tersebut secara pendekatan arsitektur kontekstual dapat terlihat pada upaya penciptaan kontinuitas visual antara bangunan baru dengan bangunan lama lewat perancangan detail fasad, atap, serta orientasi bangunan yang harmonis dengan bangunan cagar budaya dan bangunan-bangunan bersejarah di sekitar tapak.