{"title":"Menjadi Relevan: Peran Serta Perguruan Tinggi untuk Menyediakan Pembelajaran Kontekstual Bagi Pelajar","authors":"Elisabeth Dewi","doi":"10.26593/jsh.v2i01.5436","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendidikan saat ini dipandang berjarak dengan realita kehidupan. Melalui pendidikan, sejatinya pelajar dapat memahami dan memaknai realita sosial dan menjadi bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Karena itu, bentuk pembelajaran yang dianggap sesuai adalah pembelajaran kontekstual. Namun, pembelajaran kontekstual sering tidak menjadi prioritas sekolah dan pendidik karena prioritas utama adalah memenuhi standar kurikulum dan terbatasnya keahlian pengajar dan pendidik untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kehidupan dan realita yang dihadapi pelajar. Untuk melengkapi kekosongan penyediaan pendidikan kontekstual, diperlukan peran aktif berbagai kelompok, seperti universitas melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk membantu pihak sekolah dasar dan menengah untuk menyediakan pengetahuan dan keahlian yang terhubung dengan pengalaman pelajar dan realita sosial, atau relevan dengan lingkungan alamiah mereka. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan Jurusan Ilmu Hubungan Internasional dan Jurusan Teknik Informatika Unpar di pesantren Bani Yasin Sukabumi bertujuan untuk melengkapi pihak pesantren dengan pengetahuan dan pengalaman yang kontekstual. Di satu sisi, kegiatan ini memberikan pelajar muatan pendidikan lokal seperti pertanian, menjadi pekerja migran, literasi dasar, dan pengembangan nilai di ranah afektif. Pelajar dapat menghubungkan antara pengalaman dan kehidupan keseharian mereka dengan pengetahuan dan keahlian yang diberikan dalam suasana yang menyenangkan. Kegiatan ini juga mendorong pentingnya menekankan aspek partisipasi dan kerjasama universitas dengan pihak lain yang lebih berpengalaman dalam memberikan pengetahuan dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pesantren, dalam hal ini yaitu pertanian. Di sisi lain, kegiatan abdimas ini terkendala situasi pandemi yang menghambat proses refleksi dan optimalisasi kreativitas pelajar untuk mengolah pengetahuan yang diperoleh dari interaksi ini ke dalam cara mereka menyelesaikan persoalan kehidupan.","PeriodicalId":335558,"journal":{"name":"Sapientia Humana: Jurnal Sosial Humaniora.","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sapientia Humana: Jurnal Sosial Humaniora.","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26593/jsh.v2i01.5436","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pendidikan saat ini dipandang berjarak dengan realita kehidupan. Melalui pendidikan, sejatinya pelajar dapat memahami dan memaknai realita sosial dan menjadi bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Karena itu, bentuk pembelajaran yang dianggap sesuai adalah pembelajaran kontekstual. Namun, pembelajaran kontekstual sering tidak menjadi prioritas sekolah dan pendidik karena prioritas utama adalah memenuhi standar kurikulum dan terbatasnya keahlian pengajar dan pendidik untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kehidupan dan realita yang dihadapi pelajar. Untuk melengkapi kekosongan penyediaan pendidikan kontekstual, diperlukan peran aktif berbagai kelompok, seperti universitas melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk membantu pihak sekolah dasar dan menengah untuk menyediakan pengetahuan dan keahlian yang terhubung dengan pengalaman pelajar dan realita sosial, atau relevan dengan lingkungan alamiah mereka. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan Jurusan Ilmu Hubungan Internasional dan Jurusan Teknik Informatika Unpar di pesantren Bani Yasin Sukabumi bertujuan untuk melengkapi pihak pesantren dengan pengetahuan dan pengalaman yang kontekstual. Di satu sisi, kegiatan ini memberikan pelajar muatan pendidikan lokal seperti pertanian, menjadi pekerja migran, literasi dasar, dan pengembangan nilai di ranah afektif. Pelajar dapat menghubungkan antara pengalaman dan kehidupan keseharian mereka dengan pengetahuan dan keahlian yang diberikan dalam suasana yang menyenangkan. Kegiatan ini juga mendorong pentingnya menekankan aspek partisipasi dan kerjasama universitas dengan pihak lain yang lebih berpengalaman dalam memberikan pengetahuan dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pesantren, dalam hal ini yaitu pertanian. Di sisi lain, kegiatan abdimas ini terkendala situasi pandemi yang menghambat proses refleksi dan optimalisasi kreativitas pelajar untuk mengolah pengetahuan yang diperoleh dari interaksi ini ke dalam cara mereka menyelesaikan persoalan kehidupan.