Pandangan Masyarakat mengenai Keberadaan Tinggalan Arkeologi di Kawasan Kota Lama Gorontalo

Irfanuddin Wahid Marzuki, Putra Kamajaya, Nurachman Iriyanto, Ajeng Wulandari
{"title":"Pandangan Masyarakat mengenai Keberadaan Tinggalan Arkeologi di Kawasan Kota Lama Gorontalo","authors":"Irfanuddin Wahid Marzuki, Putra Kamajaya, Nurachman Iriyanto, Ajeng Wulandari","doi":"10.24832/wln.v19i2.519","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kawasan Kota Lama Gorontalo memiliki banyak tinggalan arkeologi berupa bangunan-bangunan indis dan kolonial, yang saat ini mengalami ancaman karena perkembangan kota dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi masyarakat awam mengenai tinggalan-tinggalan arkeologi di kawasan Kota Lama Gorontalo. Banyaknya bangunan kolonial membuktikan kota Gorontalo telah ada dan berperan penting sejak lama masa kolonial. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan penalaran induktif. Tahap pengumpulan data memadukan antara studi pustaka dan pengamatan lapangan serta wawancara. Selain itu, untuk mendapatkan masukan dari para ahli dilakukan FGD yang melibatkan peneliti dari Balai Arkeologi, BPNB, akademisi, pemerintah daerah, guru, BPCB, dan professional. Hasil penelitian menunjukkan sebagian masyarakat masih ada yang belum mengetahui kawasan Kota Lama, meskipun mereka beraktivitas di kawasan tersebut. Upaya sosialisasi kepada masyarakat mengenai kawasan Kota Lama diperlukan sehingga masyarakat menyadari keberadaan kawasan Kota Lama dan potensi arkeologi yang dimilikinya, pelestarian serta pengembangan kawasan. Stakeholder atau pemangku kepentingan di kawasan Kota Lama Gorontalo dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu; pemain kunci (pemerintah), subjek (pemilik/pemakai), pendukung (akademisi, LSM, budayawan), dan pengikut lain (masyarakat umum). Masing-masing stakeholder (pemangku kepentingan) memiliki fungsi dan peran sendiri-sendiri, sehingga perlu dikoordinasi dan disinergikan agar sesuai dengan tujuan, yaitu pelestarian dan pengelolaan kawasan yang sesuai dengan kondisi sosial budaya Gorontalo. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk kegiatan penelitian ke depan mengenai pengelolaan kawasan baik oleh Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Utara, akademisi, maupun pihak Pemerintah Daerah.\n \nKota Lama Gorontalo has many archaeological remains indis and colonial buildings, which are currently experiencing threats due to urban and economic developments. This study aims to explore the general public's perception of archaeological remains in the Kota Lama Gorontalo. The number of colonial buildings in Gorontalo proves that Gorontalo has existed and played an important role since the long colonial period. This research is descriptive with inductive reasoning. The data collection combines literature study and field observations and interviews. In addition, to get input from experts, an FGD was conducted which involved researchers from the Balai Arkeologi, BPNB, academics, local government, teachers, BPCB, and professionals. The results showed that some people still do not know Kota Lama, even though they are active in this area. Socialization efforts to the public regarding Kota Lama are needed so that people are aware of the existence of Kota Lama and its archaeological potential, preservation and development of the area. Stakeholders in Kota Lama Gorontalo can be grouped into four, namely; key players (government), subjects (owners / users), supporters (academics, NGOs, cultural observers), and other followers (general public). Each stakeholder (stakeholder) has its own function and role, so it needs to be coordinated and synergized so that it is in accordance with the objectives, namely the preservation and management of the area in accordance with the socio-cultural conditions of Gorontalo. The results of this study can be used as the basis for future research activities regarding area management by the Balai Arkeologi Sulawesi Utara Province, academics, and the local government.","PeriodicalId":269396,"journal":{"name":"JURNAL WALENNAE","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL WALENNAE","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24832/wln.v19i2.519","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Kawasan Kota Lama Gorontalo memiliki banyak tinggalan arkeologi berupa bangunan-bangunan indis dan kolonial, yang saat ini mengalami ancaman karena perkembangan kota dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi masyarakat awam mengenai tinggalan-tinggalan arkeologi di kawasan Kota Lama Gorontalo. Banyaknya bangunan kolonial membuktikan kota Gorontalo telah ada dan berperan penting sejak lama masa kolonial. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan penalaran induktif. Tahap pengumpulan data memadukan antara studi pustaka dan pengamatan lapangan serta wawancara. Selain itu, untuk mendapatkan masukan dari para ahli dilakukan FGD yang melibatkan peneliti dari Balai Arkeologi, BPNB, akademisi, pemerintah daerah, guru, BPCB, dan professional. Hasil penelitian menunjukkan sebagian masyarakat masih ada yang belum mengetahui kawasan Kota Lama, meskipun mereka beraktivitas di kawasan tersebut. Upaya sosialisasi kepada masyarakat mengenai kawasan Kota Lama diperlukan sehingga masyarakat menyadari keberadaan kawasan Kota Lama dan potensi arkeologi yang dimilikinya, pelestarian serta pengembangan kawasan. Stakeholder atau pemangku kepentingan di kawasan Kota Lama Gorontalo dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu; pemain kunci (pemerintah), subjek (pemilik/pemakai), pendukung (akademisi, LSM, budayawan), dan pengikut lain (masyarakat umum). Masing-masing stakeholder (pemangku kepentingan) memiliki fungsi dan peran sendiri-sendiri, sehingga perlu dikoordinasi dan disinergikan agar sesuai dengan tujuan, yaitu pelestarian dan pengelolaan kawasan yang sesuai dengan kondisi sosial budaya Gorontalo. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk kegiatan penelitian ke depan mengenai pengelolaan kawasan baik oleh Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Utara, akademisi, maupun pihak Pemerintah Daerah.   Kota Lama Gorontalo has many archaeological remains indis and colonial buildings, which are currently experiencing threats due to urban and economic developments. This study aims to explore the general public's perception of archaeological remains in the Kota Lama Gorontalo. The number of colonial buildings in Gorontalo proves that Gorontalo has existed and played an important role since the long colonial period. This research is descriptive with inductive reasoning. The data collection combines literature study and field observations and interviews. In addition, to get input from experts, an FGD was conducted which involved researchers from the Balai Arkeologi, BPNB, academics, local government, teachers, BPCB, and professionals. The results showed that some people still do not know Kota Lama, even though they are active in this area. Socialization efforts to the public regarding Kota Lama are needed so that people are aware of the existence of Kota Lama and its archaeological potential, preservation and development of the area. Stakeholders in Kota Lama Gorontalo can be grouped into four, namely; key players (government), subjects (owners / users), supporters (academics, NGOs, cultural observers), and other followers (general public). Each stakeholder (stakeholder) has its own function and role, so it needs to be coordinated and synergized so that it is in accordance with the objectives, namely the preservation and management of the area in accordance with the socio-cultural conditions of Gorontalo. The results of this study can be used as the basis for future research activities regarding area management by the Balai Arkeologi Sulawesi Utara Province, academics, and the local government.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
人们对古城市戈隆塔洛地区考古学遗迹的看法
哥伦塔洛旧城拥有许多印加和殖民建筑的考古遗迹,由于城市和经济的发展,这些建筑现在正受到威胁。这项研究旨在探讨普通民众对古拉格塔洛地区考古遗址的看法。许多殖民建筑证明了哥伦塔洛市一直存在,并发挥了重要作用。本研究采用归纳推理为描述性研究。库研究与实地观察和访谈的整合数据收集阶段。此外,为从考古大厅、BPNB、学者、地方政府、教师、BPCB和专业人员那里获得FGD专家的意见。研究表明,尽管有一些人在该地区活动,但仍有一些人对旧城市地区知之甚少。需要公社对旧城地区的社会化努力,让人们认识到旧城地区的存在及其考古潜力,该地区的保护和发展。在旧城戈隆塔洛地区的利益相关者或利益相关者可以被分为四类:主要参与者(政府)、臣民(使用者)、支持者(学者、非政府组织、文化工作者)和其他追随者(公众)。每个利益相关者都有自己的作用和作用,因此需要协调和平衡以符合符合戈隆塔洛社会文化条件的区域的保护和管理。这项研究为北苏拉威西省考古大厅、学术界和地方当局未来的研究活动提供了基础。旧城Gorontalo有许多考古学上的遗迹和殖民地建筑,这是最近在城市和经济开发领域经历的威胁。这项研究将探讨在古戈隆塔洛古城对考古的理解。殖民地建筑的编号证明,那个家伙在漫长的殖民时期就存在并填补了一个重要的角色。这个研究描述了宽容的理性。收集数据组合文学研究和现场观察和面试。另外,为了从考官那里得到输入,一项FGD是由考古大厅、BPNB、学术界、当地政府、教师、BPCB和专业人员引入的。一些人指出,有些人仍然不认识这个古老的城市,即使他们在这个地区活跃。公众对旧城的尊重在社会上是必要的,所以人们对旧城的存在和其考古潜力、对该地区的保护和发展有所了解。在旧城哥伦塔洛的势力范围内,可以被分成四队,纳梅尔;重要球员、目标、供应商、学术界、NGOs、文化观察者和其他关注者。每一个利益相关者都有自己的功能和角色,所以它需要协调和协调,这样它就与目标相协调,利用与Gorontalo社会文化条件相协调的区域的保护和管理。这项研究的结果可以用作北省苏拉威西考古学府、学府和当地政府管理的未来研究基地。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Penggambaran Qilin pada Mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede: Kajian Arkeologi Seni INVESTIGATION OF THE EARLY TRACES OF PEPPER TRADING IN BANTEN AREA, WEST JAVA Pandangan Masyarakat mengenai Keberadaan Tinggalan Arkeologi di Kawasan Kota Lama Gorontalo Perbandingan Morfologi Nisan Arca pada Kompleks Makam Islam di Wilayah Etnik Makassar Osteoarkeologi Rangka Manusia Situs Leang Kado’4, Maros, Sulawesi Selatan
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1