{"title":"BINGKAI KEHIDUPAN JANDA MENEROPONG DARI KACAMATA DRAMATURGI","authors":"Santi Delliana","doi":"10.35814/coverage.v11i2.1818","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perilaku seksual legal dilakukan dalam ikatan perkawinan. Namun perilaku seksual di luar nikah oleh janda juga menarik untuk diteliti. Karena sebagai manusia normal, hasrat seksual tetap ada meski pernikahan tidak terikat. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana bingkai kehidupan seorang janda dilihat dari perspektif dramaturgi. Peneliti berusaha menemukan bahwa para janda yang berpartisipasi dalam penelitian ini, melakukan hubungan seksual di luar nikah, juga memainkan peran depan dan belakang dalam kehidupan komunitas. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif analitik dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara dengan tiga informan. Temuan studi ini menunjukkan bahwa saat ini, informan tampaknya memiliki detail dalam bermain peran (1). Informan muncul dalam keluarga dan hubungan sosialnya menjadi perempuan yang baik dan berpendidikan, menekankan nilai-nilai agama. Informan tampak lebih terhormat dan berpendidikan. (2). Informan tidak mengisolasi diri dari publik. Mereka memiliki banyak pasangan, tetapi mereka tetap menyendiri untuk berbagi perilaku seksual mereka. (3). Perasaan informan perlu lebih dikendalikan secara sosial dan untuk menciptakan pengalaman interaksi sosial asosiatif. (4). Ada dunia ketiga / dunia luar untuk menyaksikan aktor menjaga rahasia ini. (5). Perbedaan posisi informan dan perasaan menyesal dan berdosa terhadap Tuhan, keluarga, dan teman. perasaan perlu lebih dikendalikan secara sosial dan untuk menciptakan pengalaman interaksi sosial asosiatif. (4). Ada dunia ketiga / dunia luar untuk menyaksikan aktor menjaga rahasia ini. (5). Perbedaan posisi informan dan perasaan menyesal dan berdosa terhadap Tuhan, keluarga, dan teman. perasaan perlu lebih dikendalikan secara sosial dan untuk menciptakan pengalaman interaksi sosial asosiatif. (4). Ada dunia ketiga / dunia luar untuk menyaksikan aktor menjaga rahasia ini. (5). Perbedaan posisi informan dan perasaan menyesal dan berdosa terhadap Tuhan, keluarga, dan teman.","PeriodicalId":307839,"journal":{"name":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35814/coverage.v11i2.1818","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Perilaku seksual legal dilakukan dalam ikatan perkawinan. Namun perilaku seksual di luar nikah oleh janda juga menarik untuk diteliti. Karena sebagai manusia normal, hasrat seksual tetap ada meski pernikahan tidak terikat. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana bingkai kehidupan seorang janda dilihat dari perspektif dramaturgi. Peneliti berusaha menemukan bahwa para janda yang berpartisipasi dalam penelitian ini, melakukan hubungan seksual di luar nikah, juga memainkan peran depan dan belakang dalam kehidupan komunitas. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif analitik dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara dengan tiga informan. Temuan studi ini menunjukkan bahwa saat ini, informan tampaknya memiliki detail dalam bermain peran (1). Informan muncul dalam keluarga dan hubungan sosialnya menjadi perempuan yang baik dan berpendidikan, menekankan nilai-nilai agama. Informan tampak lebih terhormat dan berpendidikan. (2). Informan tidak mengisolasi diri dari publik. Mereka memiliki banyak pasangan, tetapi mereka tetap menyendiri untuk berbagi perilaku seksual mereka. (3). Perasaan informan perlu lebih dikendalikan secara sosial dan untuk menciptakan pengalaman interaksi sosial asosiatif. (4). Ada dunia ketiga / dunia luar untuk menyaksikan aktor menjaga rahasia ini. (5). Perbedaan posisi informan dan perasaan menyesal dan berdosa terhadap Tuhan, keluarga, dan teman. perasaan perlu lebih dikendalikan secara sosial dan untuk menciptakan pengalaman interaksi sosial asosiatif. (4). Ada dunia ketiga / dunia luar untuk menyaksikan aktor menjaga rahasia ini. (5). Perbedaan posisi informan dan perasaan menyesal dan berdosa terhadap Tuhan, keluarga, dan teman. perasaan perlu lebih dikendalikan secara sosial dan untuk menciptakan pengalaman interaksi sosial asosiatif. (4). Ada dunia ketiga / dunia luar untuk menyaksikan aktor menjaga rahasia ini. (5). Perbedaan posisi informan dan perasaan menyesal dan berdosa terhadap Tuhan, keluarga, dan teman.