{"title":"KRITIK TERHADAP EPISTEMOLOGI BARAT","authors":"Milda Longgeita Pinem","doi":"10.23887/jfi.v3i3.27984","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini membahas kritik terhadap epistemologi yang selama ini dipengaruhi dan bias Barat. Tujuan dari artikel ini adalah mengungkap sisi diskriminatif dari epistemologi tersebut. Dengan menggunakan studi literatur, ada dua hal yang menjadi fokus utama. Pertama, sisi diskriminatif dari epistemologi Barat tidak bisa terlepas dari modernitas yang lekat dengan kemajuan dan kebaruan. Watak demikian pada akhirnya mendiskriminasi cara mengetahui dari masyarakat tradisional atau kelompok etnis tertentu. Kedua, wacana pembangunan menjadi jalan untuk mengembangkan epistemologi yang bias Barat. Wacana ini menjadi alat untuk menguasai kembali negara-negara Selatan atau bekas jajahan melalui justifikasi epistemologi yang khas Barat. Kesimpulan dan saran dari artikel ini adalah sikap kritis ilmuwan yang perlu dihadirkan untuk mampu melihat varian epistemologi lainnya yang sesuai dengan konteks masyarakat tertentu, tentunya tanpa menolak begitu saja semua standar keilmuan Barat. ","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"104 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Filsafat Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23887/jfi.v3i3.27984","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
Artikel ini membahas kritik terhadap epistemologi yang selama ini dipengaruhi dan bias Barat. Tujuan dari artikel ini adalah mengungkap sisi diskriminatif dari epistemologi tersebut. Dengan menggunakan studi literatur, ada dua hal yang menjadi fokus utama. Pertama, sisi diskriminatif dari epistemologi Barat tidak bisa terlepas dari modernitas yang lekat dengan kemajuan dan kebaruan. Watak demikian pada akhirnya mendiskriminasi cara mengetahui dari masyarakat tradisional atau kelompok etnis tertentu. Kedua, wacana pembangunan menjadi jalan untuk mengembangkan epistemologi yang bias Barat. Wacana ini menjadi alat untuk menguasai kembali negara-negara Selatan atau bekas jajahan melalui justifikasi epistemologi yang khas Barat. Kesimpulan dan saran dari artikel ini adalah sikap kritis ilmuwan yang perlu dihadirkan untuk mampu melihat varian epistemologi lainnya yang sesuai dengan konteks masyarakat tertentu, tentunya tanpa menolak begitu saja semua standar keilmuan Barat.