{"title":"ANALISA NILAI-NILAI DAKWAH DI WARUNG KOPI DUSUN SASAR DESA KAPEDI KECAMATAN BLUTO","authors":"L. Nikmah","doi":"10.28944/bayanlin-naas.v4i2.582","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstrakKeberadaan warung kopi di tengah-tengah masyarakat menjadi instrumen dalam menstimulasi kesadaran sosial dan formasi sebagai wujud penjelmaan dari kenyataan eksistensi bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berada dalam kebersamaan dengan manusia lain ataupun dengan dirinya sendiri. Fenomena minum kopi dan menghabiskan waktu di warung kopi ini juga sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di pedesaan guna untuk mempererat tali silaturrahmi atau rasa solidaritas antar sesama. Warung kopi menjadi media bagi masyarakat untuk bertemu dan berbincang mulai dari masalah pribadi, sosial, agama, danpolitik. Warung kopi bukan lagi hanya sekedar tempat tongkrongan namun juga banyak sekali peristiwa penting yang berawal dari meja warung kopi dan menjadi ruang sosial tempat tukar-menukar informasi dan menyampaikan dakwah. Dalam hal ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriftif. Kata-kata, tindakan serta data tertulis dilapangan akan dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi yang semuanya dimasukan dalam catatan lapangan. Kemudian dilakukan analisis data tentang nilai dakwah di warung kopi ini melalui reduksi, kategorisasi, sintesisasi dan penyusunan hipotesis kerja terkait fukus penelitian. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Warung kopi adalah wadah bagi masyarakat sebagai tempat untuk menyambung tali silaturrahmi dan juga tempat berbagi informasi terbaru bahkan juga sebagai tempat berdiskusi dalam dakwah. Warung kopi adalah madrasah masyarakat yang mana dalam penyampain materi akan selalu berkesinambungan tidak perlu memakai absensi peresentase kehadirannya tak bisa di ragukan datang tanpa di undang bahkan selau konsisten dan tepat waktu. Para kiai aktif diwarung kopi dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya mempertahankan nilai-nilai keagamaan yang tumbuh ditengah-tengah masyarakat sebagai suatu wadah untuk mengikat silaturrahmi dan mempertahankan nilai-nilai keagamaan tetap berkembang. Seperti adanya silaturrahmi yang berkesinambungan, membudayakan saling menghormati antar setiap warga masyarakat, membudayakan sikap jujur di warung kopi bahkan membiasakan mengucapkan salam saat datang ataupun pergi dari warung kopi. ","PeriodicalId":198422,"journal":{"name":"Bayan lin-Naas : Jurnal Dakwah Islam","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Bayan lin-Naas : Jurnal Dakwah Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.28944/bayanlin-naas.v4i2.582","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
AbstrakKeberadaan warung kopi di tengah-tengah masyarakat menjadi instrumen dalam menstimulasi kesadaran sosial dan formasi sebagai wujud penjelmaan dari kenyataan eksistensi bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berada dalam kebersamaan dengan manusia lain ataupun dengan dirinya sendiri. Fenomena minum kopi dan menghabiskan waktu di warung kopi ini juga sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di pedesaan guna untuk mempererat tali silaturrahmi atau rasa solidaritas antar sesama. Warung kopi menjadi media bagi masyarakat untuk bertemu dan berbincang mulai dari masalah pribadi, sosial, agama, danpolitik. Warung kopi bukan lagi hanya sekedar tempat tongkrongan namun juga banyak sekali peristiwa penting yang berawal dari meja warung kopi dan menjadi ruang sosial tempat tukar-menukar informasi dan menyampaikan dakwah. Dalam hal ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriftif. Kata-kata, tindakan serta data tertulis dilapangan akan dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi yang semuanya dimasukan dalam catatan lapangan. Kemudian dilakukan analisis data tentang nilai dakwah di warung kopi ini melalui reduksi, kategorisasi, sintesisasi dan penyusunan hipotesis kerja terkait fukus penelitian. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Warung kopi adalah wadah bagi masyarakat sebagai tempat untuk menyambung tali silaturrahmi dan juga tempat berbagi informasi terbaru bahkan juga sebagai tempat berdiskusi dalam dakwah. Warung kopi adalah madrasah masyarakat yang mana dalam penyampain materi akan selalu berkesinambungan tidak perlu memakai absensi peresentase kehadirannya tak bisa di ragukan datang tanpa di undang bahkan selau konsisten dan tepat waktu. Para kiai aktif diwarung kopi dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya mempertahankan nilai-nilai keagamaan yang tumbuh ditengah-tengah masyarakat sebagai suatu wadah untuk mengikat silaturrahmi dan mempertahankan nilai-nilai keagamaan tetap berkembang. Seperti adanya silaturrahmi yang berkesinambungan, membudayakan saling menghormati antar setiap warga masyarakat, membudayakan sikap jujur di warung kopi bahkan membiasakan mengucapkan salam saat datang ataupun pergi dari warung kopi.