{"title":"Kerentanan Sosial pada Komunitas Pemulung di Perkotaan","authors":"M. Seruni, Rakhmat Hidayat","doi":"10.22373/jsai.v4i1.2129","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The waste picker community faces social exclusion and poverty, resulting in a high degree of social vulnerability. To implement effective social policies, it is crucial to understand the complex social vulnerabilities experienced by these individuals. This study aims to illuminate the extent of deprivation faced by urban Indonesian waste pickers in the modern world, revealing not only the intricacies and depth of their vulnerabilities but also the contributing factors. A qualitative research approach was employed, consisting of interviews and observations within a South Tangerang waste picker community from 2014 to 2018. The findings reveal that waste pickers' vulnerabilities stem from interrelated, multidimensional, and layered deprivations. These vulnerabilities should not be viewed as isolated individual conditions but rather as collective community experiences. Consequently, social policies must be developed with a focus on the collectivity of waste pickers, taking into account their relationships and vulnerabilities, and implemented progressively over time. \nAbstrakKomunitas pemulung hidup dalam eksklusi sosial dan kemiskinan, yang menyebabkan derajat kerentanan sosial mereka tinggi. Kebijakan sosial yang tepat tidak akan bisa terlaksana jika tidak diketahui kompleksitas kerentanan sosial yang dialami pemulung. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan sejauh mana pemulung di perkotaan Indonesia mengalami deprivasi dalam dunia modern, sehingga dapat terungkap bukan hanya lapisan-lapisan dan kedalaman dari kerentanan mereka, tetapi juga beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Untuk itu, peneliti melakukan studi kualitatif dengan wawancara dan observasi pada satu komunitas pemulung di kota Tangerang Selatan, sejak tahun 2014 hingga 2018. Hasil temuan menunjukkan bahwa kerentanan yang dialami pemulung disebabkan oleh deprivasi yang berlapis, multidimensional dan saling berkaitan. Kerentanan pemulung juga tidak dapat dipahami sebagai kondisi individual, tapi pengalaman kolektif yang berbasis komunitas. Oleh sebab itu, kebijakan sosial yang dikembangkan harus memahami kolektivitas pemulung tersebut, harus menimbang semua relasi dan kerentanan yang dimiliki pemulung, dan harus dilaksanakan secara bertahap dalam waktu yang tidak sebentar.","PeriodicalId":433836,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","volume":"134 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jsai.v4i1.2129","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The waste picker community faces social exclusion and poverty, resulting in a high degree of social vulnerability. To implement effective social policies, it is crucial to understand the complex social vulnerabilities experienced by these individuals. This study aims to illuminate the extent of deprivation faced by urban Indonesian waste pickers in the modern world, revealing not only the intricacies and depth of their vulnerabilities but also the contributing factors. A qualitative research approach was employed, consisting of interviews and observations within a South Tangerang waste picker community from 2014 to 2018. The findings reveal that waste pickers' vulnerabilities stem from interrelated, multidimensional, and layered deprivations. These vulnerabilities should not be viewed as isolated individual conditions but rather as collective community experiences. Consequently, social policies must be developed with a focus on the collectivity of waste pickers, taking into account their relationships and vulnerabilities, and implemented progressively over time.
AbstrakKomunitas pemulung hidup dalam eksklusi sosial dan kemiskinan, yang menyebabkan derajat kerentanan sosial mereka tinggi. Kebijakan sosial yang tepat tidak akan bisa terlaksana jika tidak diketahui kompleksitas kerentanan sosial yang dialami pemulung. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan sejauh mana pemulung di perkotaan Indonesia mengalami deprivasi dalam dunia modern, sehingga dapat terungkap bukan hanya lapisan-lapisan dan kedalaman dari kerentanan mereka, tetapi juga beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Untuk itu, peneliti melakukan studi kualitatif dengan wawancara dan observasi pada satu komunitas pemulung di kota Tangerang Selatan, sejak tahun 2014 hingga 2018. Hasil temuan menunjukkan bahwa kerentanan yang dialami pemulung disebabkan oleh deprivasi yang berlapis, multidimensional dan saling berkaitan. Kerentanan pemulung juga tidak dapat dipahami sebagai kondisi individual, tapi pengalaman kolektif yang berbasis komunitas. Oleh sebab itu, kebijakan sosial yang dikembangkan harus memahami kolektivitas pemulung tersebut, harus menimbang semua relasi dan kerentanan yang dimiliki pemulung, dan harus dilaksanakan secara bertahap dalam waktu yang tidak sebentar.
拾荒者群体面临社会排斥和贫困,造成高度的社会脆弱性。为了实施有效的社会政策,了解这些人所经历的复杂的社会脆弱性至关重要。本研究旨在阐明在现代世界中印度尼西亚城市拾荒者所面临的剥夺程度,不仅揭示了他们脆弱性的复杂性和深度,还揭示了促成因素。采用定性研究方法,于2014年至2018年在南坦格朗拾荒者社区进行访谈和观察。研究结果表明,拾荒者的脆弱性源于相互关联的、多维的、分层的剥夺。这些脆弱性不应被视为孤立的个人状况,而应被视为集体的社区经验。因此,社会政策的制定必须把重点放在拾取废物者的集体上,考虑到他们的关系和脆弱性,并逐步执行。[摘要]社会主义社会主义,社会主义社会主义,社会主义社会主义。Kebijakan社会阳tepat akan bisa terlaksana jika tiak diketahui kompleksitas kerentanan社会阳dialami pemulung。研究,在印尼,在印尼,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度,在印度。Untuk itu, peneliti melakukan研究质量,dengan wawanara和观测,pemulung di kota Tangerang Selatan, sejak tahun 2014, hinga 2018。Hasil temuan menunjukkan bahwa kerentanan yang dialami pemulung disebabkan oleh deprivasi yang berlapis,多维dan saling berkaitan。Kerentanan pemulung juga tidak dapat dipahami sebagai kondisi individual, tapi pengalaman kolektif yang berbasis komunitas。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。