Moch Nurcholis Majid, I. Wahyudi, Dhelittya Finaliyani Putri
{"title":"Model Komunikasi Sibernetika dalam Konteks Konseling Perkawinan di Jetis Mojokerto","authors":"Moch Nurcholis Majid, I. Wahyudi, Dhelittya Finaliyani Putri","doi":"10.47759/taawun.v1i1.231","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tulisan ini mengkaji tentang Model Komunikasi Sibernetika dalam Konteks Konseling Perkawinan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penerapan Model Komunikasi Sibernetika dalam Konteks Konseling Perkawinan dan mengetahui hasil dari pelaksanaan penerapan Model Komunikasi Sibernetika dalam Konteks Konseling Perkawinan. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah ceramah bervariasi. Metode ini dipilih untuk menyampaikan konsep-konsep yang penting untuk dimengerti dan dikuasai oleh peserta pelatihan. Penggunaan metode ini dengan pertimbangan bahwa metode ceramah yang dikombinasikan dengan gambar-gambar, animasi dan display dapat memberikan materi yang relatif banyak secara padat, cepat dan mudah. Dalam penelitian ini dihasilkan temuan bahwa kemampuan peserta dilihat dari penguasaan materi masih kurang dikarenakan waktu yang singkat dalam penyampaian materi dan kemampuan para peserta yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan jumlah materi yang banyak hanya disampaikan dalam waktu satu jam setiap sesi, sehingga tidak cukup waktu bagi para peserta untuk memahami dan mempraktekkan secara lengkap semua materi yang diberikan. Secara keseluruhan kegiatan pendampingan dalam rangka pembentukan karakter religius remaja di Komisariat ini dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan ini selain diukur dari keempat komponen di atas, juga dapat dilihat dari kepuasan peserta setelah mengikuti kegiatan. Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan di bidang Penerapan Model Komunikasi Sibernetika dalam Konteks Konseling Perkawinan untuk mengatasi kenakalan remaja agar dapat membantu pencapaian tujuan yang diinginkan. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, dihasilkan simpulan bahwa dengan hasil dari bimbingan dan konseling Islam dengan terapi realitas dengan Model Komunikasi Sibernetika dalam Konteks Konseling Perkawinan, dengan adanya perubahan perilaku yang dilakukan remaja. Hal ini dilihat dari adanya suatu penurunan dari perlaku negatif remaja dan adanya peningkatan perilaku positif dari diri remaja.","PeriodicalId":138124,"journal":{"name":"Ta'awun: Jurnal Pengabdian","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ta'awun: Jurnal Pengabdian","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47759/taawun.v1i1.231","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tulisan ini mengkaji tentang Model Komunikasi Sibernetika dalam Konteks Konseling Perkawinan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penerapan Model Komunikasi Sibernetika dalam Konteks Konseling Perkawinan dan mengetahui hasil dari pelaksanaan penerapan Model Komunikasi Sibernetika dalam Konteks Konseling Perkawinan. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah ceramah bervariasi. Metode ini dipilih untuk menyampaikan konsep-konsep yang penting untuk dimengerti dan dikuasai oleh peserta pelatihan. Penggunaan metode ini dengan pertimbangan bahwa metode ceramah yang dikombinasikan dengan gambar-gambar, animasi dan display dapat memberikan materi yang relatif banyak secara padat, cepat dan mudah. Dalam penelitian ini dihasilkan temuan bahwa kemampuan peserta dilihat dari penguasaan materi masih kurang dikarenakan waktu yang singkat dalam penyampaian materi dan kemampuan para peserta yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan jumlah materi yang banyak hanya disampaikan dalam waktu satu jam setiap sesi, sehingga tidak cukup waktu bagi para peserta untuk memahami dan mempraktekkan secara lengkap semua materi yang diberikan. Secara keseluruhan kegiatan pendampingan dalam rangka pembentukan karakter religius remaja di Komisariat ini dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan ini selain diukur dari keempat komponen di atas, juga dapat dilihat dari kepuasan peserta setelah mengikuti kegiatan. Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan di bidang Penerapan Model Komunikasi Sibernetika dalam Konteks Konseling Perkawinan untuk mengatasi kenakalan remaja agar dapat membantu pencapaian tujuan yang diinginkan. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, dihasilkan simpulan bahwa dengan hasil dari bimbingan dan konseling Islam dengan terapi realitas dengan Model Komunikasi Sibernetika dalam Konteks Konseling Perkawinan, dengan adanya perubahan perilaku yang dilakukan remaja. Hal ini dilihat dari adanya suatu penurunan dari perlaku negatif remaja dan adanya peningkatan perilaku positif dari diri remaja.