Pub Date : 2023-03-09DOI: 10.61088/annida.v11i2.563
Mashud
Kajian komunikasi al-Qur’an dengan berbagai variannya telah banyak dilakukan oleh para ilmuan komunikasi yang memiliki background ilmu keislaman. Namun demikian kajian komunikasi intrapersonal perspektif Al-Qur’an belum banyak yang melakukan. Atas dasar itulah tulisan ini menjadi urgen dan memiliki ciri khas tersendiri dibanding karya lainnya. Karya ini mencoba melakukan eksplorasi teori dan konsep komunikasi intrapersonal menurut pandangan al-Qur’an dan konsep komunikasi intrapersonal menurut ilmuan komunikasi dan berikutnya akan dikaji keterkaitan atau hubungan keduanya. Kajian komunikasi intrapersonal perspektif al-Qur’an ini sebenarnya merupakan bagian dari kajian komunikasi lainnya dengan sudut pandang al-Qur’an sebagai critical thinkingnya. Dalam kajian komunikasi dengan berbagai variannya dalam perspektif al-Qur’an dikenal istilah komunikologi al-Qur’an yaitu sebuah upaya mengkaji berbagai bidang keilmuan komunikasi perspektif al-Qur’an. Diantara hasil riset keilmuan komunikasi intrapersonal perspektif al-Qur’an ini antara lain Pertama, konsep al-Quran ; hati atau immaterial sebagai pusat kendali seluruh jiwa memberi stimuli pada indera pendengaran dan penglihatan tahu material dan menghasilkan pikiran. Kedua, konsep barat atau ilmuwan komunikasi; komunikasi dengan diri sendiri, dengan proses sensasi, asosiasi, resepsi, memori, dan berpikir. Ketiga, keterkaitan ; konsep al-Quran memulai komunikasi dari hati sebagai pusat kendali, namun pada konsep barat dimulai dari sensasi yang menghadirkan stimuli dari luar. Kedua konsep memiliki kesamaan di hasil akhir yaitu berpikir.
{"title":"Komunikasi Intrapersonal Perspektif al-Qur’an ; Sebuah kajian Komunikologi Al-Qur’an","authors":"Mashud","doi":"10.61088/annida.v11i2.563","DOIUrl":"https://doi.org/10.61088/annida.v11i2.563","url":null,"abstract":"Kajian komunikasi al-Qur’an dengan berbagai variannya telah banyak dilakukan oleh para ilmuan komunikasi yang memiliki background ilmu keislaman. Namun demikian kajian komunikasi intrapersonal perspektif Al-Qur’an belum banyak yang melakukan. Atas dasar itulah tulisan ini menjadi urgen dan memiliki ciri khas tersendiri dibanding karya lainnya. Karya ini mencoba melakukan eksplorasi teori dan konsep komunikasi intrapersonal menurut pandangan al-Qur’an dan konsep komunikasi intrapersonal menurut ilmuan komunikasi dan berikutnya akan dikaji keterkaitan atau hubungan keduanya. \u0000Kajian komunikasi intrapersonal perspektif al-Qur’an ini sebenarnya merupakan bagian dari kajian komunikasi lainnya dengan sudut pandang al-Qur’an sebagai critical thinkingnya. Dalam kajian komunikasi dengan berbagai variannya dalam perspektif al-Qur’an dikenal istilah komunikologi al-Qur’an yaitu sebuah upaya mengkaji berbagai bidang keilmuan komunikasi perspektif al-Qur’an. \u0000Diantara hasil riset keilmuan komunikasi intrapersonal perspektif al-Qur’an ini antara lain Pertama, konsep al-Quran ; hati atau immaterial sebagai pusat kendali seluruh jiwa memberi stimuli pada indera pendengaran dan penglihatan tahu material dan menghasilkan pikiran. Kedua, konsep barat atau ilmuwan komunikasi; komunikasi dengan diri sendiri, dengan proses sensasi, asosiasi, resepsi, memori, dan berpikir. Ketiga, keterkaitan ; konsep al-Quran memulai komunikasi dari hati sebagai pusat kendali, namun pada konsep barat dimulai dari sensasi yang menghadirkan stimuli dari luar. Kedua konsep memiliki kesamaan di hasil akhir yaitu berpikir.","PeriodicalId":123362,"journal":{"name":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126486858","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-09DOI: 10.61088/annida.v11i2.561
Alim Puspianto
Perkembangan teknologi internet telah membentuk ruang maya atau virtual. Dimana sistem internet yang saling terkoneksi telah menciptakan ranah virtual global. Yaitu suatu ruang dan dunia baru yang sifatnya maya atau cyberspace, namun dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan umat manusia. Baik kebutuhan informasi, ekonomi, sosial politik, budaya dan berbagai kebutuhan lainnya. Kehadiran internet dengan cyberspace telah menyajikan sebuah relaita masyarakat baru (cyber sosiety). Ruang cyber juga telah memperluas sarana untuk meningkatkan tata kelola umum dan kesejahteraan rakyat secara global. Begitu juga realita kehidupan nyata yang nyaris tergantikan dengan kehidupan maya cyber society. Satu aspek perkembangan tenologi internet yang sangat terasa percepatan perkembangan dan dampaknya dalam relaita kehidupan masyarakat cyber adalah media sosial. Karena mau kita sadari atau tidak atmosfer kehidupan masyarakat modern yang notabene merupakan masyarakat cyber sangat terpengaruh oleh hiruk pikuk perkembangan media sosial yang ada. Bahkan keberadaan media sosial tersebut telah mengantarkan dan merubah “wajah” baru tatanan masyarakat. Ditambah lagi dengan perkembangan yang cangat cepat beberapa media sosial seperti Youtube, Facebook, Instagram, Twiter, Line dan lain sebaginya. Hal itu benar benar mampu membuat sebuah tatanan dunia baru. Dimana interaksi dan hubungan antar manusia modern tidak hanya berada di dunia nyata saja tetapi keberadaan ruang maya menjadi sebuah fenomena yang sangat luar biasa. Dalam tulisan ini penulis memaparkan tentang eksistensi dan realita media sosial dalam kehidupan cyber society. Dari pembahasan yang disajikan, penulis menyimpulkan bahwa relaita kehidupan masyarakat cyber sangat dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di media sosial. Keberadaan media sosial sangat terasa dalam realita kehidupan masyarakat cyber. Karena media sosial menjadi ruang hidup yang merupakan bagian tak terpisahkan dari cyber society. Dunia media sosial seolah olah mampu memutar balikkan realita kehidupan. Yaitu kehidupan nyata seolah tergantikan dengan hiruk pikuk dan warna warni kehidupan media sosial dengan pernak pernik di dalamnya. Bahkan bisa dikatakan bahwa media sosial menjadi salah satu barometer dan pedoman dalam kehidupan cyber society.
{"title":"REALITA MEDIA SOSIAL DALAM KEHIDUPAN CYBER SOCIETY","authors":"Alim Puspianto","doi":"10.61088/annida.v11i2.561","DOIUrl":"https://doi.org/10.61088/annida.v11i2.561","url":null,"abstract":"Perkembangan teknologi internet telah membentuk ruang maya atau virtual. Dimana sistem internet yang saling terkoneksi telah menciptakan ranah virtual global. Yaitu suatu ruang dan dunia baru yang sifatnya maya atau cyberspace, namun dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan umat manusia. Baik kebutuhan informasi, ekonomi, sosial politik, budaya dan berbagai kebutuhan lainnya. Kehadiran internet dengan cyberspace telah menyajikan sebuah relaita masyarakat baru (cyber sosiety). Ruang cyber juga telah memperluas sarana untuk meningkatkan tata kelola umum dan kesejahteraan rakyat secara global. Begitu juga realita kehidupan nyata yang nyaris tergantikan dengan kehidupan maya cyber society. \u0000Satu aspek perkembangan tenologi internet yang sangat terasa percepatan perkembangan dan dampaknya dalam relaita kehidupan masyarakat cyber adalah media sosial. Karena mau kita sadari atau tidak atmosfer kehidupan masyarakat modern yang notabene merupakan masyarakat cyber sangat terpengaruh oleh hiruk pikuk perkembangan media sosial yang ada. Bahkan keberadaan media sosial tersebut telah mengantarkan dan merubah “wajah” baru tatanan masyarakat. Ditambah lagi dengan perkembangan yang cangat cepat beberapa media sosial seperti Youtube, Facebook, Instagram, Twiter, Line dan lain sebaginya. Hal itu benar benar mampu membuat sebuah tatanan dunia baru. Dimana interaksi dan hubungan antar manusia modern tidak hanya berada di dunia nyata saja tetapi keberadaan ruang maya menjadi sebuah fenomena yang sangat luar biasa. \u0000Dalam tulisan ini penulis memaparkan tentang eksistensi dan realita media sosial dalam kehidupan cyber society. Dari pembahasan yang disajikan, penulis menyimpulkan bahwa relaita kehidupan masyarakat cyber sangat dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di media sosial. Keberadaan media sosial sangat terasa dalam realita kehidupan masyarakat cyber. Karena media sosial menjadi ruang hidup yang merupakan bagian tak terpisahkan dari cyber society. Dunia media sosial seolah olah mampu memutar balikkan realita kehidupan. Yaitu kehidupan nyata seolah tergantikan dengan hiruk pikuk dan warna warni kehidupan media sosial dengan pernak pernik di dalamnya. Bahkan bisa dikatakan bahwa media sosial menjadi salah satu barometer dan pedoman dalam kehidupan cyber society.","PeriodicalId":123362,"journal":{"name":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125098561","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-09DOI: 10.61088/annida.v11i2.560
Moh Syahri Sauma
Sosok Sultan Muhammad II adalah seorang Khilafah Utsmaniyah, memerintah hampir selama tiga puluh tahun yang diwarnai dengan kemuliaan dan kebaikan bagi kaum muslimin. Ia memiliki amanah menjadi Sultan Utsmani setelah menggantikan ayahnya, Muhammad I yang telah wafat pada tanggal 16 Muharram 855 H, bertepatan dengan 18 Februari 1451 M. Ketika itu Muhammad II masih menginjak umur 22 tahun. Sejak masa kecilnya memiliki keunggulan dalam menyerap dan menangkap ilmu pengetahuan. Ia memiliki pengetahuan yang luas, khususnya dalam bidang Bahasa, serta memiliki kecenderungan besar terhadap buku-buku sejarah. Inilah yang membuatnya menjadi sosok seorang pemimpin pasukan muslimin yang memiliki keahlian urusan manajemen, administrasi negara, penguasaan medan dan ahli strategi perang. Keunggulan akhlaknya terhadap Syariat Islam membuatnya memiliki sikap bijaksana, pemberani, suka memberi, dan rela berkorban, demi membela akidah dan syariat. Semua itu dilakukan dengan mengharapkan pahala dari Allah. Pada sistem kepemimpinan yang diterapkan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih dulu, memajukan negaranya, beliau membuat berbagai macam uandang-undang, sehingga ia mampu mengatur masalah-masalah administrasi lokal didalam negerinya. Undang-undang itu bersumber dari syariat yang bijaksana, Sultan membentuk panitia yang terdiri dari ulama pilihan untuk membimbing pembuatan undang-undang yang disebut Qabun Namah, yang bersumber dari syariat Islam yang mulia. Dia menjadikannya sebagai dasar negaranya. Dalam bidang dakwah adalah sistem dakwah yang beliu terapkan, seperti dakwah lewat kekuasaan, Sultan Muhammad Al-Fatih selaku da’i atau pemimpin dalam ekspedisi pengepungan Kota Konstantinopel mempunyai kendali penuh untuk meramu srategi-strategi dakwah yang akan dilancarkan, salah satunya melalui kekuasaan yang ia pegang. Kemudian dakwah Sultan Muhammad Al-Fatih selanjutnya yaitu dengan Mau’izzah Hasanah atau kita kenal dengan nasihat-nasihat yang baik, Sultan Muhammad Al-Fatih sangat menyadari bahwa selain ia harus menempa dirinya sebagai sebaik-baiknya pemimpin, ia pun harus menjadikan pasukannya sebaik-baiknya pasukan.
苏丹穆罕默德二世(Sultan Muhammad II)是一个Utsmaniyah的哈里发国,统治了将近三十年,统治的时间充满了穆斯林的荣耀和善良。他的父亲穆罕默德一世于公元1451年2月18日去世,当时穆罕默德二世22岁。从童年起,他就擅长吸收和捕捉科学。他有广泛的知识,特别是在语言方面,他对历史书有很大的倾向。这就是为什么他成为穆斯林军队的领袖,拥有管理、管理、地形掌握和战争战略家的技能。他对伊斯兰教的最终优势使他有智慧、勇敢、奉献和自我牺牲,以保卫阿基达和苏阿特。这一切都是为了得到上帝的奖赏。在苏丹穆罕默德·法蒂赫(Muhammad Al-Fatih)首先实施的领导制度中,他制定了各种各样的法案,以便在国内安排地方行政事务。该法律源于一个明智的工会,苏丹成立了一个由神职人员组成的委员会来指导一项名为Qabun Namah (Qabun Namah)的法律。他把它作为他国家的基础。在"大华"运动中,不同于"大华"的是一种不同于"大华"的不同的帝国然后苏丹穆罕默德·法蒂赫(dakwah Sultan Al-Fatih)带着茂伊扎·哈萨纳(muizzah Hasanah)的好建议,非常清楚,苏丹穆罕默德·法蒂赫(Muhammad Al-Fatih)不仅要把自己塑造成一个优秀的领袖,还必须让他的军队变得更好。
{"title":"DAKWAH DI MASA SULTAN MUHAMMAD AL-FATIH DINASTI TURKI USTMANI (Kajian Korelasi Ulama dan Umaro pada Masa Kepemimpinannya)","authors":"Moh Syahri Sauma","doi":"10.61088/annida.v11i2.560","DOIUrl":"https://doi.org/10.61088/annida.v11i2.560","url":null,"abstract":" \u0000Sosok Sultan Muhammad II adalah seorang Khilafah Utsmaniyah, memerintah hampir selama tiga puluh tahun yang diwarnai dengan kemuliaan dan kebaikan bagi kaum muslimin. Ia memiliki amanah menjadi Sultan Utsmani setelah menggantikan ayahnya, Muhammad I yang telah wafat pada tanggal 16 Muharram 855 H, bertepatan dengan 18 Februari 1451 M. Ketika itu Muhammad II masih menginjak umur 22 tahun. \u0000Sejak masa kecilnya memiliki keunggulan dalam menyerap dan menangkap ilmu pengetahuan. Ia memiliki pengetahuan yang luas, khususnya dalam bidang Bahasa, serta memiliki kecenderungan besar terhadap buku-buku sejarah. Inilah yang membuatnya menjadi sosok seorang pemimpin pasukan muslimin yang memiliki keahlian urusan manajemen, administrasi negara, penguasaan medan dan ahli strategi perang. Keunggulan akhlaknya terhadap Syariat Islam membuatnya memiliki sikap bijaksana, pemberani, suka memberi, dan rela berkorban, demi membela akidah dan syariat. Semua itu dilakukan dengan mengharapkan pahala dari Allah. \u0000Pada sistem kepemimpinan yang diterapkan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih dulu, memajukan negaranya, beliau membuat berbagai macam uandang-undang, sehingga ia mampu mengatur masalah-masalah administrasi lokal didalam negerinya. Undang-undang itu bersumber dari syariat yang bijaksana, Sultan membentuk panitia yang terdiri dari ulama pilihan untuk membimbing pembuatan undang-undang yang disebut Qabun Namah, yang bersumber dari syariat Islam yang mulia. Dia menjadikannya sebagai dasar negaranya. \u0000Dalam bidang dakwah adalah sistem dakwah yang beliu terapkan, seperti dakwah lewat kekuasaan, Sultan Muhammad Al-Fatih selaku da’i atau pemimpin dalam ekspedisi pengepungan Kota Konstantinopel mempunyai kendali penuh untuk meramu srategi-strategi dakwah yang akan dilancarkan, salah satunya melalui kekuasaan yang ia pegang. Kemudian dakwah Sultan Muhammad Al-Fatih selanjutnya yaitu dengan Mau’izzah Hasanah atau kita kenal dengan nasihat-nasihat yang baik, Sultan Muhammad Al-Fatih sangat menyadari bahwa selain ia harus menempa dirinya sebagai sebaik-baiknya pemimpin, ia pun harus menjadikan pasukannya sebaik-baiknya pasukan.","PeriodicalId":123362,"journal":{"name":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"152 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134072564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-09DOI: 10.61088/annida.v11i2.549
Mohamad Nur Fuad
Penelitian ini punya beberapa alasan : (1) Surah al-A’la mengandung materi dakwah yang sistematis dan metode dakwah yang menarik (2) Penelitian terdahulu tentang materi dan metode dakwah dalam surah al-A’la dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya wahbah al-Zuhailî belum penulis temukan, (3) materi dan metode dakwah dalam Surah al-A’la memberikan kontribusi positif kepada petugas dakwah dan akedemisi dakwah (4) Secara ideologis, Nabi Muhammad SAW membaca surah tersebut pada shalat jumat. Tujuan penelitian ini untuk menemukan materi dan metode dakwah yang difokuskan pada Surah al-A’la dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî. Sumber primer penelitian ini adalah kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî. Sumber sekunder berupa jurnal yang terkait dengan judul di atas, kitab-kitab tafsir lain yang relevan, dan buku-buku dakwah yang ditulis oleh sarjana muslim terdahulu dan sekarang. Kitab-kitab dan buku-buku tersebut dikaji dengan metode content analysis dan interpretasi kemudian ditarik kesimpulan tentang materi dan metode dakwah dalam Surah al-A’la dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî.
{"title":"STUDI SURAH AL-A’LA TENTANG MATERI DAN METODE DAKWAH DALAM KITAB AL-TAFSÎR AL-MUNÎR KARYA WAHBAH AL-ZUHAILÎ.","authors":"Mohamad Nur Fuad","doi":"10.61088/annida.v11i2.549","DOIUrl":"https://doi.org/10.61088/annida.v11i2.549","url":null,"abstract":"Penelitian ini punya beberapa alasan : (1) Surah al-A’la mengandung materi dakwah yang sistematis dan metode dakwah yang menarik (2) Penelitian terdahulu tentang materi dan metode dakwah dalam surah al-A’la dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya wahbah al-Zuhailî belum penulis temukan, (3) materi dan metode dakwah dalam Surah al-A’la memberikan kontribusi positif kepada petugas dakwah dan akedemisi dakwah (4) Secara ideologis, Nabi Muhammad SAW membaca surah tersebut pada shalat jumat. \u0000Tujuan penelitian ini untuk menemukan materi dan metode dakwah yang difokuskan pada Surah al-A’la dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî. \u0000Sumber primer penelitian ini adalah kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî. Sumber sekunder berupa jurnal yang terkait dengan judul di atas, kitab-kitab tafsir lain yang relevan, dan buku-buku dakwah yang ditulis oleh sarjana muslim terdahulu dan sekarang. \u0000Kitab-kitab dan buku-buku tersebut dikaji dengan metode content analysis dan interpretasi kemudian ditarik kesimpulan tentang materi dan metode dakwah dalam Surah al-A’la dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî.","PeriodicalId":123362,"journal":{"name":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116936061","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-09DOI: 10.61088/annida.v11i2.562
Rudi Trianto, Stai Luqman, Al-Hakim Surabaya, Jurnal Komunikasi, Penyiaran Islam, S. Bradshaw, P. N. Howard
Buzzer merupakan individu atau kelompok yang memiliki kemampuan mempengaruhi opini publik melalui media sosial dengan cara membagikan konten-konten tertentu secara intensif dan sistematis. Fenomena buzzer semakin marak terjadi dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam konteks politik. Studi tentang buzzer sebagai komunikator politik bukan sebagai komunikator politik masih terus berlangsung. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan kajian secara teoritis tentang buzzer sebagai komunikator politik. Penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode analisis literatur atau studi pustaka sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian ini membahas dan menganalisis buzzer sebagai komunikator politik. Melalui tinjauan literatur, penelitian ini menguraikan konsep dasar tentang konsep dasar komunikator politik dan buzzer politik. Hasil analisis menunjukkan bahwa buzzer dapat dikategorikan sebagai komunikator politik karena mereka memiliki peran penting dalam mempengaruhi opini publik dan mempercepat penyebaran pesan politik melalui media sosial. Selain itu, buzzer juga memiliki kemampuan untuk membangun citra politik dan memobilisasi dukungan massa. Buzzer juga dikategorikan sebagai komunikator politik karena kegiatan mereka memenuhi kriteria sebagai komunikator politik, yakni memiliki kredibilitas (communicator credibility), mempunyai daya tarik (communicator attractiveness), memiliki kesamaan senasib seperasaan (communicator similarity), dan kekuatan (communicator power). Terdapat argumen yang menyatakan bahwa buzzer tidak sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai komunikator politik karena kegiatan mereka lebih bersifat promosi atau kampanye dibandingkan dengan proses komunikasi yang seimbang dan terbuka. Hal ini memerlukan penelitian lanjutan untuk memperdalam pemahaman mengenai fenomena buzzer sebagai komunikator politik.
{"title":"Buzzer sebagai Komunikator Politik","authors":"Rudi Trianto, Stai Luqman, Al-Hakim Surabaya, Jurnal Komunikasi, Penyiaran Islam, S. Bradshaw, P. N. Howard","doi":"10.61088/annida.v11i2.562","DOIUrl":"https://doi.org/10.61088/annida.v11i2.562","url":null,"abstract":"Buzzer merupakan individu atau kelompok yang memiliki kemampuan mempengaruhi opini publik melalui media sosial dengan cara membagikan konten-konten tertentu secara intensif dan sistematis. Fenomena buzzer semakin marak terjadi dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam konteks politik. Studi tentang buzzer sebagai komunikator politik bukan sebagai komunikator politik masih terus berlangsung. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan kajian secara teoritis tentang buzzer sebagai komunikator politik. \u0000Penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode analisis literatur atau studi pustaka sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian ini membahas dan menganalisis buzzer sebagai komunikator politik. Melalui tinjauan literatur, penelitian ini menguraikan konsep dasar tentang konsep dasar komunikator politik dan buzzer politik. \u0000Hasil analisis menunjukkan bahwa buzzer dapat dikategorikan sebagai komunikator politik karena mereka memiliki peran penting dalam mempengaruhi opini publik dan mempercepat penyebaran pesan politik melalui media sosial. Selain itu, buzzer juga memiliki kemampuan untuk membangun citra politik dan memobilisasi dukungan massa. Buzzer juga dikategorikan sebagai komunikator politik karena kegiatan mereka memenuhi kriteria sebagai komunikator politik, yakni memiliki kredibilitas (communicator credibility), mempunyai daya tarik (communicator attractiveness), memiliki kesamaan senasib seperasaan (communicator similarity), dan kekuatan (communicator power). \u0000Terdapat argumen yang menyatakan bahwa buzzer tidak sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai komunikator politik karena kegiatan mereka lebih bersifat promosi atau kampanye dibandingkan dengan proses komunikasi yang seimbang dan terbuka. Hal ini memerlukan penelitian lanjutan untuk memperdalam pemahaman mengenai fenomena buzzer sebagai komunikator politik.","PeriodicalId":123362,"journal":{"name":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115723824","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-09DOI: 10.61088/annida.v11i2.564
Penyiaran Islam
Dakwah merupakan tugas terbesar kaum musimin yang mesti ditunaikan. Banyak diantara kaum muslim yang memahami dakwah sebagai Tabligh (Ceramah). Memahami dakwah hanya dengan perspektif tabligh, selain tidak tepat juga dapat menggambarkan hakikat dakwah dalam arti yang sebenarnya. Karena itu, perlu pengembangan paradigma dakwah, yang salah satunya adalah dakwah politik. Namun, selama ini antara dakwah dan politiik sering dikotomikan, sehingga keduanya sulit bertemu dalam jalinan yang sinergis-positif. Peneliti menemukan lima kelompok ayat kisah yang menunjukan dakwah politik. Melalui penafsiran Sayyid Quthb dalam Fii Zhilalil Qur’an. Ada beberapa hasil yang didapat, yaitu al-qur’an benar-benar mendukung aktifitas dakwah politik, ada tiag bentuk dakwah politik, pertama dakwah kepada pemilik kekuasaan, dakwah pemilik kekuasaan kepada rakyat, dan dakwah pemilik kekuasaan kepada sesama pemilik kekuasaan. Ada beberapa kualifikasi da’I dalam dakwah politik yang mesti dipenuhi. Selain itu, ada ditemukan konsep dakwah politik yang dapat dijalankan, yaitu konnsep dakwah Bil hikmah, wal mauidzatul hasanah, dan wajadilhum billati hiyya ahsan. Al-Qur’an memberikan panduan tentang etika komunikasi dalam menjalankan dakwah politik, yaitu menyampaikan dengan lemah lembut dan perkataan-perkataan yang baik.
{"title":"Konsep Komunikasi Dakwah dalam Al Qur’an (Dakwah Politik Ayat-ayat Al-Qur’an dalam Tafsir Fii zhilalil Qur’an karya Syekh Sayyid Quthb)","authors":"Penyiaran Islam","doi":"10.61088/annida.v11i2.564","DOIUrl":"https://doi.org/10.61088/annida.v11i2.564","url":null,"abstract":"Dakwah merupakan tugas terbesar kaum musimin yang mesti ditunaikan. Banyak diantara kaum muslim yang memahami dakwah sebagai Tabligh (Ceramah). Memahami dakwah hanya dengan perspektif tabligh, selain tidak tepat juga dapat menggambarkan hakikat dakwah dalam arti yang sebenarnya. Karena itu, perlu pengembangan paradigma dakwah, yang salah satunya adalah dakwah politik. Namun, selama ini antara dakwah dan politiik sering dikotomikan, sehingga keduanya sulit bertemu dalam jalinan yang sinergis-positif. \u0000 Peneliti menemukan lima kelompok ayat kisah yang menunjukan dakwah politik. Melalui penafsiran Sayyid Quthb dalam Fii Zhilalil Qur’an. Ada beberapa hasil yang didapat, yaitu al-qur’an benar-benar mendukung aktifitas dakwah politik, ada tiag bentuk dakwah politik, pertama dakwah kepada pemilik kekuasaan, dakwah pemilik kekuasaan kepada rakyat, dan dakwah pemilik kekuasaan kepada sesama pemilik kekuasaan. Ada beberapa kualifikasi da’I dalam dakwah politik yang mesti dipenuhi. Selain itu, ada ditemukan konsep dakwah politik yang dapat dijalankan, yaitu konnsep dakwah Bil hikmah, wal mauidzatul hasanah, dan wajadilhum billati hiyya ahsan. Al-Qur’an memberikan panduan tentang etika komunikasi dalam menjalankan dakwah politik, yaitu menyampaikan dengan lemah lembut dan perkataan-perkataan yang baik.","PeriodicalId":123362,"journal":{"name":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128020008","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-05DOI: 10.61088/annida.v11i1.436
Mohamad Nur Fuad
Penelitian ini punya beberapa alasan: (1) Surah Yâsîn mengandung materi dakwah yang sistematis dan metode dakwah yang menarik (2) Penelitian terdahulu tentang materi dan metode dakwah dalam surah Yâsîn dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya wahbah al-Zuhailî belum penulis temukan, (3) materi dan metode dakwah dalam Surah Yâsîn memberikan kontribusi positif kepada petugas dakwah dan akedemisi dakwah (4) Secara ideologis, Nabi Muhammad SAW menjelaskan adanya banyak keutamaan surah Yâsîn bagi orang yang membacanya. Tujuan penelitian ini untuk menemukan materi dan metode dakwah yang difokuskan pada Surah Yâsîn dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî. Sumber primer penelitian ini adalah kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî. Sumber sekunder berupa jurnal yang terkait dengan judul di atas, kitab-kitab tafsir lain yang relevan, dan buku-buku dakwah yang ditulis oleh sarjana muslim terdahulu dan sekarang. Kitab-kitab dan buku-buku tersebut dikaji dengan metode content analysis dan interpretasi kemudian ditarik kesimpulan tentang materi dan metode dakwah dalam Surah Yâsîn dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî.
{"title":"Studi Surah Yâsîn tentang Materi dan Metode Dakwah dalam Kitab al-tafsîr al-munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî","authors":"Mohamad Nur Fuad","doi":"10.61088/annida.v11i1.436","DOIUrl":"https://doi.org/10.61088/annida.v11i1.436","url":null,"abstract":"Penelitian ini punya beberapa alasan: (1) Surah Yâsîn mengandung materi dakwah yang sistematis dan metode dakwah yang menarik (2) Penelitian terdahulu tentang materi dan metode dakwah dalam surah Yâsîn dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya wahbah al-Zuhailî belum penulis temukan, (3) materi dan metode dakwah dalam Surah Yâsîn memberikan kontribusi positif kepada petugas dakwah dan akedemisi dakwah (4) Secara ideologis, Nabi Muhammad SAW menjelaskan adanya banyak keutamaan surah Yâsîn bagi orang yang membacanya. \u0000Tujuan penelitian ini untuk menemukan materi dan metode dakwah yang difokuskan pada Surah Yâsîn dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî. \u0000Sumber primer penelitian ini adalah kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî. Sumber sekunder berupa jurnal yang terkait dengan judul di atas, kitab-kitab tafsir lain yang relevan, dan buku-buku dakwah yang ditulis oleh sarjana muslim terdahulu dan sekarang. \u0000Kitab-kitab dan buku-buku tersebut dikaji dengan metode content analysis dan interpretasi kemudian ditarik kesimpulan tentang materi dan metode dakwah dalam Surah Yâsîn dalam kitab al-Tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî.","PeriodicalId":123362,"journal":{"name":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125863377","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-05DOI: 10.61088/annida.v11i1.438
Rudi Trianto
Dakwah harus dikemas dengan berbagai sarana, tidak haya dengan cara bertatap muka. Agar dakwah tidak terbatas ruang dan waktu saja. Berdakwah dapat dilakukan melaui media cetak atau yang sering disebut dengan dakwah Bil qolam yaitu saran dan metode menyampaiakan pesan-pesan dakwah kepada mad’u melalui media cetak salah satunya adalah buku. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apa Isi pesan aqidah Dalam Buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta ?, dan Apa Isi Pesan Akhlak Dalam Buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta ?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui isi pesan dakwah dan isi pesan aqidah dalam buku jika jika kita tak pernh jatuh cinta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analysis) yang bersifat kualitatif. Dengan menggunakan teknik dakwah didalam penelitian ini, penulis mengkategorikan isi pesan dakwah untuk mengetahui isi pesan dakwah dalam buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta Karya Alvi Syahrin. Berdasarkan hasil data yang diperoleh, Terdapat isi pesan Aqidah yang meliputi Tawakkal, Taqwa, Istiqamah dan Tauhid. Isi pesan Akhlaq diantaranya adalah Sabar, Ikhlas, Syukur Nikmat, Akhlak Baik dan Akhlak Tercela. Adapun pesan yang paling menonjol dalam buku ini adalah pesan aqidah, yang terdapat dalam pesan taqwa. Hal tersebut dikarenakan banyak anak muda saat ini mereka jauh dari nilai-nilai agama mereka sendiri. Berdakwah tidak hanya dilakukan dengan cara bertatap muka antara da’i dan mad’u, tetapi berdakwah juga dapat memanfaatkan media yang ada sebagai penunjang dari dakwah itu sendiri salaah satunya adalah dengan menggunakan buku, karena buku merupakan media dakwah yang cukup efektif.
Dakwah应该有各种各样的手段,而不是面对面的。所以布道不仅仅是空间和时间。有些布道可以通过印刷媒介或通常被称为“dakwah nu qolam”的媒体传播,也就是说,通过印刷媒介对“mad u”传达“dakwah”信息的建议和方法。至于这项研究的问题的公式,如果我们从未恋爱过,那么阿奇达信息的内容是什么?这项研究的目的是找出“传经”信息的内容,以及“阿基达”信息的内容,如果我们永远不会坠入爱河。本研究采用的方法是定性的内容分析方法。通过使用这项研究中的“传经”技术,作者对“传经”的内容进行了分类,以确定“传经”的内容,如果我们从未爱上Alvi Syahrin的作品。根据收集到的数据,包含了Aqidah信息的内容,其中包括Tawakkal、Taqwa、Istiqamah和Tauhid。其中最重要的是耐心、心甘情愿、感恩、恩惠、良好的道德和应受谴责的道德。至于这本书中最突出的信息是阿基达的信息,塔克瓦信息中包含的信息。这是因为今天许多年轻人背离了自己的宗教价值观。布道不仅是通过在达伊和马德之间的交流来进行的,还可以利用现有媒体作为自己的支持来进行宣传,因为书籍是一种非常有效的说教媒介。
{"title":"Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta Karya Alvi Syahrin","authors":"Rudi Trianto","doi":"10.61088/annida.v11i1.438","DOIUrl":"https://doi.org/10.61088/annida.v11i1.438","url":null,"abstract":"Dakwah harus dikemas dengan berbagai sarana, tidak haya dengan cara bertatap muka. Agar dakwah tidak terbatas ruang dan waktu saja. Berdakwah dapat dilakukan melaui media cetak atau yang sering disebut dengan dakwah Bil qolam yaitu saran dan metode menyampaiakan pesan-pesan dakwah kepada mad’u melalui media cetak salah satunya adalah buku. \u0000Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apa Isi pesan aqidah Dalam Buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta ?, dan Apa Isi Pesan Akhlak Dalam Buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta ?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui isi pesan dakwah dan isi pesan aqidah dalam buku jika jika kita tak pernh jatuh cinta. \u0000Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analysis) yang bersifat kualitatif. Dengan menggunakan teknik dakwah didalam penelitian ini, penulis mengkategorikan isi pesan dakwah untuk mengetahui isi pesan dakwah dalam buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta Karya Alvi Syahrin. Berdasarkan hasil data yang diperoleh, Terdapat isi pesan Aqidah yang meliputi Tawakkal, Taqwa, Istiqamah dan Tauhid. Isi pesan Akhlaq diantaranya adalah Sabar, Ikhlas, Syukur Nikmat, Akhlak Baik dan Akhlak Tercela. \u0000Adapun pesan yang paling menonjol dalam buku ini adalah pesan aqidah, yang terdapat dalam pesan taqwa. Hal tersebut dikarenakan banyak anak muda saat ini mereka jauh dari nilai-nilai agama mereka sendiri. Berdakwah tidak hanya dilakukan dengan cara bertatap muka antara da’i dan mad’u, tetapi berdakwah juga dapat memanfaatkan media yang ada sebagai penunjang dari dakwah itu sendiri salaah satunya adalah dengan menggunakan buku, karena buku merupakan media dakwah yang cukup efektif.","PeriodicalId":123362,"journal":{"name":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121425861","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-05DOI: 10.61088/annida.v11i1.468
Mashud
Secara historis Masjid dikenal sebagai pusat dakwah umat Islam. Rasulullah mengawali dakwahnya di Madinah juga bermarkas di Masjid. Dalam perkembangannya di berbagai belahan dunia Islam termasuk di Indonesia, di setiap kotanya dipastikan ada Masjid bersejarah sebagai tanda hadirnya Islam di kota tersebut. Demikian halnya dengan kota Surabaya, hadirnya Islam di kota Surabaya salah satunya ditandai dengan berdirinya Masjid Kembang Kuning di Surabaya. Tulisan ini merupakan varian hasil penelitian dengan ruang lingkup dakwah masjid di Surabaya. Bidang kajiannya pada Dakwah Masjid Tua dengan fokus kajian pada eksplorasi karakteristik Masjid Kembang Kuning di Surabaya. Keberadaan masjid kembang kuning Surabaya memiliki peran sebagai tempat aktivitas dakwah di wilayah kota Surabaya. Dalam perkembangannya Masjid kembang kuning menjadi tempat bersejarah dalam kajian dakwah Masjid di kota Surabaya. Diantara hasil penelitian dari karakteristik dakwah masjid Kembang Kuning menunjukkan bahwa Masjid Rahmat, sebagai Masjid yang berada di bawah naungan yayasan tidak terlepas dari peran organisasi yang mengaturnya. Apalagi Masjid Rahmat adalah salah satu Masjid tertua di Surabaya, karena sebelum Sunan Ampel pergi ke tanah Ampel yang sekarang ini, Sunan Ampel mendirikan Masjid Rahmat ini yang berada di Kembang Kuning. Sehingga dilihat dari sejarahnya Masjid ini adalah Masjid tertua di Surabaya. Tentunya Masjid ini menjadi tonggak sejarah Islam yang ada di Surabaya dalam menyampaikan syiar dakwahnya. Masjid yang digunakan wali dalam berdakwah dan menyampaikan risalah agama.
{"title":"DAKWAH MASJID TUA ; Eksplorasi Karakteristik Dakwah Masjid Kembang Kuning Surabaya","authors":"Mashud","doi":"10.61088/annida.v11i1.468","DOIUrl":"https://doi.org/10.61088/annida.v11i1.468","url":null,"abstract":"Secara historis Masjid dikenal sebagai pusat dakwah umat Islam. Rasulullah mengawali dakwahnya di Madinah juga bermarkas di Masjid. Dalam perkembangannya di berbagai belahan dunia Islam termasuk di Indonesia, di setiap kotanya dipastikan ada Masjid bersejarah sebagai tanda hadirnya Islam di kota tersebut. Demikian halnya dengan kota Surabaya, hadirnya Islam di kota Surabaya salah satunya ditandai dengan berdirinya Masjid Kembang Kuning di Surabaya. \u0000Tulisan ini merupakan varian hasil penelitian dengan ruang lingkup dakwah masjid di Surabaya. Bidang kajiannya pada Dakwah Masjid Tua dengan fokus kajian pada eksplorasi karakteristik Masjid Kembang Kuning di Surabaya. Keberadaan masjid kembang kuning Surabaya memiliki peran sebagai tempat aktivitas dakwah di wilayah kota Surabaya. Dalam perkembangannya Masjid kembang kuning menjadi tempat bersejarah dalam kajian dakwah Masjid di kota Surabaya. \u0000Diantara hasil penelitian dari karakteristik dakwah masjid Kembang Kuning menunjukkan bahwa Masjid Rahmat, sebagai Masjid yang berada di bawah naungan yayasan tidak terlepas dari peran organisasi yang mengaturnya. Apalagi Masjid Rahmat adalah salah satu Masjid tertua di Surabaya, karena sebelum Sunan Ampel pergi ke tanah Ampel yang sekarang ini, Sunan Ampel mendirikan Masjid Rahmat ini yang berada di Kembang Kuning. Sehingga dilihat dari sejarahnya Masjid ini adalah Masjid tertua di Surabaya. Tentunya Masjid ini menjadi tonggak sejarah Islam yang ada di Surabaya dalam menyampaikan syiar dakwahnya. Masjid yang digunakan wali dalam berdakwah dan menyampaikan risalah agama.","PeriodicalId":123362,"journal":{"name":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131881234","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-05DOI: 10.61088/annida.v11i1.435
Moh. Syahri Sauma, Komunikasi Teraupetik, Nabil Muhammad, Saw Pendahuluan, September 2022 – Februari
Komunikasi teraupetik merupakan salah satu bagian komunikasi efektif sering dipakai oleh seorang praktisi kesehatan jiwa, untuk mengobati pasien. Dan setiap dokter/perawat memiliki strateginya masing-masing dalam menerapakan komunikasi teraupetik kepada klien-nya. Berbicara komunikasi teraupetik di zaman Rasulullah istilah tersebut masih belum ada di zaman Rasulullah SAW. Namun secara parktiknya kegiatan komunikasi teraupetik sudah pernah dilakukan bahkan dicontohkan oleh Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam. Mengingat Nabi Muhammad SAW selain diutus sebagai rosul juga sekaligus menjadi uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagi ummatnya. Hasil penelitian ini, bahwa Nabi Muhammad SAW melalui komunikasi telah memberikan bimbingan berupa doa-doa khusus untuk mengokohkan keimanan seseorang agar dijauhkan dari penyakit syubhat dan syahwat. Bimbingan berupa doa-doa itulah yang kemudian dikategorikan sebagai kegiatan ber-komunikasi teraupetik. Dan selain itu upaya yang dilakukan Rasulullah dalam rangka memperbaiki kondisi emosional mereka yang terkena penyakit gangguan jiwa. Ada empat yang dilakukan beliau ketika berinteraksi dengan mad’u antara lain sebagai berikut: Pertama: Membaca/ memperdengarkan al-qur’an. Kedua: Sholat, Ketiga: Dzikir, Keempat: Do’a.
{"title":"Komunikasi Teraupetik di Era Nabi Muhammad SAW","authors":"Moh. Syahri Sauma, Komunikasi Teraupetik, Nabil Muhammad, Saw Pendahuluan, September 2022 – Februari","doi":"10.61088/annida.v11i1.435","DOIUrl":"https://doi.org/10.61088/annida.v11i1.435","url":null,"abstract":"Komunikasi teraupetik merupakan salah satu bagian komunikasi efektif sering dipakai oleh seorang praktisi kesehatan jiwa, untuk mengobati pasien. Dan setiap dokter/perawat memiliki strateginya masing-masing dalam menerapakan komunikasi teraupetik kepada klien-nya. \u0000 Berbicara komunikasi teraupetik di zaman Rasulullah istilah tersebut masih belum ada di zaman Rasulullah SAW. Namun secara parktiknya kegiatan komunikasi teraupetik sudah pernah dilakukan bahkan dicontohkan oleh Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam. Mengingat Nabi Muhammad SAW selain diutus sebagai rosul juga sekaligus menjadi uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagi ummatnya. \u0000 Hasil penelitian ini, bahwa Nabi Muhammad SAW melalui komunikasi telah memberikan bimbingan berupa doa-doa khusus untuk mengokohkan keimanan seseorang agar dijauhkan dari penyakit syubhat dan syahwat. Bimbingan berupa doa-doa itulah yang kemudian dikategorikan sebagai kegiatan ber-komunikasi teraupetik. Dan selain itu upaya yang dilakukan Rasulullah dalam rangka memperbaiki kondisi emosional mereka yang terkena penyakit gangguan jiwa. Ada empat yang dilakukan beliau ketika berinteraksi dengan mad’u antara lain sebagai berikut: Pertama: Membaca/ memperdengarkan al-qur’an. Kedua: Sholat, Ketiga: Dzikir, Keempat: Do’a.","PeriodicalId":123362,"journal":{"name":"An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124091332","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}