{"title":"TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DI SUB DAS TEBING SIRING DAS TABUNIO KABUPATEN TANAH LAUT","authors":"Laila Indasari, Syarifuddin Kadir, Eko Rini Indriyatie","doi":"10.20527/jss.v6i1.8201","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Critical land is supported by the physical condition of the soil which is prone to erosion due to excessive land use, high rainfall and steep slope conditions. The Tebing Siring Sub-Watershed is one of the upstream parts of the Tabunio watershed which is dominated by plantations due to the large number of activities of residents managing land such as plantations. This study aims to analyze the level of land criticality and determine efforts to control the level of land criticality in the Tebing Siring Sub-Watershed of the Tabunio Watershed, Tanah Laut Regency. The methods used in the study are overlapping (overlayed) methods of land cover maps, slope maps and soil type maps with critical land determinant parameters in agricultural business cultivation areas including productivity, slopes, erosion and management. The results showed that land cover/use in oil palm plantations is included in the critical potential category, rubber plantations are in the rather critical to critical category, reeds are included in the critical category and open land is included in the very critical category. Factors caused by the slope of the slope, soil factors, the degree of danger of erosion and its vegetation. Efforts to control the level of land criticality through forest and land rehabilitation directives. Oil palm and rubber plantations are maintained and improved maintenance but with an intercropping pattern and rehabilitated with superior plant types and steep marbles directed at making terraces. Open land and reeds are converted into forests through enrichment of forest plants and Multy Purpose Tree Species (MPTS) that correspond to the place of growth according to plant species and land productivity can increaseLahan kritis didukung oleh kondisi fisik tanah yang rentan terjadi erosi akibat penggunaan lahan yang berlebihan, tingginya curah hujan dan keadaan lereng curam. Sub DAS Tebing Siring salah satu bagian hulu dari DAS Tabunio yang didominasi oleh perkebunan karena banyaknya aktifitas penduduk mengelola lahan seperti perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kekritisan lahan dan menentukan upaya pengendalian tingkat kekritisan lahan pada Sub DAS Tebing Siring DAS Tabunio Kabupaten Tanah Laut. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode tumpang tindih (di-overlay) peta tutupan lahan, peta lereng dan peta jenis tanah dengan parameter penentu lahan kritis pada kawasan budidaya usaha pertanian meliputi produktivitas, lereng, erosi dan manajemen. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penutupan/penggunaan lahan pada perkebunan sawit termasuk kategori potensial kritis, perkebunan karet termasuk kategori agak kritis hingga kritis, alang-alang termasuk kategori kritis serta lahan terbuka termasuk kategori sangat kritis. Faktor-faktor yang disebabkan oleh kemiringan lereng, faktor tanah, tingkat bahaya erosi dan vegetasinya. Upaya pengendalian tingkat kekritisan lahan melalui arahan rehabilitasi hutan dan lahan. Perkebunan sawit dan karet yaitu tetap dipertahankan dan ditingkatkan pemeliharaannya namun dengan pola tumpangsari serta direhabilitasi dengan jenis tanaman yang unggul dan pada kelerengan yang curam diarahkan membuat terasering. Lahan terbuka dan alang-alang dikonversi menjadi hutan melalui pengkayaan tanaman hutan dan Multy Purpose Tree Species (MPTS) yang sesuai dengan tempat tumbuh sesuai spesies tanaman serta produktivitas lahan dapat meningkat.","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"512 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sylva Scienteae","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8201","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Critical land is supported by the physical condition of the soil which is prone to erosion due to excessive land use, high rainfall and steep slope conditions. The Tebing Siring Sub-Watershed is one of the upstream parts of the Tabunio watershed which is dominated by plantations due to the large number of activities of residents managing land such as plantations. This study aims to analyze the level of land criticality and determine efforts to control the level of land criticality in the Tebing Siring Sub-Watershed of the Tabunio Watershed, Tanah Laut Regency. The methods used in the study are overlapping (overlayed) methods of land cover maps, slope maps and soil type maps with critical land determinant parameters in agricultural business cultivation areas including productivity, slopes, erosion and management. The results showed that land cover/use in oil palm plantations is included in the critical potential category, rubber plantations are in the rather critical to critical category, reeds are included in the critical category and open land is included in the very critical category. Factors caused by the slope of the slope, soil factors, the degree of danger of erosion and its vegetation. Efforts to control the level of land criticality through forest and land rehabilitation directives. Oil palm and rubber plantations are maintained and improved maintenance but with an intercropping pattern and rehabilitated with superior plant types and steep marbles directed at making terraces. Open land and reeds are converted into forests through enrichment of forest plants and Multy Purpose Tree Species (MPTS) that correspond to the place of growth according to plant species and land productivity can increaseLahan kritis didukung oleh kondisi fisik tanah yang rentan terjadi erosi akibat penggunaan lahan yang berlebihan, tingginya curah hujan dan keadaan lereng curam. Sub DAS Tebing Siring salah satu bagian hulu dari DAS Tabunio yang didominasi oleh perkebunan karena banyaknya aktifitas penduduk mengelola lahan seperti perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kekritisan lahan dan menentukan upaya pengendalian tingkat kekritisan lahan pada Sub DAS Tebing Siring DAS Tabunio Kabupaten Tanah Laut. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode tumpang tindih (di-overlay) peta tutupan lahan, peta lereng dan peta jenis tanah dengan parameter penentu lahan kritis pada kawasan budidaya usaha pertanian meliputi produktivitas, lereng, erosi dan manajemen. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penutupan/penggunaan lahan pada perkebunan sawit termasuk kategori potensial kritis, perkebunan karet termasuk kategori agak kritis hingga kritis, alang-alang termasuk kategori kritis serta lahan terbuka termasuk kategori sangat kritis. Faktor-faktor yang disebabkan oleh kemiringan lereng, faktor tanah, tingkat bahaya erosi dan vegetasinya. Upaya pengendalian tingkat kekritisan lahan melalui arahan rehabilitasi hutan dan lahan. Perkebunan sawit dan karet yaitu tetap dipertahankan dan ditingkatkan pemeliharaannya namun dengan pola tumpangsari serta direhabilitasi dengan jenis tanaman yang unggul dan pada kelerengan yang curam diarahkan membuat terasering. Lahan terbuka dan alang-alang dikonversi menjadi hutan melalui pengkayaan tanaman hutan dan Multy Purpose Tree Species (MPTS) yang sesuai dengan tempat tumbuh sesuai spesies tanaman serta produktivitas lahan dapat meningkat.
临界土地是由土壤的物理条件支撑的,由于过度的土地利用、高降雨量和陡峭的斜坡条件,土壤容易受到侵蚀。特兵寺令子流域是Tabunio流域的上游部分之一,由于大量的居民经营土地活动,如人工林等,以人工林为主。本研究旨在分析塔纳劳特省塔布尼奥流域特兵锡令子流域土地临界水平,并确定控制土地临界水平的措施。研究中使用的方法是土地覆盖图、坡度图和土壤类型图的重叠(叠加)方法,其中包含农业经营性耕作区域的关键土地决定参数,包括生产力、坡度、侵蚀和管理。结果表明:油棕人工林的土地覆被/利用处于临界潜力范畴,橡胶人工林处于相当临界至临界范畴,芦苇处于临界范畴,开阔地处于非常临界范畴。造成坡度的因素有坡度、土壤因素、侵蚀的危险程度及其植被。努力通过森林和土地恢复指令控制土地危急程度。油棕和橡胶种植园得到了维护和改善,但采用间作模式,并采用优良的植物类型和陡峭的大理石进行修复,以形成梯田。通过丰富森林植物和多用途树种(MPTS)将开阔土地和芦苇转化为森林,根据植物种类和土地生产力对应于生长地点,可以提高lahan kritis didukung oleh kondisi fisik tanah yang rentan terjadi erosi akibat penggunaan lahan yang berlebihan, tingginya curah hujan dan keadaan lereng curam。subdas Tebing Siring salah satu bagian hulu dari DAS Tabunio yang didominasi oleh perkebuan karena banyaknya aktifitas penduduk mengelola lahan perkebuan。Penelitian ini bertujuan untuk menganalis tingkat kekritisan lahan dan menentukan upaya pengen大连tingkat kekritisan lahan pada subdas Tebing Siring DAS Tabunio Kabupaten Tanah Laut。Metode yang digunakan pada penelitian adalah metofongpangtih(双覆盖)peta tutupan lahan, peta leeng, peta jenis, tanah dengan参数penentu lahan kritis pada kawasan budidaya usaha pertanian melputi生产活动,学习,学习管理。Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penutupan/penggunaan lahan paada perkebuan看到termasuk kategori潜在的批评,perkebuan karet termasuk kategori agak kritis hinga kritis, alang-alang termasuk kategori kritis serta lahan terbuka termasuk kategori sangat kritis。因子因子yang disebabkan oleh kemiringan leeng,因子因子tanah,因子因子bahaya erosi dan vegetasinya。Upaya pengendalian tingkat kekritisan lahan melalui arahan rehabilitation is hutan dan lahan。Perkebunan看到了dan karet yitittetap, ditatahankan, didiingkatkan, pemeliharaannya, namun, dengan, pola, tumpangsari, serta, direhabiliti, dengan, jenis, tanaman, danada, kelerengan, yang, curam, diaahkan,成员。Lahan terbuka danalang -alang dikonversi menjadi hutan melalui pengkayaan tanaman hutan danmts (MPTS) yang sesuai dunan tempat tumbuh sesuai Species tanaman serta producktivitas Lahan dapat meningkat。