{"title":"Dekadensi Moral dalam 2 Timotius 3: 1-7: Reflektif Spritualitas Manusia di Era disrupsi","authors":"Yonatan Alex Arifianto","doi":"10.58456/missiocristo.v6i1.46","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Every Christian should have a correct understanding of spirituality because in an era of disruption like today's end-time phenomenology which is synonymous with decadence of morality becomes a serious threat to faith and belief. Using a descriptive qualitative method, this study aims to provide a theological reflection for believers to be in Biblical truth as part of a reflective Christian spirituality. So it can be concluded that moral decadence in 2 Timothy 3: 1-7, is a situation that will be fulfilled in Christianity for that Christianity must be able to understand that it is in the digital era or it can be called the era of disruption to be able to fully understand the era of disruption and meaning in space. digital. Furthermore, the results of the exegesis of 2 Timothy 3:1-7 provide meaning and indicators of the essence of moral decadence that can occur in the era of disruption. Finally, Christianity must be able to be the answer to the end-time human condition as a theological reflection for Christian spirituality to be able to counter the current moral decadence. Because spirituality which is based on love for God is shown by the longing to be close to God through personal prayer and worship as well as service shown to worship of God. Moreover, based on spirituality through reading and meditating on God's word, and being radical towards obedience to God's word, then faith will continue to grow in God.\nABSTRAK BAHASA INDONESIA\nSetiap orang percaya kepada Tuhan seharusnya memiliki pemahaman yang benar tentang spiritualitas sebab di era disrupsi seperti saat ini fenomenologi terhadap manusia akhir zaman yang identik dengan dekadensi moral menjadi ancaman serius terhadap iman dan kepercayaan. Menggunakan metode kualitatif deskritif penelitian ini bertujuan memberikan refleksi secara teologi bagi orang percaya untuk berada dalam kebenaran Alkitabiah sebagai bagian dari reflektif spritualitas Kristen. Maka dapat dinyatakan bahwa dekadensi moral dalam 2 Timotius 3: 1-7, merupakan situasi yang pasti akan tergenapi dalam kekeristenan. Untuk itu kekristenan harus memahami di mana era digital atau bisa disebut era disrupsi bisa dapat menjadi ancaman iman dan kepercayaannya di ruang digital. Selanjutnya hasil eksegesis 2 Timotius 3:1-7 memberikan makna dan indikator hakikat dekadensi moral yang dapat terjadi di era disrupsi. Terakhir kekristenan harus menjadi jawaban bagi keadaan manusia akhir jaman sebagai reflektif teologis spritualitas orang Kristen untuk dapat mengcounter pengaruh dekadensi moral yang terjadi saat ini. Sebab spritualitas yang didasari dari kasih kepada Tuhan dibuktikan dan ditunjukkan dengan nilai dan semangat untuk bertemu dalam kerinduanselalu dekat dengan Allah, baik melalui doa secara personal dan ibadah serta pelayanan yang ditunjukan kepada peribadatan kepada Tuhan. Terlebih mendasari kerohanian melalui membaca dan merenungkan firman Tuhan, serta menjadi radikal terhadap ketaatan kepada kebenaran firman Tuhan, sehingga ada pertumbuhan iman yang terus bertumbuh dan menghasilkan buah. ","PeriodicalId":106629,"journal":{"name":"Jurnal Missio Cristo","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Missio Cristo","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58456/missiocristo.v6i1.46","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Every Christian should have a correct understanding of spirituality because in an era of disruption like today's end-time phenomenology which is synonymous with decadence of morality becomes a serious threat to faith and belief. Using a descriptive qualitative method, this study aims to provide a theological reflection for believers to be in Biblical truth as part of a reflective Christian spirituality. So it can be concluded that moral decadence in 2 Timothy 3: 1-7, is a situation that will be fulfilled in Christianity for that Christianity must be able to understand that it is in the digital era or it can be called the era of disruption to be able to fully understand the era of disruption and meaning in space. digital. Furthermore, the results of the exegesis of 2 Timothy 3:1-7 provide meaning and indicators of the essence of moral decadence that can occur in the era of disruption. Finally, Christianity must be able to be the answer to the end-time human condition as a theological reflection for Christian spirituality to be able to counter the current moral decadence. Because spirituality which is based on love for God is shown by the longing to be close to God through personal prayer and worship as well as service shown to worship of God. Moreover, based on spirituality through reading and meditating on God's word, and being radical towards obedience to God's word, then faith will continue to grow in God.
ABSTRAK BAHASA INDONESIA
Setiap orang percaya kepada Tuhan seharusnya memiliki pemahaman yang benar tentang spiritualitas sebab di era disrupsi seperti saat ini fenomenologi terhadap manusia akhir zaman yang identik dengan dekadensi moral menjadi ancaman serius terhadap iman dan kepercayaan. Menggunakan metode kualitatif deskritif penelitian ini bertujuan memberikan refleksi secara teologi bagi orang percaya untuk berada dalam kebenaran Alkitabiah sebagai bagian dari reflektif spritualitas Kristen. Maka dapat dinyatakan bahwa dekadensi moral dalam 2 Timotius 3: 1-7, merupakan situasi yang pasti akan tergenapi dalam kekeristenan. Untuk itu kekristenan harus memahami di mana era digital atau bisa disebut era disrupsi bisa dapat menjadi ancaman iman dan kepercayaannya di ruang digital. Selanjutnya hasil eksegesis 2 Timotius 3:1-7 memberikan makna dan indikator hakikat dekadensi moral yang dapat terjadi di era disrupsi. Terakhir kekristenan harus menjadi jawaban bagi keadaan manusia akhir jaman sebagai reflektif teologis spritualitas orang Kristen untuk dapat mengcounter pengaruh dekadensi moral yang terjadi saat ini. Sebab spritualitas yang didasari dari kasih kepada Tuhan dibuktikan dan ditunjukkan dengan nilai dan semangat untuk bertemu dalam kerinduanselalu dekat dengan Allah, baik melalui doa secara personal dan ibadah serta pelayanan yang ditunjukan kepada peribadatan kepada Tuhan. Terlebih mendasari kerohanian melalui membaca dan merenungkan firman Tuhan, serta menjadi radikal terhadap ketaatan kepada kebenaran firman Tuhan, sehingga ada pertumbuhan iman yang terus bertumbuh dan menghasilkan buah.
每个基督徒都应该对灵性有一个正确的理解,因为在一个混乱的时代,就像今天的末世现象学一样,它是道德堕落的代名词,对信仰和信仰构成了严重的威胁。采用描述性定性方法,本研究旨在为信徒提供神学反思,将圣经真理作为反思基督教灵性的一部分。所以我们可以得出结论,提摩太后书3:1 -7中的道德堕落,在基督教中是一种情况,因为基督教必须能够理解它是在数字时代,或者它可以被称为颠覆的时代,才能完全理解颠覆的时代和空间的意义。数字。此外,提摩太后书3:1-7的释经结果提供了在混乱时代可能发生的道德堕落本质的意义和指示。最后,基督教必须能够回答末世的人类状况,作为基督教灵性的神学反思,能够对抗当前的道德颓废。因为基于对上帝的爱的灵性表现为渴望通过个人祈祷和敬拜以及敬拜上帝的服务来接近上帝。此外,通过阅读和默想神的话语,并对神的话语有激进的顺服,这样对神的信心就会继续增长。【摘要】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】【印尼语】孟古纳坎方法,质量指标,技术指标,质量指标,技术指标,质量指标,质量指标,质量指标,质量指标,质量指标,质量指标,质量指标。2提摩太书3:1 -7,merupakan sitasi yang pasti akan tergenapi dalam kekeristenan。Untuk it kekristan harus memahami di mana era digital(数字时代)是一种颠覆,是一种颠覆,是一种颠覆,是一种颠覆。提摩太后书3:1-7成员makna和指标hakikat dekadensi道德yang dapat terjadi di era disrupsi。Terakhir kekristenan harus menjadi jawaban bagi keadaan manusia akhir jaman sebagai反映技术精神,Kristen untuk dapat mengcounter pengaruh dekadensi道德yang terjadi saat ini。西巴布精神,扬,迪达萨里,卡西达,克帕达,图汉,迪布达,丹,迪布达,丹,丹,丹,丹,丹,丹,丹,丹,丹,丹,丹,丹,安拉,拜,米,丹,达,克,丹,丹,丹,安拉,丹,迪帕达,丹,佩拉亚南,扬,迪布达,克帕达,克帕达,克帕达,克帕达,图汉。Terlebih mendasari kerhanian melalui membaca dan merenungkan firhan, serta menjadi radial terhadap ketaatan kepada kebenaran firhan, sehinga ada pertumbuhan man yang terus bertumbuh dan menghasilkan buah。