{"title":"Sorotan Teologis Terhadap Paradigma & Praktik Misi Kaum Pluralis","authors":"Kamenia Melyanti Nabuasa, Mintoni Asmo Tobing","doi":"10.58456/missiocristo.v5i2.41","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The issue of religious pluralism becomes a hot topic for discussion among Christian theologians. The ecumenical views pluralism as a good bridge to respond to the differences in faith amid pluralism. Thus, there is a term of pluralists. Pluralism is considered the right step for the church to present God's shalom in the middle of the world. The pluralist paradigm affects their view of God's mission and the practice of the mission. The mission is not about proclaiming the Gospel but looking at the truth and salvation that God has provided for other beliefs. Thus, the practice of preaching the Gospel is replaced by dialogue and social service. This is in contrast with the Great Commission of Jesus Christ which emphasizes the proclamation of the Gospel of Christ as the core of God's mission. \nABSTRAK BAHASA INDONESIA \nIsu pluralisme agama merupakan topik yang hangat untuk diperbincangkan dikalangan teolog Kristen. Kaum Oikumenikal memandang pluralisme sebagai suatu jembatan yang baik dalam menyikapi pebedaan iman di tengah kemajemukan. Karena itulah dikenal sebutan kaum pluralis. Pluralisme dianggap sebagai langkah yang tepat bagi gereja untuk menghadirkan shalom Allah di tengah dunia. Paradigma kaum pluralis terhadap perbedaan ini berdampak pada pandangan mereka terhadap misi Allah dan praktik misi itu sendiri. Misi bukan tentang poklamasi Injil namun melihat kebenaran dan keselamatan yang Allah sediakan pada kepercayaan lain, karena itu praktik pemberitaan Injil diganti dengan dialog dan pelayanan sosial. Hal ini tentunya bertentangan dengan Amanat Agung Yesus Kristus yang menekankan proklamasi Injil Kristus sebagai inti misi Allah.","PeriodicalId":106629,"journal":{"name":"Jurnal Missio Cristo","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Missio Cristo","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58456/missiocristo.v5i2.41","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
The issue of religious pluralism becomes a hot topic for discussion among Christian theologians. The ecumenical views pluralism as a good bridge to respond to the differences in faith amid pluralism. Thus, there is a term of pluralists. Pluralism is considered the right step for the church to present God's shalom in the middle of the world. The pluralist paradigm affects their view of God's mission and the practice of the mission. The mission is not about proclaiming the Gospel but looking at the truth and salvation that God has provided for other beliefs. Thus, the practice of preaching the Gospel is replaced by dialogue and social service. This is in contrast with the Great Commission of Jesus Christ which emphasizes the proclamation of the Gospel of Christ as the core of God's mission.
ABSTRAK BAHASA INDONESIA
Isu pluralisme agama merupakan topik yang hangat untuk diperbincangkan dikalangan teolog Kristen. Kaum Oikumenikal memandang pluralisme sebagai suatu jembatan yang baik dalam menyikapi pebedaan iman di tengah kemajemukan. Karena itulah dikenal sebutan kaum pluralis. Pluralisme dianggap sebagai langkah yang tepat bagi gereja untuk menghadirkan shalom Allah di tengah dunia. Paradigma kaum pluralis terhadap perbedaan ini berdampak pada pandangan mereka terhadap misi Allah dan praktik misi itu sendiri. Misi bukan tentang poklamasi Injil namun melihat kebenaran dan keselamatan yang Allah sediakan pada kepercayaan lain, karena itu praktik pemberitaan Injil diganti dengan dialog dan pelayanan sosial. Hal ini tentunya bertentangan dengan Amanat Agung Yesus Kristus yang menekankan proklamasi Injil Kristus sebagai inti misi Allah.
宗教多元化问题成为基督教神学家讨论的热点问题。基督教认为多元主义是应对多元主义中信仰差异的良好桥梁。因此,有一个多元主义者的术语。多元主义被认为是教会在世界中心呈现上帝平安的正确步骤。多元主义范式影响了他们对上帝使命的看法和对使命的实践。宣教不是传讲福音,而是看神为其他信仰预备的真理和救恩。因此,宣讲福音的实践被对话和社会服务所取代。这与耶稣基督的大使命形成对比,耶稣基督的大使命强调宣扬基督的福音是上帝使命的核心。【摘要】印尼语:伊苏族多元主义(agama merupakan)的主题是:yang hangat untuk diperbinangkan dikalangan地质学。我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们!Karena itulah dikenal sebutan kaum pluralis。多元主义,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你。范例从复数的角度看,terhadap perbedai是一个名词,它是一个名词,它是一个名词。Misi bukan tentang poklamasi Injil namun melihat kebenaran dan keselamatan yang Allah sediakan paada keperayan lain, karena itu praktik pemberitan and Injil diganti dengan dialog danpelayanan social。我是阿玛那人,我是阿玛那人,我是阿玛那人。