Elizabeth Wianto, Miki Tjandra, B. Clara, Sharren Fiona
{"title":"Fleksibilitas Kurikulum MBKM dalam Menanggapi Dinamika Proyek Kemanusiaan","authors":"Elizabeth Wianto, Miki Tjandra, B. Clara, Sharren Fiona","doi":"10.29407/ja.v7i2.19305","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perubahan kurikulum perguruan tinggi dengan berlakunya konsep Independent Learning, ditanggapi melalui berbagai pola belajar-mengajar yang baru oleh berbagai perguruan tinggi. Situasi ini perlu disikapi dengan pemahaman dari pihak institusi pendidikan bahwa model pembelajaran tatap muka di dalam kelas bukanlah satu-satunya cara terbaik. Mahasiswa perlu mendapatkan pengalaman belajar pada dunia kerja nyata agar pengembangan karakter, sikap, serta keterampilan yang dimiliki mampu terasah dengan baik. Sayangnya hal ini seringkali menjadi lebih kompleks, ketika peserta program mendapatkan penugasan proyek yang sama sekali lain dengan kompetensi siswa setelah lulus program sarjana, sehingga dilema pengajar untuk lebih memilih pembelajaran konvensional dengan kurikulum reguler tampak lebih bertanggungjawab. Untuk itu, perlu ditanamkan fleksibilitas dari seluruh stakeholder terutama dosen pembimbing serta mitra universitas untuk dapat mengoptimalkan kesediaan mahasiswa untuk terjun ke masyarakat sebagai kesempatan yang berguna baik bagi siswa maupun masyarakat terabdi.","PeriodicalId":250784,"journal":{"name":"Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29407/ja.v7i2.19305","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Perubahan kurikulum perguruan tinggi dengan berlakunya konsep Independent Learning, ditanggapi melalui berbagai pola belajar-mengajar yang baru oleh berbagai perguruan tinggi. Situasi ini perlu disikapi dengan pemahaman dari pihak institusi pendidikan bahwa model pembelajaran tatap muka di dalam kelas bukanlah satu-satunya cara terbaik. Mahasiswa perlu mendapatkan pengalaman belajar pada dunia kerja nyata agar pengembangan karakter, sikap, serta keterampilan yang dimiliki mampu terasah dengan baik. Sayangnya hal ini seringkali menjadi lebih kompleks, ketika peserta program mendapatkan penugasan proyek yang sama sekali lain dengan kompetensi siswa setelah lulus program sarjana, sehingga dilema pengajar untuk lebih memilih pembelajaran konvensional dengan kurikulum reguler tampak lebih bertanggungjawab. Untuk itu, perlu ditanamkan fleksibilitas dari seluruh stakeholder terutama dosen pembimbing serta mitra universitas untuk dapat mengoptimalkan kesediaan mahasiswa untuk terjun ke masyarakat sebagai kesempatan yang berguna baik bagi siswa maupun masyarakat terabdi.