Pub Date : 2023-03-13DOI: 10.35814/coverage.v13i2.4639
Alberta Donette Prasanti Nugraha, Nia Sarinastiti
Marketing activities by brand on Instagram have an impact on women's body image because the models used by brand tend to represent a standard of beauty that exists in society. However, brand have started using models of all body shapes and sizes to meet the demands of consumers on social media in recent years. This study aims to determine whether there is a relationship between the use of social media Instagram by brand and the body image of young Indonesian women by using the Agenda Setting theory, Body Image through the Multidimensional Body Self Relation Questionnaire-Appearance Scale (MBSRQ-AS). Data for quantitative research were obtained by distributing online questionnaires to young women aged 18-24 years who live in the areas of Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi who are active Instagram users through a non-probability sampling technique. Research result states that a relationship between brands’ usage of social media (Instagram) and the body image of young Indonesian women was formed when they were exposed to marketing content featuring models with thin bodies as well as various body shapes and sizes. In addition, they also formed a perception on the content in regard to their needs, interests, and if they found the model ‘interesting’. However, the usage of Instagram by brand did not appear to have a relationship with the behavior of young women as most respondents almost never exercised excessively or limited their diet after seeing the brands’ content.
{"title":"The Relationship Between Brands’ Usage and The Body Image of Young Indonesian Women","authors":"Alberta Donette Prasanti Nugraha, Nia Sarinastiti","doi":"10.35814/coverage.v13i2.4639","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/coverage.v13i2.4639","url":null,"abstract":"Marketing activities by brand on Instagram have an impact on women's body image because the models used by brand tend to represent a standard of beauty that exists in society. However, brand have started using models of all body shapes and sizes to meet the demands of consumers on social media in recent years. This study aims to determine whether there is a relationship between the use of social media Instagram by brand and the body image of young Indonesian women by using the Agenda Setting theory, Body Image through the Multidimensional Body Self Relation Questionnaire-Appearance Scale (MBSRQ-AS). Data for quantitative research were obtained by distributing online questionnaires to young women aged 18-24 years who live in the areas of Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi who are active Instagram users through a non-probability sampling technique. Research result states that a relationship between brands’ usage of social media (Instagram) and the body image of young Indonesian women was formed when they were exposed to marketing content featuring models with thin bodies as well as various body shapes and sizes. In addition, they also formed a perception on the content in regard to their needs, interests, and if they found the model ‘interesting’. However, the usage of Instagram by brand did not appear to have a relationship with the behavior of young women as most respondents almost never exercised excessively or limited their diet after seeing the brands’ content.","PeriodicalId":307839,"journal":{"name":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","volume":"229 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115582350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-13DOI: 10.35814/coverage.v13i2.4405
Rahmatika Qonita Putri, Faridhian Anshari
Artikel ini mengangkat fenomena internalized misogyny pada berita Kim Garam dan Kim Woojin yang terjadi dalam fandom K-Pop yang sebagian besar terdiri dari perempuan. Anggapan awal sesama perempuan akan saling membela, terutama jika menyangkut relasi fans dan idol. Pemberitaan dari media melahirkan dikotomi akan kelompok penerimaan berita idola terkait berita idola perempuan dan laki-laki. Tujuan penelitian untuk melihat dan menganalisis internalized misogyny yang lahir sebagai dampak dari hasil pemberitaan idola yang diterima oleh fans. Artikel ini menggunakan metode digital etnografi dan wawancara mendalam sebagai teknik pengambilan data primer. Sebagai penguat teoritis, artikel ini menggunakan konsep menggunakan studi budaya, serta budaya fans digital yang mengacu kepada karakteristik platform Twitter, dan konsep utama mengenai internalized misogyny. Temuan dari artikel ini adalah dalam pergerakan serta kultur yang berkembang dalam fandom K-Pop terdapat internalized misogyny. Konteks tersebut juga berdampak pada cyber bullying dari fans terhadap idola perempuan yang berkembang akibat pemberitaan media. Meskipun sebagian besar dari anggota fandom adalah perempuan, fans memiliki love-and-hate relationship terhadap idola perempuan, berbeda ketika mereka mendukung idola laki-laki, yang menunjukkan sisi kesukaan (love) dengan cukup besar.
{"title":"Internalized Misogyny dalam Cyber Fans di Twitter: Studi Kasus pada Berita Kim Garam dan Kim Woojin","authors":"Rahmatika Qonita Putri, Faridhian Anshari","doi":"10.35814/coverage.v13i2.4405","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/coverage.v13i2.4405","url":null,"abstract":"Artikel ini mengangkat fenomena internalized misogyny pada berita Kim Garam dan Kim Woojin yang terjadi dalam fandom K-Pop yang sebagian besar terdiri dari perempuan. Anggapan awal sesama perempuan akan saling membela, terutama jika menyangkut relasi fans dan idol. Pemberitaan dari media melahirkan dikotomi akan kelompok penerimaan berita idola terkait berita idola perempuan dan laki-laki. Tujuan penelitian untuk melihat dan menganalisis internalized misogyny yang lahir sebagai dampak dari hasil pemberitaan idola yang diterima oleh fans. Artikel ini menggunakan metode digital etnografi dan wawancara mendalam sebagai teknik pengambilan data primer. Sebagai penguat teoritis, artikel ini menggunakan konsep menggunakan studi budaya, serta budaya fans digital yang mengacu kepada karakteristik platform Twitter, dan konsep utama mengenai internalized misogyny. Temuan dari artikel ini adalah dalam pergerakan serta kultur yang berkembang dalam fandom K-Pop terdapat internalized misogyny. Konteks tersebut juga berdampak pada cyber bullying dari fans terhadap idola perempuan yang berkembang akibat pemberitaan media. Meskipun sebagian besar dari anggota fandom adalah perempuan, fans memiliki love-and-hate relationship terhadap idola perempuan, berbeda ketika mereka mendukung idola laki-laki, yang menunjukkan sisi kesukaan (love) dengan cukup besar.","PeriodicalId":307839,"journal":{"name":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129746282","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-13DOI: 10.35814/coverage.v13i2.3781
Donna Isra Silaban
Informasi peringatan dini terhadap bencana alam menjadi penting bagi kehidupan manusia, mengingat kondisi Indonesia yang menduduki peringkat atas dari negara lainnya dalam urutan daerah rawan bencana. Banyaknya korban jiwa sejak bencana tsunami 2004, membuat pemerintah berupaya untuk memberikan peringatan kepada masyarakat terkait gejala alam yang terjadi sedini mungkin. Salah satunya adalah dengan proses diseminasi yang dilakukan oleh BMKG. Dalam proses diseminasi yang dilakukan, BMKG harus memastikan bahwa informasi berhasil disebarkan, media yang digunakan tepat dan masyarakat sebagai penerima pesan memahami informasi yang diterima. Hasil analisis terhadap penelitian terdahulu menegaskan bahwa penyebaran peringatan dini melalui media sosial terbukti lebih efektif dibandingkan dengan media lainnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus dan melakukan wawancara kepada informan kunci, yaitu: Pengamat Meteorologi, Stasiun Meteorologi Kelas III Gewayantana Larantuka, Flores Timur. Penelitian ini menggunakan konsep Komunikasi Bencana Haddow dan Haddow. Hasil penelitian pada Masyarakat Desa Lamanele ditemukan bahwa peringatan dini telah disebarkan oleh BMKG kepada pemerintah setempat melalui media sosial dimulai sejak enam hari sebelum terjadinya bencana longsor, namun faktor keterbatasan akses informasi dan sikap kurang responsif dari masyarakat, membuat proses diseminasi peringatan dini cuaca BMKG belum efektif, sehingga bencana longsor pada tanggal 4 April 2021 merenggut korban jiwa.
{"title":"Efektivitas Diseminasi Peringatan Dini di Flores Timur dalam Kasus Longsor","authors":"Donna Isra Silaban","doi":"10.35814/coverage.v13i2.3781","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/coverage.v13i2.3781","url":null,"abstract":"Informasi peringatan dini terhadap bencana alam menjadi penting bagi kehidupan manusia, mengingat kondisi Indonesia yang menduduki peringkat atas dari negara lainnya dalam urutan daerah rawan bencana. Banyaknya korban jiwa sejak bencana tsunami 2004, membuat pemerintah berupaya untuk memberikan peringatan kepada masyarakat terkait gejala alam yang terjadi sedini mungkin. Salah satunya adalah dengan proses diseminasi yang dilakukan oleh BMKG. Dalam proses diseminasi yang dilakukan, BMKG harus memastikan bahwa informasi berhasil disebarkan, media yang digunakan tepat dan masyarakat sebagai penerima pesan memahami informasi yang diterima. Hasil analisis terhadap penelitian terdahulu menegaskan bahwa penyebaran peringatan dini melalui media sosial terbukti lebih efektif dibandingkan dengan media lainnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus dan melakukan wawancara kepada informan kunci, yaitu: Pengamat Meteorologi, Stasiun Meteorologi Kelas III Gewayantana Larantuka, Flores Timur. Penelitian ini menggunakan konsep Komunikasi Bencana Haddow dan Haddow. Hasil penelitian pada Masyarakat Desa Lamanele ditemukan bahwa peringatan dini telah disebarkan oleh BMKG kepada pemerintah setempat melalui media sosial dimulai sejak enam hari sebelum terjadinya bencana longsor, namun faktor keterbatasan akses informasi dan sikap kurang responsif dari masyarakat, membuat proses diseminasi peringatan dini cuaca BMKG belum efektif, sehingga bencana longsor pada tanggal 4 April 2021 merenggut korban jiwa.","PeriodicalId":307839,"journal":{"name":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131754796","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-13DOI: 10.35814/coverage.v13i2.4380
Y. Aladdin, Des Hanafi
Pemberitaan mengenai wacana hukuman mati bagi para koruptor pada November 2021 kembali memunculkan polemik di berbagai media resmi. Media massa di Indonesia pun menurunkan pemberitaan yang bernada pro-kontra terhadap wacana tersebut. Hal ini yang kemudian menjadi alasan penelitiuntuk meneliti ideologi media berorientasi Islam, Republika, terkait dengan isu hukuman mati terhadap para koruptor yang muncul di tahun 2021.Penelitianini merupakan sebuah penelitian wacana media terkait wacana hukuman mati untuk para koruptor dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis (Critical DiscourseAnalysis/CDA) model Norman Fairclough bertujuan untuk menggambarkan representasi berita-berita dari media Republika tentang isuhukuman mati untuk para koruptor di Indonesia, mengungkapkan apa yang menjadi landasan penulisan pemberitaan dan bagaimana memaknai pemberitaan Republika terkait isu hukuman mati untuk para koruptor dikaitkandengan ideologi Republika. Subjek dan objek penelitian ini ialah teks-teks berita. Teks berita yaitu berita lempang (straight news) terkait wacana pemerintah untuk melakukan hukuman mati terhadap para koruptor. Selamakurun waktu 18 November 2021-18 Desember 2021 pada portal beritarepublika.co.id. Teknik analisis data berfokus pada analisis teks (microstructure). Hasil penelitian menunjukkan media Republika dalam pemberitaannya terkait wacana hukuman mati terhadap koruptor memang menunjukkan dukungannya atas penerapan hukuman ini merujuk pada profil media ini yang berorientasi pada Islam.
{"title":"Memaknai Pemberitaan Wacana Hukuman Mati Koruptor pada Media Republika","authors":"Y. Aladdin, Des Hanafi","doi":"10.35814/coverage.v13i2.4380","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/coverage.v13i2.4380","url":null,"abstract":"Pemberitaan mengenai wacana hukuman mati bagi para koruptor pada November 2021 kembali memunculkan polemik di berbagai media resmi. Media massa di Indonesia pun menurunkan pemberitaan yang bernada pro-kontra terhadap wacana tersebut. Hal ini yang kemudian menjadi alasan penelitiuntuk meneliti ideologi media berorientasi Islam, Republika, terkait dengan isu hukuman mati terhadap para koruptor yang muncul di tahun 2021.Penelitianini merupakan sebuah penelitian wacana media terkait wacana hukuman mati untuk para koruptor dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis (Critical DiscourseAnalysis/CDA) model Norman Fairclough bertujuan untuk menggambarkan representasi berita-berita dari media Republika tentang isuhukuman mati untuk para koruptor di Indonesia, mengungkapkan apa yang menjadi landasan penulisan pemberitaan dan bagaimana memaknai pemberitaan Republika terkait isu hukuman mati untuk para koruptor dikaitkandengan ideologi Republika. Subjek dan objek penelitian ini ialah teks-teks berita. Teks berita yaitu berita lempang (straight news) terkait wacana pemerintah untuk melakukan hukuman mati terhadap para koruptor. Selamakurun waktu 18 November 2021-18 Desember 2021 pada portal beritarepublika.co.id. Teknik analisis data berfokus pada analisis teks (microstructure). Hasil penelitian menunjukkan media Republika dalam pemberitaannya terkait wacana hukuman mati terhadap koruptor memang menunjukkan dukungannya atas penerapan hukuman ini merujuk pada profil media ini yang berorientasi pada Islam.","PeriodicalId":307839,"journal":{"name":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116570262","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-13DOI: 10.35814/coverage.v13i2.3396
Rita Wahyu Meganingrum, H. Harahap, A. S. Harahap
Perkembangan teknologi membawa manusia ke zaman canggih. Semua menjadi mudah, terutama memperoleh informasi. Mencari informasi tak perlu harus membuka buku atau lembaran kertas. Saat ini, tinggal “klik” dengan komputer atau telepon genggam semua informasi yang dinginkan mudah dan cepat diperoleh. Teknologi media sudah melahirkan berbagai media baru, seperti Google Assistant. Google Assistant merupakan salah satu media dengan teknologi kecerdasan buatan yang mampu memberikan informasi melalui komunikasi. Bagaimana penggunaan Google Assistant bagi mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Jurusan Teknik Informatika dan Ilmu Komunikasi angkatan 2016, 2017 dan 2018? Faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaanmedia ini sebagai sumber informasi? Inilah yang akan dikaji dalam penelitian ini. Metode penelitian menggunakan survei. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan informasi Google Assistant memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kebutuhan informasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa informasi yang diberikan Google Assistant pada smartphone Android dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan informasi, khususnya kebutuhan integratif personal. Kebutuhan ini mendapat skor tertinggi dibandingkan pemenuhan kebutuhan informasi yang lain.
{"title":"Pengaruh Pemanfaatan Google Assistant dalam Memenuhi Kebutuhan Sumber Informasi","authors":"Rita Wahyu Meganingrum, H. Harahap, A. S. Harahap","doi":"10.35814/coverage.v13i2.3396","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/coverage.v13i2.3396","url":null,"abstract":"Perkembangan teknologi membawa manusia ke zaman canggih. Semua menjadi mudah, terutama memperoleh informasi. Mencari informasi tak perlu harus membuka buku atau lembaran kertas. Saat ini, tinggal “klik” dengan komputer atau telepon genggam semua informasi yang dinginkan mudah dan cepat diperoleh. Teknologi media sudah melahirkan berbagai media baru, seperti Google Assistant. Google Assistant merupakan salah satu media dengan teknologi kecerdasan buatan yang mampu memberikan informasi melalui komunikasi. Bagaimana penggunaan Google Assistant bagi mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Jurusan Teknik Informatika dan Ilmu Komunikasi angkatan 2016, 2017 dan 2018? Faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaanmedia ini sebagai sumber informasi? Inilah yang akan dikaji dalam penelitian ini. Metode penelitian menggunakan survei. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan informasi Google Assistant memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kebutuhan informasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa informasi yang diberikan Google Assistant pada smartphone Android dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan informasi, khususnya kebutuhan integratif personal. Kebutuhan ini mendapat skor tertinggi dibandingkan pemenuhan kebutuhan informasi yang lain.","PeriodicalId":307839,"journal":{"name":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","volume":"273 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121816688","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-13DOI: 10.35814/coverage.v13i2.4322
H. Herdiansyah, Dindin Dimyati
Children are affected by the Covid-19 pandemic, which has lasted nearly three years. The pandemic condition, which requires everyone to stay at home and interact at home, has a negative impact on the development of children's social interactions, particularly their socialization skills. It was discovered that there was a delay in the development of children's socialization due to hampered social learning processes, lack of direct social interaction, lack of social stimulation, and so on, causing children to grow up as individuals who were shy, inferior, and lacked social confidence, necessitating an intensive effort to accelerate their socialization skills so that children's mental development is not hampered, and they can re-adapt to their peers. The experimental design used was a two-sample pre-test-post-test design, with all respondents divided into experimental and control groups. Purposive sampling was used in this study. A socialization skills questionnaire was used as the research instrument. Pearson's alpha was used for validity tests, and Cronbach's alpha was used for reliability tests. Multiple regression was used in hypothesis testing. The data analysis revealed that the difference between pre-test and post-test scores had a t-value of 5.079 and a probability value (sig. 2-tailed) of 0.000 (P0.01) . This finding indicates a difference in socialization skills between KE and KK.
{"title":"Socialization Skills and Cooperative Games During The Pandemic: An Experimental Study on Students Having Slow Development of Communication","authors":"H. Herdiansyah, Dindin Dimyati","doi":"10.35814/coverage.v13i2.4322","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/coverage.v13i2.4322","url":null,"abstract":"Children are affected by the Covid-19 pandemic, which has lasted nearly three years. The pandemic condition, which requires everyone to stay at home and interact at home, has a negative impact on the development of children's social interactions, particularly their socialization skills. It was discovered that there was a delay in the development of children's socialization due to hampered social learning processes, lack of direct social interaction, lack of social stimulation, and so on, causing children to grow up as individuals who were shy, inferior, and lacked social confidence, necessitating an intensive effort to accelerate their socialization skills so that children's mental development is not hampered, and they can re-adapt to their peers. The experimental design used was a two-sample pre-test-post-test design, with all respondents divided into experimental and control groups. Purposive sampling was used in this study. A socialization skills questionnaire was used as the research instrument. Pearson's alpha was used for validity tests, and Cronbach's alpha was used for reliability tests. Multiple regression was used in hypothesis testing. The data analysis revealed that the difference between pre-test and post-test scores had a t-value of 5.079 and a probability value (sig. 2-tailed) of 0.000 (P0.01) . This finding indicates a difference in socialization skills between KE and KK.","PeriodicalId":307839,"journal":{"name":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","volume":"283 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132568545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-22DOI: 10.35814/coverage.v13i1.3389
Zubair Mahmood, Muhammad Jawed Aslam, Jamilah Ahmad
This research article aims to understand that why social media is being perceived for freedom of speech by religious minorities in Pakistan. This qualitative study is based on four in-depth interviews of Christian activists in Pakistan. The study found that there are some crucial issues in giving media coverage to the religious minorities in Pakistan.The results demonstrate that religious minorities in Pakistan are facing segregations due to the prejudiced mindset of higher administration decisions, sponsors and lack of information with respect to religious minorities and their religious rituals. Besides, that absence of resistance from both minorities and larger part is playing the part in wrecking peace. The researchers found that English media whether print or electronic are giving adequate scope to the religious minorities in Pakistan. Furthermore, religious minorities in Pakistan are more inclined towards using social networking sites like Facebook to exercise their freedom of speech and expression as its more convenient in conveying the message without any mediated angling.
{"title":"Is it possible to have freedom of expression? Religious Minorities' Perceptions of Social Media in Pakistan","authors":"Zubair Mahmood, Muhammad Jawed Aslam, Jamilah Ahmad","doi":"10.35814/coverage.v13i1.3389","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/coverage.v13i1.3389","url":null,"abstract":"This research article aims to understand that why social media is being perceived for freedom of speech by religious minorities in Pakistan. This qualitative study is based on four in-depth interviews of Christian activists in Pakistan. The study found that there are some crucial issues in giving media coverage to the religious minorities in Pakistan.The results demonstrate that religious minorities in Pakistan are facing segregations due to the prejudiced mindset of higher administration decisions, sponsors and lack of information with respect to religious minorities and their religious rituals. Besides, that absence of resistance from both minorities and larger part is playing the part in wrecking peace. The researchers found that English media whether print or electronic are giving adequate scope to the religious minorities in Pakistan. Furthermore, religious minorities in Pakistan are more inclined towards using social networking sites like Facebook to exercise their freedom of speech and expression as its more convenient in conveying the message without any mediated angling.","PeriodicalId":307839,"journal":{"name":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125952963","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-22DOI: 10.35814/coverage.v13i1.3793
Lukman Hakim, Sheila Fitria Ningsih
Kasus penyalahgunaan narkoba selalu terjadi setiap tahun. Akses mendapatkan narkoba semakin mudah, akibatnya penyebaran narkoba menjadi semakin luas, padahal pencegahan narkoba telah dilakukan pada semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Penelitian ini membahas upaya pencegahan narkoba yang dilakukan pemerintah melalui Iklan Layanan Masyarakat (ILM). Iklan menjadi metode kampanye yang digunakan untuk menjangkau generasi muda. Kreativitas menyusun iklan yang menarik menjadi kata kunci agar pesan anti narkoba dapat dipahami dengan baik. Salah satunya melalui Iklan Layanan Masyarakat Stop Narkoba: “Kita Udah Gak Bisa Bareng Lagi” yang ditayangkan di stasiun televisi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika yang dibawakan oleh Ferdinand De Saussure. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memahami ILM pada kanal Youtube. Hasil penelitian ini menunjukkan iklan tidak hanya menjadi upaya pencegahan, namun iklan juga menjadi sumber informasi tentang dampak negatif yang disebabkan oleh narkoba termasuk efek sosial, kesehatan mental dan fisik yang dapat mengakibatkan kematian.
{"title":"Analisis Semiotika Iklan Layanan Pencegahan Narkoba","authors":"Lukman Hakim, Sheila Fitria Ningsih","doi":"10.35814/coverage.v13i1.3793","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/coverage.v13i1.3793","url":null,"abstract":"Kasus penyalahgunaan narkoba selalu terjadi setiap tahun. Akses mendapatkan narkoba semakin mudah, akibatnya penyebaran narkoba menjadi semakin luas, padahal pencegahan narkoba telah dilakukan pada semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Penelitian ini membahas upaya pencegahan narkoba yang dilakukan pemerintah melalui Iklan Layanan Masyarakat (ILM). Iklan menjadi metode kampanye yang digunakan untuk menjangkau generasi muda. Kreativitas menyusun iklan yang menarik menjadi kata kunci agar pesan anti narkoba dapat dipahami dengan baik. Salah satunya melalui Iklan Layanan Masyarakat Stop Narkoba: “Kita Udah Gak Bisa Bareng Lagi” yang ditayangkan di stasiun televisi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika yang dibawakan oleh Ferdinand De Saussure. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memahami ILM pada kanal Youtube. Hasil penelitian ini menunjukkan iklan tidak hanya menjadi upaya pencegahan, namun iklan juga menjadi sumber informasi tentang dampak negatif yang disebabkan oleh narkoba termasuk efek sosial, kesehatan mental dan fisik yang dapat mengakibatkan kematian.","PeriodicalId":307839,"journal":{"name":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117019913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-22DOI: 10.35814/coverage.v13i1.3518
Riza Darma Putra, Muhamad Rosit
Penggunaan internet dalam pembangunan Desa Kiarasari memberi sinyal positif dalam upaya memperkuat desa dan kelembagaanya. Dengan adanya internet ini tentu saja dapat mendorong percepatan pembangunan,namun penggunaan internet saja tidak cukup. Harus ada peningkatan literasi bagi pemangku kepentingan di Desa Kiarasari dalam menggunakan internet. Untuk itu ketersedian internet tidak hanya sebatas perangkat pendukung dan website saja, akan tetapi penguatan sistem informasi bagi perangkat harus berdaya dalam menggunakan internet di desa. Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan literasi internet dan penguatan sistem informasi desa bagi perangkat Desa Kiarasari Sukajaya, Kabupaten Bogor. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena ingin melihat dan mendalami brainstorming dengan mitra terkait melalui rencana modul dan instrumen kegiatan yang meliputi kemampuan literasi media. Hasil penelitian masih menunjukan adanya gap atau jarak antara fasilitas dan kebijakan penggunaan denganpemahaman atau literasi bagi para perangkatnya dalam menggunakan internet desa, temuan peneliti menggambarkan pengetahuan mengenai internet aparat desa belum maksimal dengan kontribusinya terhadap pembangunan dan tata kelola desa.
{"title":"Peningkatan Literasi Internet dan Penguatan Sistem Informasi Desa Bagi Perangkat Desa Kiarasari Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor","authors":"Riza Darma Putra, Muhamad Rosit","doi":"10.35814/coverage.v13i1.3518","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/coverage.v13i1.3518","url":null,"abstract":"Penggunaan internet dalam pembangunan Desa Kiarasari memberi sinyal positif dalam upaya memperkuat desa dan kelembagaanya. Dengan adanya internet ini tentu saja dapat mendorong percepatan pembangunan,namun penggunaan internet saja tidak cukup. Harus ada peningkatan literasi bagi pemangku kepentingan di Desa Kiarasari dalam menggunakan internet. Untuk itu ketersedian internet tidak hanya sebatas perangkat pendukung dan website saja, akan tetapi penguatan sistem informasi bagi perangkat harus berdaya dalam menggunakan internet di desa. Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan literasi internet dan penguatan sistem informasi desa bagi perangkat Desa Kiarasari Sukajaya, Kabupaten Bogor. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena ingin melihat dan mendalami brainstorming dengan mitra terkait melalui rencana modul dan instrumen kegiatan yang meliputi kemampuan literasi media. Hasil penelitian masih menunjukan adanya gap atau jarak antara fasilitas dan kebijakan penggunaan denganpemahaman atau literasi bagi para perangkatnya dalam menggunakan internet desa, temuan peneliti menggambarkan pengetahuan mengenai internet aparat desa belum maksimal dengan kontribusinya terhadap pembangunan dan tata kelola desa.","PeriodicalId":307839,"journal":{"name":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121232254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-22DOI: 10.35814/coverage.v13i1.3774
Hartanto Jahja, M. Isnaini
Eksklusivitas merupakan hal yang sangat langka di komunitas game PC, dan langkah yang dilakukan oleh Epic Games, menciptakan konflik yang baru di platform PC. Karena Steam memiliki user mayoritas di platform PC, banyak PC Gamers yang tidak dapat membeli gim baru yang mereka inginkan di dalam aplikasi store yang mereka sudah pakai sejak lama dan sukai, karena banyak yang beralih eksklusif ke Epic Games. Forum diskusi dan halaman ulasan yang seharusnya membahas hal seputar gim tersebut menjadi platform untuk menyampaikan kritik dan amarah para PC Gamers karena mereka tidak setuju dengan langkah penerbit dan pengembang. Dengan Maksim Percakapan Grice dan metode Analisis Percakapan, peneliti ingin melihat ragam jenis pelanggaran dan implikasi yang muncul di dalam percakapan forum di Steam Discussion HITMAN 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa setiap maksim yang dilanggar memunculkan implikasi tersendiri dan percakapan pun berubah menjadi perdebatan yang toksik diantara para pengguna yang pro dan kontra. Selama Epic Games masih membuka pintu bagi para pengembang gim untuk release eksklusif di aplikasi peluncur mereka, perdebatan toksik tidak akan berhenti.
{"title":"Toksisitas PC Gamers Terhadap Release Eksklusivitas Epic Games Store di Steam Discussion","authors":"Hartanto Jahja, M. Isnaini","doi":"10.35814/coverage.v13i1.3774","DOIUrl":"https://doi.org/10.35814/coverage.v13i1.3774","url":null,"abstract":"Eksklusivitas merupakan hal yang sangat langka di komunitas game PC, dan langkah yang dilakukan oleh Epic Games, menciptakan konflik yang baru di platform PC. Karena Steam memiliki user mayoritas di platform PC, banyak PC Gamers yang tidak dapat membeli gim baru yang mereka inginkan di dalam aplikasi store yang mereka sudah pakai sejak lama dan sukai, karena banyak yang beralih eksklusif ke Epic Games. Forum diskusi dan halaman ulasan yang seharusnya membahas hal seputar gim tersebut menjadi platform untuk menyampaikan kritik dan amarah para PC Gamers karena mereka tidak setuju dengan langkah penerbit dan pengembang. Dengan Maksim Percakapan Grice dan metode Analisis Percakapan, peneliti ingin melihat ragam jenis pelanggaran dan implikasi yang muncul di dalam percakapan forum di Steam Discussion HITMAN 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa setiap maksim yang dilanggar memunculkan implikasi tersendiri dan percakapan pun berubah menjadi perdebatan yang toksik diantara para pengguna yang pro dan kontra. Selama Epic Games masih membuka pintu bagi para pengembang gim untuk release eksklusif di aplikasi peluncur mereka, perdebatan toksik tidak akan berhenti.","PeriodicalId":307839,"journal":{"name":"CoverAge: Journal of Strategic Communication","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121279595","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}