Perbandingan Kelimpahan Plankton, Kondisi Perairan, Performa Pertumbuhan Organisme Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Pada Sistem Budidaya Intensif Dan Ekstensif Di Perairan Kabupaten Banyuwangi
{"title":"Perbandingan Kelimpahan Plankton, Kondisi Perairan, Performa Pertumbuhan Organisme Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Pada Sistem Budidaya Intensif Dan Ekstensif Di Perairan Kabupaten Banyuwangi","authors":"E. W. Setyaningrum, Mega Yuniartik","doi":"10.31093/joas.v6i1is.152","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Vaname is one type of shrimp that is often cultivated in Indonesia. The shrimp farming system model consists of an extensive system (traditional) and an intensive system. This study aims to compare the abundance of plankton, water conditions, growth performance of vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) in intensive and extensive aquaculture systems in the waters of Banyuwangi Regency. Parameters measured include physical and chemical parameters, namely temperature, brightness, pH, dissolved oxygen, salinity, ammonia, and alkalinity, type and abundance of plankton. The research method used is descriptive method. The method of analysis is the abundance of plankton, and analysis of productivity, SR, FCR and growth of vannamei shrimp. The results showed that plankton in intensive pond waters were identified as many as 4 classes, namely phytoplankton class Chlorophyta, Cyanophyta and Chrysophyta, while zooplankton class Protozoa. In traditional ponds, it is not much different, only the Crpytophyta class as an additional identification result. The abundance of plankton in intensive ponds reaches 27,595 individuals per liter, while for extensive ponds the abundance of plankton reaches 37,641 individuals per liter. While the survival rate of shrimp in intensive ponds is around 86%, while in extensive ponds is 67%. The FCR value for extensive ponds is 1.02, while the FCR value for intensive ponds is 1.17. The final average weight of shrimp in intensive ponds was 11.76 g/head and 8.33 g/head in extensive ponds. Keyword : Vaname Shrimp, Intensive Cultivation, Extensive Journal of Aquaculture Science July 2021 Vol 6 Issue Spesial: 15-27 DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1IS.152 Online pada http://joas.co.id JoAS 2021, 6 (IS):15-27. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 16 PENDAHULUAN Budidaya udang di Indonesia sudah lama dilakukan oleh para petani tambak. Udang merupakan komoditas primadona dalam bidang perikanan yang dapat meningkatkan devisa negara melalui ekspor komoditas perikanan. Tingginya permintaan udang didalam dan diluar negeri menjadikan Indonesia sebagai pengirim udang terbesar di dunia. Indonesia mempunyai luas wilayah serta adanya sumber daya alam yang mendukung untuk dapat mengembangkan usaha budidaya udang (Nuhman, 2009). Vaname merupakan salah satu jenis udang yang sering dibudidayakan. Hal ini disebabkan udang tersebut memiliki prospek dan profit yang menjanjikan (Babu et al., 2014). Udang vaname (Litopenaeus vannamei) berasal dari Pantai Barat Pasifik Amerika Latin, mulai dari Peru di Selatan hingga Utara Meksiko. Udang vaname mulai masuk ke Indonesia dan dirilis secara resmi pada tahun 2001 (Nababan et al., 2015). Udang vaname merupakan salah satu udang yang mempunyai nilai ekonomis dan merupakan jenis udang alternatif yang dapat dibudidayakan di Indonesia, serta tergolong mudah untuk dibudidayakan. Hal itu pula yang membuat para petambak udang di tanah air beberapa tahun terakhir banyak yang mengusahakannya (Amirna dkk., 2013). Udang memiliki kontribusi cukup besar bagi ekonomi perikanan nasional berdasarkan data International Trade Center (2017). Sistem budidaya udang terdiri dari sistem ekstensif (tradisional) dan sistem intensif. Sistem ekstensif (tradisional) masih mendominasi tambak-tambak rakyat Indonesia. Tambak udang sistem ekstensif (tradisional) adalah tambak yang sistem pengelolaannya benarbenar bergantung pada kemurahan alam. Sistem ekstensif (tradisional) sangat sederhana sehingga pengelolaannya tidak rumit. Produksi yang dihasilkan rendah, yaitu antara 50500 kg/ha/musim tanam (Kordi, 2010). Sedangkan tambak intensif adalah tambak yang dilengkapi dengan plastik mulsa yang menutupi semua bagian atau kolam semen, pompa air, kincir air, aerator, tingkat penebaran tinggi dan pakan 100% pelet. Pakan merupakan sumber nutrisi yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang dibutuhkan udang untuk pertumbuhan dan perkembangan secara optimal sehingga produktivitasnya bisa ditingkatkan (Panjaitan dkk., 2014). Journal of Aquaculture Science July 2021 Vol 6 Issue Spesial: 15-27 DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1IS.152 Online pada http://joas.co.id JoAS 2021, 6 (IS):15-27. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 17 Budidaya udang vaname dengan teknologi intensif mencapai padat tebar yang tinggi berkisar 100-300 ekor/m2 (Arifin dkk., 2005 dalam Nababan, 2015). Lingkungan dan hamparan budidaya yang terkontrol dengan manajemen limbah yang baik diharapkan menjadi satu sistem budidaya udang vaname yang produktif, menguntungkan dan berkelanjutan. Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan mengembangkan sistem produksi udang yang memiliki tingkat produktivitas tinggi melalui pemanfaatan lahan tambak yang minimal. Target produksi udang masih dihadapkan pada berbagai tantangan, satu diantaranya adalah manajemen budidaya yang mampu menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi (Lailiyah, dkk. 2018). Mekanisme rantai makanan di dalam perairan budidaya tambak udang tradisional yaitu bersumber dari fitoplankton (plankton yang bersifat nabati) yang posisinya sebagai produsen primer dari zooplankton (plankton yang bersifat hewani) dan selanjutnya dimakan ikan dan udang. Suatu perairan tambak dikatakan subur apabila di dalamnya banyak produsen primer yaitu fitoplankton, baik kuantitas maupun kualitasnya sebagai sumber pakan alami dan juga berperan sebagai penghasil oksigen melalui proses fotosintesis (Setyobudiandi et al., 2009). Kondisi lingkungan perairan tambak yang stabil ditandai dengan keragaman plankton tinggi, jumlah individu setiap spesies tinggi dan merata serta kualitas air lingkungan tambak berada dalam kisaran yang sesuai dengan pertumbuhan organisme budidaya (Utojo, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kelimpahan plankton, kondisi perairan, performa pertumbuhan organisme udang vaname (litopenaeus vannamei) pada sistem budidaya intensif dan ekstensif di perairan Kabupaten Banyuwangi.","PeriodicalId":188509,"journal":{"name":"Journal of Aquaculture Science","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Aquaculture Science","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31093/joas.v6i1is.152","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Vaname is one type of shrimp that is often cultivated in Indonesia. The shrimp farming system model consists of an extensive system (traditional) and an intensive system. This study aims to compare the abundance of plankton, water conditions, growth performance of vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) in intensive and extensive aquaculture systems in the waters of Banyuwangi Regency. Parameters measured include physical and chemical parameters, namely temperature, brightness, pH, dissolved oxygen, salinity, ammonia, and alkalinity, type and abundance of plankton. The research method used is descriptive method. The method of analysis is the abundance of plankton, and analysis of productivity, SR, FCR and growth of vannamei shrimp. The results showed that plankton in intensive pond waters were identified as many as 4 classes, namely phytoplankton class Chlorophyta, Cyanophyta and Chrysophyta, while zooplankton class Protozoa. In traditional ponds, it is not much different, only the Crpytophyta class as an additional identification result. The abundance of plankton in intensive ponds reaches 27,595 individuals per liter, while for extensive ponds the abundance of plankton reaches 37,641 individuals per liter. While the survival rate of shrimp in intensive ponds is around 86%, while in extensive ponds is 67%. The FCR value for extensive ponds is 1.02, while the FCR value for intensive ponds is 1.17. The final average weight of shrimp in intensive ponds was 11.76 g/head and 8.33 g/head in extensive ponds. Keyword : Vaname Shrimp, Intensive Cultivation, Extensive Journal of Aquaculture Science July 2021 Vol 6 Issue Spesial: 15-27 DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1IS.152 Online pada http://joas.co.id JoAS 2021, 6 (IS):15-27. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 16 PENDAHULUAN Budidaya udang di Indonesia sudah lama dilakukan oleh para petani tambak. Udang merupakan komoditas primadona dalam bidang perikanan yang dapat meningkatkan devisa negara melalui ekspor komoditas perikanan. Tingginya permintaan udang didalam dan diluar negeri menjadikan Indonesia sebagai pengirim udang terbesar di dunia. Indonesia mempunyai luas wilayah serta adanya sumber daya alam yang mendukung untuk dapat mengembangkan usaha budidaya udang (Nuhman, 2009). Vaname merupakan salah satu jenis udang yang sering dibudidayakan. Hal ini disebabkan udang tersebut memiliki prospek dan profit yang menjanjikan (Babu et al., 2014). Udang vaname (Litopenaeus vannamei) berasal dari Pantai Barat Pasifik Amerika Latin, mulai dari Peru di Selatan hingga Utara Meksiko. Udang vaname mulai masuk ke Indonesia dan dirilis secara resmi pada tahun 2001 (Nababan et al., 2015). Udang vaname merupakan salah satu udang yang mempunyai nilai ekonomis dan merupakan jenis udang alternatif yang dapat dibudidayakan di Indonesia, serta tergolong mudah untuk dibudidayakan. Hal itu pula yang membuat para petambak udang di tanah air beberapa tahun terakhir banyak yang mengusahakannya (Amirna dkk., 2013). Udang memiliki kontribusi cukup besar bagi ekonomi perikanan nasional berdasarkan data International Trade Center (2017). Sistem budidaya udang terdiri dari sistem ekstensif (tradisional) dan sistem intensif. Sistem ekstensif (tradisional) masih mendominasi tambak-tambak rakyat Indonesia. Tambak udang sistem ekstensif (tradisional) adalah tambak yang sistem pengelolaannya benarbenar bergantung pada kemurahan alam. Sistem ekstensif (tradisional) sangat sederhana sehingga pengelolaannya tidak rumit. Produksi yang dihasilkan rendah, yaitu antara 50500 kg/ha/musim tanam (Kordi, 2010). Sedangkan tambak intensif adalah tambak yang dilengkapi dengan plastik mulsa yang menutupi semua bagian atau kolam semen, pompa air, kincir air, aerator, tingkat penebaran tinggi dan pakan 100% pelet. Pakan merupakan sumber nutrisi yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang dibutuhkan udang untuk pertumbuhan dan perkembangan secara optimal sehingga produktivitasnya bisa ditingkatkan (Panjaitan dkk., 2014). Journal of Aquaculture Science July 2021 Vol 6 Issue Spesial: 15-27 DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1IS.152 Online pada http://joas.co.id JoAS 2021, 6 (IS):15-27. pISSN 2550-0910; eISSN 2579-4817 | Page 17 Budidaya udang vaname dengan teknologi intensif mencapai padat tebar yang tinggi berkisar 100-300 ekor/m2 (Arifin dkk., 2005 dalam Nababan, 2015). Lingkungan dan hamparan budidaya yang terkontrol dengan manajemen limbah yang baik diharapkan menjadi satu sistem budidaya udang vaname yang produktif, menguntungkan dan berkelanjutan. Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan mengembangkan sistem produksi udang yang memiliki tingkat produktivitas tinggi melalui pemanfaatan lahan tambak yang minimal. Target produksi udang masih dihadapkan pada berbagai tantangan, satu diantaranya adalah manajemen budidaya yang mampu menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi (Lailiyah, dkk. 2018). Mekanisme rantai makanan di dalam perairan budidaya tambak udang tradisional yaitu bersumber dari fitoplankton (plankton yang bersifat nabati) yang posisinya sebagai produsen primer dari zooplankton (plankton yang bersifat hewani) dan selanjutnya dimakan ikan dan udang. Suatu perairan tambak dikatakan subur apabila di dalamnya banyak produsen primer yaitu fitoplankton, baik kuantitas maupun kualitasnya sebagai sumber pakan alami dan juga berperan sebagai penghasil oksigen melalui proses fotosintesis (Setyobudiandi et al., 2009). Kondisi lingkungan perairan tambak yang stabil ditandai dengan keragaman plankton tinggi, jumlah individu setiap spesies tinggi dan merata serta kualitas air lingkungan tambak berada dalam kisaran yang sesuai dengan pertumbuhan organisme budidaya (Utojo, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kelimpahan plankton, kondisi perairan, performa pertumbuhan organisme udang vaname (litopenaeus vannamei) pada sistem budidaya intensif dan ekstensif di perairan Kabupaten Banyuwangi.
Vaname是一种经常在印度尼西亚养殖的虾。虾养殖系统模式由粗放系统(传统)和集约系统组成。本研究旨在比较Banyuwangi摄生区水域集约和粗放养殖系统中凡纳滨对虾(Litopenaeus vannamei)的浮游生物丰度、水体条件和生长性能。测量的参数包括物理和化学参数,即温度、亮度、pH值、溶解氧、盐度、氨和碱度、浮游生物的类型和丰度。本研究采用描述性研究方法。分析方法为浮游生物丰度,并对凡纳美对虾的生产力、SR、FCR和生长进行分析。结果表明,密集池塘水域浮游生物可划分为4个纲,即浮游植物纲绿藻纲、蓝藻纲和绿藻纲,浮游动物纲原生动物。在传统的池塘中,没有太大的不同,只有隐藻类作为额外的鉴定结果。集约型池塘的浮游生物丰度达到27,595个/升,而粗放型池塘的浮游生物丰度达到37,641个/升。集约化塘对虾成活率为86%左右,粗放型塘对虾成活率为67%。粗放型池塘FCR值为1.02,集约型池塘FCR值为1.17。集约化池对虾最终平均体重为11.76 g/头,粗放化池为8.33 g/头。关键词:紫虾,集约养殖,水产养殖科学杂志2021年7月第6卷特刊:15-27 DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1IS.152 Online pada http://joas.co.id JoAS 2021, 6 (IS):15-27。pISSN 2550 - 0910;PENDAHULUAN Budidaya udang di印度尼西亚sudah lama dilakukan oleh para petani tambak。在这里,我想说的是,在这里,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚。印度尼西亚mempunyai luas wilayah serta adanya sumddaya alam yang mendukung untuk dapat mengembangkan usaha budidaya udang (Nuhman, 2009)。Vaname merupakan salah satu jenis udang yang sering dibudidayakan。[j] .中国社会科学研究院,2014。中国社会科学研究院,2014。美洲拉丁语:秘鲁语:秘鲁语:秘鲁语:秘鲁语:秘鲁语:秘鲁语Udang vaname mulai masuk ke Indonesia dan dirilis secara resmi pada tahun 2001 (Nababan et al., 2015)。Udang vaname merupakan salah satu Udang yang mempunyai nilai经济学家danmerupakan jenis Udang alternatiff yang dapat dibudidayakan印度尼西亚,serta tergolong mudah untuk dibudidayakan。哈尔图普拉扬成员,para petambak udang di tanah air beberpa tahun terakhir banyak yang mengusahakannya (Amirna dkk)。, 2013)。[3]北京:北京国际贸易中心(2017)。系统集约化是指系统集约化(传统)系统集约化。传统的印尼语:tambak。Tambak udang系统ekstensif(传统)adalah Tambak yang系统pengelolaannya benarbenar bergantung pakadkemurahan alam。系统ekstensif(传统)sangat sederhana sehinga pengelolaannya tidak rumit。产量为50500公斤/公顷(Kordi, 2010)。Sedangkan tambak intensif adalah tambak yang dilengkapi dengan plastik mulsa yang menutupi semua bagian atau kolam semen, pompa air, kincir air,曝气机,tingkat penebaran tinggi dan pakan 100%颗粒。Pakan merupakan sumber nutrisi yang terdiri dari蛋白质,lemak, karbohidrat,维生素丹矿物质yang dibutuhkan udang untuk pertumbuhan dan perkembangan secara最佳的生产能力,nya bisa ditingkatkan (Panjaitan dkk)。, 2014)。水产养殖科学杂志2021年7月第6卷特刊:15-27 DOI: https://doi.org/10.31093/joas.v6i1IS.152 Online pada http://joas.co.id JoAS 2021, 6 (IS):15-27。pISSN 2550 - 0910;第17页Budidaya udang vaname dengan technology intensity mapapar padat tebar yang tinggi berkisar 100-300 ekor/m2 (Arifin dkk.)dalam Nababan, 2015)。杨Lingkungan丹hamparan budidaya杨terkontrol dengan manajemen limbah baik diharapkan menjadi研究sistem budidaya udang vaname杨produktif menguntungkan丹berkelanjutan。Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan mengembangkan系统producksi udang yang memoriliki tingkat producktivitas tinggi melalui pmanfaatan lahan tambak yang minimal。目标产品:乌当尼雅、乌当尼雅、乌当尼雅、乌当尼雅、乌当尼雅、乌当尼雅、乌当尼雅、乌当尼雅、乌当尼雅、乌当尼雅。2018)。 传统对虾养殖场中的食物链机制是由浮游植物(植物浮游生物)提供的,这些浮游生物是浮游生物的主要生产者,后来被鱼和虾吃掉。据说,如果大量的浮游植物,包括天然的营养来源的数量和质量,以及通过光合作用的过程(Setyobudiandi et al., 2009年),就会产生肥沃的池塘水。稳定的池塘环境条件以浮游生物的多样性为特征,每一种高等物种的个体数量都是均匀的,池塘环境的水质与养殖微生物的生长条件是一致的(Utojo, 2015)。这项研究的目的是研究班鱼区水域中浮游生物数量的比较、水质条件、虾类生物(litopeneus vannamei)在密集和广泛养殖系统中的生长性能。