Moh. Syahri Sauma, Komunikasi Teraupetik, Nabil Muhammad, Saw Pendahuluan, September 2022 – Februari
{"title":"Komunikasi Teraupetik di Era Nabi Muhammad SAW","authors":"Moh. Syahri Sauma, Komunikasi Teraupetik, Nabil Muhammad, Saw Pendahuluan, September 2022 – Februari","doi":"10.61088/annida.v11i1.435","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Komunikasi teraupetik merupakan salah satu bagian komunikasi efektif sering dipakai oleh seorang praktisi kesehatan jiwa, untuk mengobati pasien. Dan setiap dokter/perawat memiliki strateginya masing-masing dalam menerapakan komunikasi teraupetik kepada klien-nya. \n Berbicara komunikasi teraupetik di zaman Rasulullah istilah tersebut masih belum ada di zaman Rasulullah SAW. Namun secara parktiknya kegiatan komunikasi teraupetik sudah pernah dilakukan bahkan dicontohkan oleh Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam. Mengingat Nabi Muhammad SAW selain diutus sebagai rosul juga sekaligus menjadi uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagi ummatnya. \n Hasil penelitian ini, bahwa Nabi Muhammad SAW melalui komunikasi telah memberikan bimbingan berupa doa-doa khusus untuk mengokohkan keimanan seseorang agar dijauhkan dari penyakit syubhat dan syahwat. Bimbingan berupa doa-doa itulah yang kemudian dikategorikan sebagai kegiatan ber-komunikasi teraupetik. Dan selain itu upaya yang dilakukan Rasulullah dalam rangka memperbaiki kondisi emosional mereka yang terkena penyakit gangguan jiwa. Ada empat yang dilakukan beliau ketika berinteraksi dengan mad’u antara lain sebagai berikut: Pertama: Membaca/ memperdengarkan al-qur’an. Kedua: Sholat, Ketiga: Dzikir, Keempat: Do’a.","PeriodicalId":123362,"journal":{"name":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.61088/annida.v11i1.435","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Komunikasi teraupetik merupakan salah satu bagian komunikasi efektif sering dipakai oleh seorang praktisi kesehatan jiwa, untuk mengobati pasien. Dan setiap dokter/perawat memiliki strateginya masing-masing dalam menerapakan komunikasi teraupetik kepada klien-nya.
Berbicara komunikasi teraupetik di zaman Rasulullah istilah tersebut masih belum ada di zaman Rasulullah SAW. Namun secara parktiknya kegiatan komunikasi teraupetik sudah pernah dilakukan bahkan dicontohkan oleh Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam. Mengingat Nabi Muhammad SAW selain diutus sebagai rosul juga sekaligus menjadi uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagi ummatnya.
Hasil penelitian ini, bahwa Nabi Muhammad SAW melalui komunikasi telah memberikan bimbingan berupa doa-doa khusus untuk mengokohkan keimanan seseorang agar dijauhkan dari penyakit syubhat dan syahwat. Bimbingan berupa doa-doa itulah yang kemudian dikategorikan sebagai kegiatan ber-komunikasi teraupetik. Dan selain itu upaya yang dilakukan Rasulullah dalam rangka memperbaiki kondisi emosional mereka yang terkena penyakit gangguan jiwa. Ada empat yang dilakukan beliau ketika berinteraksi dengan mad’u antara lain sebagai berikut: Pertama: Membaca/ memperdengarkan al-qur’an. Kedua: Sholat, Ketiga: Dzikir, Keempat: Do’a.