Ahmad Muhammad, Nurul Qomar, Radith Mahatma, Syafroni Pranata
{"title":"Revitalisasi Usaha Budidaya Lebah Kelulut di Desa Tanjung Sari Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau: Masalah dan Solusinya","authors":"Ahmad Muhammad, Nurul Qomar, Radith Mahatma, Syafroni Pranata","doi":"10.31258/cers.2.2.84-92","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Usaha budidaya lebah kelulut untuk produksi madu di Desa Tanjung Sari, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, telah diawali pada tahun 2016 lalu yang kemudian terus berkembang hingga saat ini. Dari pengamatan kami terdapat setidaknya tiga permasalahan utama yang dihadapi para pemelihara koloni lebah kelulut di desa ini, yaitu kehilangan koloni, produksi madu yang rendah, dan kendala dalam pemasaran. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong dan membantu masyarakat memecahkan masalah-masalah ini. Dari bulan Maret s/d Agustus 2021 kami telah bekerjasana dengan masyarakat setempat dalam upaya mencari jalan keluar dari permasalahan-permasalahan ini. Kehilangan koloni akibat pergi dan/atau matinya koloni antara lain dipicu oleh kurang optimalnya kondisi pemeliharaan. Hal ini sekaligus dipercaya menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya produksi madu. Solusi terhadap hal ini adalah peningkatan kualitas pemeliharaan koloni, antara lain dengan meningkatkan penaungan dan proteksi dari hewan-hewan yang berpotensi mengganggu koloni. Salah satu masalah dalam pemasaran madu yang diproduksi adalah tidak adanya standar harga jual madu dan tidak adanya penampungan lokal. Salah satu bentuk solusi terhadap masalah ini adalah pembentukan koperasi madu yang bernaung di bawah BUMDES. Melalui kegiatan ini, masyarakat telah memperoleh manfaat berupa: (1) peningkatan pengetahuan teknis tentang pemeliharaan koloni; (2) peningkatan kualitas pemeliharaan koloni yang sekaligus menunjang peningkatan produktivitas koloni, walaupun hanya sebagian; dan (3) terbentuknya koperasi yang selain menjadi menjadi wahana perundingan sesama produsen madu dalam mencari kesepakatan harga madu dapat sekaligus sebagai penampung madu pertama dan mediator pemasarannya. Makalah ini memaparkan perincian kegiatan dan bagaimana partisipasi masyarakat terhadap upaya pembenahan ini dan kendala-kendala yang dihadapi.","PeriodicalId":247272,"journal":{"name":"Journal of Community Engagement Research for Sustainability","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Community Engagement Research for Sustainability","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31258/cers.2.2.84-92","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Usaha budidaya lebah kelulut untuk produksi madu di Desa Tanjung Sari, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, telah diawali pada tahun 2016 lalu yang kemudian terus berkembang hingga saat ini. Dari pengamatan kami terdapat setidaknya tiga permasalahan utama yang dihadapi para pemelihara koloni lebah kelulut di desa ini, yaitu kehilangan koloni, produksi madu yang rendah, dan kendala dalam pemasaran. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong dan membantu masyarakat memecahkan masalah-masalah ini. Dari bulan Maret s/d Agustus 2021 kami telah bekerjasana dengan masyarakat setempat dalam upaya mencari jalan keluar dari permasalahan-permasalahan ini. Kehilangan koloni akibat pergi dan/atau matinya koloni antara lain dipicu oleh kurang optimalnya kondisi pemeliharaan. Hal ini sekaligus dipercaya menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya produksi madu. Solusi terhadap hal ini adalah peningkatan kualitas pemeliharaan koloni, antara lain dengan meningkatkan penaungan dan proteksi dari hewan-hewan yang berpotensi mengganggu koloni. Salah satu masalah dalam pemasaran madu yang diproduksi adalah tidak adanya standar harga jual madu dan tidak adanya penampungan lokal. Salah satu bentuk solusi terhadap masalah ini adalah pembentukan koperasi madu yang bernaung di bawah BUMDES. Melalui kegiatan ini, masyarakat telah memperoleh manfaat berupa: (1) peningkatan pengetahuan teknis tentang pemeliharaan koloni; (2) peningkatan kualitas pemeliharaan koloni yang sekaligus menunjang peningkatan produktivitas koloni, walaupun hanya sebagian; dan (3) terbentuknya koperasi yang selain menjadi menjadi wahana perundingan sesama produsen madu dalam mencari kesepakatan harga madu dapat sekaligus sebagai penampung madu pertama dan mediator pemasarannya. Makalah ini memaparkan perincian kegiatan dan bagaimana partisipasi masyarakat terhadap upaya pembenahan ini dan kendala-kendala yang dihadapi.