{"title":"Bai’at dalam Al-Qur’an menurut Pandangan Ibnu Katsir","authors":"Samsul Bahri, Z. Zainuddin, M. Ismail","doi":"10.22373/tafse.v4i2.13178","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bai'at is one way to show a person's form of obedience to his leader. An incomplete understanding of bai'at can cause slander among Muslims. Moving on from the problem above, the author will examine Ibn Kathir's interpretation of the verses of bai'at. This research is bibliographic and data collection is done through the mauḍū'ī method. The results of the study show that the person who betrays the bai'at to the leader on the basis of obeying Allah and the Messenger, then Allah will inflict punishment on him, on the other hand, for those who obey the bai'at in matters that are ma'ruf on the basis of obeying Allah and the Messenger, then he will get a reward from Allah swt. Imam Ibn Kathir interprets the verse of bai'at as meaning \"whoever obeys the apostle, then he has obeyed Allah.\" Bai’at merupakan salah satu cara dalam menampakkan bentuk ketaatan seseorang terhadap pemimpinya. Pemahaman yang tidak utuh terhadap bai’at dapat menimbulkan fitnah di antara umat islam. Beranjak dari persoalan di atas, penulis akan mengkaji tentang penafsiarn Ibnu Katsir terhadap ayat-ayat bai’at. Penelitian ini bersifat kepustakaan dan dalam pengumpulan data dilakukan melalui metode mauḍū’ī. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Orang yang mengkhianati bai’at terhadap pemimpin atas dasar mentaati Allah dan Rasul, maka Allah akan menimpa azab baginya, sebaliknya bagi yang mentaati bai’at dalam hal yang ma’ruf atas dasar menaati Allah dan Rasul, maka ia akan beroleh balasan pahala dari Allah Swt. Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat bai’at sama artinya dengan “barangsiapa mentaati rasul, maka dia telah menaati Allah.”","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/tafse.v4i2.13178","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Bai'at is one way to show a person's form of obedience to his leader. An incomplete understanding of bai'at can cause slander among Muslims. Moving on from the problem above, the author will examine Ibn Kathir's interpretation of the verses of bai'at. This research is bibliographic and data collection is done through the mauḍū'ī method. The results of the study show that the person who betrays the bai'at to the leader on the basis of obeying Allah and the Messenger, then Allah will inflict punishment on him, on the other hand, for those who obey the bai'at in matters that are ma'ruf on the basis of obeying Allah and the Messenger, then he will get a reward from Allah swt. Imam Ibn Kathir interprets the verse of bai'at as meaning "whoever obeys the apostle, then he has obeyed Allah." Bai’at merupakan salah satu cara dalam menampakkan bentuk ketaatan seseorang terhadap pemimpinya. Pemahaman yang tidak utuh terhadap bai’at dapat menimbulkan fitnah di antara umat islam. Beranjak dari persoalan di atas, penulis akan mengkaji tentang penafsiarn Ibnu Katsir terhadap ayat-ayat bai’at. Penelitian ini bersifat kepustakaan dan dalam pengumpulan data dilakukan melalui metode mauḍū’ī. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Orang yang mengkhianati bai’at terhadap pemimpin atas dasar mentaati Allah dan Rasul, maka Allah akan menimpa azab baginya, sebaliknya bagi yang mentaati bai’at dalam hal yang ma’ruf atas dasar menaati Allah dan Rasul, maka ia akan beroleh balasan pahala dari Allah Swt. Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat bai’at sama artinya dengan “barangsiapa mentaati rasul, maka dia telah menaati Allah.”
“拜”是一个人对他的领导表示服从的一种方式。对“白”的不完全理解会在穆斯林中引起诽谤。从上面的问题出发,作者将考察伊本·凯瑟尔对《拜阿特》经文的解释。本研究采用文献法,资料收集方法为mauḍū’’’。研究结果表明,在服从安拉和使者的基础上背叛领袖的人,安拉将对他进行惩罚;另一方面,对于那些在服从安拉和使者的基础上服从领袖的人,他将得到安拉的奖励。伊玛目伊本·凯瑟尔将拜阿特的经文解释为“谁服从了使者,那么他就服从了真主”。拜阿特·梅鲁帕坎·卡拉·达拉姆·梅鲁帕坎·本塔克·克塔坦·布里亚特·帕米尼亚。Pemahaman yang tidak与terhadap bai 'at dapat menimbulkan fitnah di antara umat islam。Beranjak dari个人数据,penulis akan mengkaji tentenang penafsiaran Ibnu Katsir terhadap ayat-ayat bai 'at。Penelitian ini bersifat kepustakaan an dalam pengumpulan data dilakukan melalumede mauḍū ' ' ' '。Hasil penelitian menunjukkan bahwa Orang yang mengkhianati bai 'at the hahadap, maka Allah akan menimpa azab baginya, sebaliknya bagi yang mentaati bai 'at dalam hal yang ma 'ruf atasar menaati Allah dan Rasul, maka ia akan beroleh balasan pahala dari Allah Swt。伊玛目Ibnu Katsir menafsirkan受白特央行artinya dengan”barangsiapa mentaati拉苏尔,马卡dia telah menaati真主。”