Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Pendekatan Metaphorical Thinking untuk Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik di kelas VIII SMP
{"title":"Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Pendekatan Metaphorical Thinking untuk Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik di kelas VIII SMP","authors":"Irma Yetti, Dona Afriyani","doi":"10.31958/je.v2i1.3059","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The main problem in this study is the limited learning resources used by students to understand the material and the difficulties of students in understanding the concepts taught by the teacher. Even though in terms of the number of learning resources used are sufficient, these learning resources cannot fully support students in understanding mathematics material. In addition, in applying the concept, the teacher did not arrange the knowledge of students properly so that students had difficulty understanding mathematical concepts. The purpose of the research in general is to produce Student Worksheets (LKPD) based on the Metaphorical Thinking Approach to Improve the Mathematical Comprehension Ability of Class VIII Students at SMP N 2 Pariangan in understanding mathematical concepts and motivating students to obtain data on what are the characteristics of a student-based LKPD. The resulting metaphorical thinking approach has met the valid criteria. The type of research used is research and development with development according to Van Den Akker which consists of 3 stages, namely: (1) front analysis stage (front-back analysis), (2) prototype stage (prototype) and (3)) the assessment stage (assessment). The data collection technique used to determine validation is the validation sheet. While the instrument used was a product validation sheet. The results showed that the characteristics of the LKPD based on the metaphorical thinking approach that were designed were valid. The results obtained from the LKPD validity test were 79% valid. Keyword: LKPD Validation, based on metaphorical thinking approach 1. Pendahulauan Pembelajaran matematika di tingkat madrasah atau perguruan tinggi memiliki banyak tujuan, salah satunya agar peserta didik mesti memiliki kemampuan pemahaman konsep, komunikasi, penalaran, dan pola penalaran (Permendikbud, 2014). Kemampuan pemahaman matematis memiliki beberapa peranan penting salah satunya yaitu sebagai landasan untuk berpikir dalam penyelesaian persoalan-persoalan matematika maupun masalah kehidupan nyata. Selain itu, kemampuan pemahaman matematis sangat mendukung pada pengembangkan kemampuan matematis lainnya, yaitu kemampuan konsep, komunikasi, pemecahan masalah, penalaran, koneksi, representasi, berpikir kritis dan berpikir kreatif matematis (Hendriana, 2009). Pada saat melakukan observasi pada tanggal 27 November 2019. Guru menjelaskan bahwa peserta didik tidak bisa memahami materi yang disajikan dalam buku paket yang digunakan secara langsung, peserta didik harus mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru terlebih dahulu supaya bisa memahami materi tersebut. Karena bahasa yang digunakan dalam buku paket masih terlalu umum dan sulit untuk dipahami peserta didik. Gambar buku paket yang digunakan oleh peserta didik dapat dilihat pada gambar 1. Vol 2 No 1, Juli 2021 Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 34 Gambar 1. Buku paket yang digunakan peserta didik Dari gambar 1 pada kegiatan ayo menggali informasi penyelesaian dari masalah yang diberikan belum dijelaskan secara rinci, sehingga mengakibatkan peserta didik sulit untuk memahami pemodelan yang diberikan dalam masalah tersebut. Oleh karena itu, untuk mengatasi keterbatasan bahan ajar dan rendahnya kemampuan pemahaman matematis peserta didik kelas VIII di SMP N 2 Pariangan tersebut, maka peneliti mengembangkan sebuah bahan ajar berupa lembar kerja peserta didik (LKPD). Alasan peneliti mengembangkan bahan ajar LKPD adalah karena menurut peneliti LKPD adalah bahan ajar yang cocok untuk sumber belajar peserta didik, dengan adanya LKPD yang dirancang semenarik mungkin dan juga sesuai dengan kebutuhan serta mengatasi permasalahan belajar peserta didik maka membuat peserta didik lebih tertarik lagi kepada pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru matematika kelas VIII SMP N 2 Pariangan yang mana guru tersebut mengutarakan bahwa peserta didik akan lebih termotivasi dan tertarik belajar matematika jika guru membagikan LKPD kepada peserta didik. Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa buku paket yang digunakan belum memberikan soal kemampuan pemahaman matematis. Selanjutnya terlihat bahwa buku juga tidak mengarahkan peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang diberikan sesuai indikator kemampuan pemahaman matematis peserta didik. Langkah-langkah menyelesaikan permasalahan yang ada pada soal dalam buku paket juga sulit dipahami oleh peserta didik. Sehingga menyebabkan peserta didik kurang tertarik membaca dan membahas setiap soal yang ada dalam buku tersebut. Hal ini juga diungkapkan (Rizkianto & Santosa, 2017) yang menganalisis kesalahan buku matematika peserta didik SMP kurikulum 2013, beliau mengatakan bahwa terdapat ketidakjelasan dalam memaparkan materi atau contoh soal, kesalahan dan ketidakpastian dalam penulisan kalimat, kesalahan dalam perhitungan yang banyak ditemui pada contoh soal serta juga terdapat kesalahan konsep matematika. Sedangkan LKPD yang akan peneliti rancang didesain semenarik mungkin agar menumbuhkan semangat dan motivasi peserta didik untuk mempelajarinya, selain itu bahasa yang digunakan dalam LKPD adalah bahasa yang familiar dengan keseharian peserta didik sehingga mudah dipahami oleh perserta didik. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang peneliti rancang juga dipadukan dengan pendekatan metaphorical thingking yang mampu mengatasi permasalahan belajar peserta didik khusunya permasalahan kemampuan pemahaman matematis peserta didik. Hal ini juga senada dengan yang disampaikan oleh (Hendriana, 2009) bahwa pendekatan metaphorical thingking dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis, komunikasi, serta kepercayaan diri peserta didik SMP. Pada LKPD ini terdapat soal-soal yang akan di pecahkan oleh peserta didik Vol 2 No 1, Juli 2021 Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 35 dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran berbasis pendekatan metaphorical thingking. Menurut Hendriana dalam (Saputri et al., 2017) mengemukakan bahwa Pendekatan Metaphorical Thinking merupakan jembatan antara model dan interpretasi, memberikan peluang yang besar kepada peserta didik untuk mengeksploitasi pengetahuannya dalam belajar matematika. Selain itu melalui pendekatan Metaphorical Thinking, dapat membuat proses belajar peserta didik menjadi bermakna karena peserta didik dapat melihat hubungan antara konsep yang dipelajarinya dengan konsep yang telah dikenalnya. Dalam pendekatan Metaphorical Thinking konsep-konsep abstrak dimetaforakan menjadi objek-objek nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik dari pendekatan Metaphorical Thinking adalah menjembatani konsep-konsep yang abstrak menjadi hal yang lebih konkrit. Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan Metaphorical Thinking menjadi salah satu alternatif untuk kemampuan pemahaman matematis peserta didik dan memberikan peluang yang besar kepada peserta didik untuk mengeksploitasi pengetahuannya dalam belajar matematika. Pendekatan metaphorical thingking dapat menjawab permasalahan yang terjadi, diantaranya dengan menerapkan pendekatan metaphorical thingking untuk kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada setiap langkahnya yaitu diawali dengan memberikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, kedua mengidentifikasi konsep-konsep utama dengan mengumpulkan data dan informasi dari masalah kontekstual yang diberikan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru, yang ketiga menggunakan metafora untuk mengilustrasikan konsep yaitu guru memberikan contoh metafora untuk mengilustrasikan konsep, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan metafora-metafora mereka sendiri dan selanjutnya bertukar metafora sehingga mereka berdiskusi satu sama lain bersaman teman kelompoknya, dan yang keempat penyimpulan yaitu mengingatkan kembali tentang konsep-konsep inti masalah yang berhubungan dengan materi pokok kemudian guru dan peserta didik berdiskusi landasan pemahaman berfikir metaforik dengan menganalisis alasan-alasan yang melatarbelakangi metafora yang dipilih. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik mengembangkan sumber belajar yang bertujuan untuk melengkapi sumber belajar peserta didik serta untuk kemampuan pemahaman matematis peserta didik melalui pengembangan LKPD matematika dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Pendekatan Metaphorical Thinking untuk Pemahaman Matematis Peserta Didik Kelas VIII di SMP”. 2. Metode Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian pengembangan (development research). Menurut Soenarto dalam (Yenti, 2016) penelitian pengembangan adalah upaya untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk berupa materi, media, alat, atau strategi pembelajaran, digunakan untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas/laboratorium, dan bukan untuk menguji teori. Rancangan penelitian pengembangan ini terdiri atas tiga tahap yaitu Analisis muka belakang (front end analysis), Tahap prototipe (prototype), tahap penilaian (assessment). Prosedur Pengembangannya adalah tahap Analisis Muka-Belakang (Front End Analysis) Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah dan kebutuhan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Pengumpulan data dilakukan melalui langkah-langkah menganalisis silabus dan standar isi. Dalam analisis silabus ini ada tiga aspek yang diperhatikan diantaranya, analisis kompetensi inti (KI), analisis kompetensi dasar (KD), analisis indikator, analisis buku pelajaran, tahap ini dilakukan untuk mengetahui buku pelajaran apa yang digunakan siswa dalam pembelajaran matematika dan untuk mengetahui apakah buku tersebut mampu untuk Vol 2 No 1, Juli 2021 Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 36 menunjang peserta didik belajar mandiri. Buku yang dianalisis adalah buku matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017 untuk kelas VIII SMP / MTs. Analisis buku yang dilakukan adalah struktur kata buku, tampilan buku, susunan materi dalam buku dan ketidaksesuaian dengan ","PeriodicalId":244772,"journal":{"name":"Edusainstika: Jurnal Pembelajaran MIPA","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Edusainstika: Jurnal Pembelajaran MIPA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31958/je.v2i1.3059","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
The main problem in this study is the limited learning resources used by students to understand the material and the difficulties of students in understanding the concepts taught by the teacher. Even though in terms of the number of learning resources used are sufficient, these learning resources cannot fully support students in understanding mathematics material. In addition, in applying the concept, the teacher did not arrange the knowledge of students properly so that students had difficulty understanding mathematical concepts. The purpose of the research in general is to produce Student Worksheets (LKPD) based on the Metaphorical Thinking Approach to Improve the Mathematical Comprehension Ability of Class VIII Students at SMP N 2 Pariangan in understanding mathematical concepts and motivating students to obtain data on what are the characteristics of a student-based LKPD. The resulting metaphorical thinking approach has met the valid criteria. The type of research used is research and development with development according to Van Den Akker which consists of 3 stages, namely: (1) front analysis stage (front-back analysis), (2) prototype stage (prototype) and (3)) the assessment stage (assessment). The data collection technique used to determine validation is the validation sheet. While the instrument used was a product validation sheet. The results showed that the characteristics of the LKPD based on the metaphorical thinking approach that were designed were valid. The results obtained from the LKPD validity test were 79% valid. Keyword: LKPD Validation, based on metaphorical thinking approach 1. Pendahulauan Pembelajaran matematika di tingkat madrasah atau perguruan tinggi memiliki banyak tujuan, salah satunya agar peserta didik mesti memiliki kemampuan pemahaman konsep, komunikasi, penalaran, dan pola penalaran (Permendikbud, 2014). Kemampuan pemahaman matematis memiliki beberapa peranan penting salah satunya yaitu sebagai landasan untuk berpikir dalam penyelesaian persoalan-persoalan matematika maupun masalah kehidupan nyata. Selain itu, kemampuan pemahaman matematis sangat mendukung pada pengembangkan kemampuan matematis lainnya, yaitu kemampuan konsep, komunikasi, pemecahan masalah, penalaran, koneksi, representasi, berpikir kritis dan berpikir kreatif matematis (Hendriana, 2009). Pada saat melakukan observasi pada tanggal 27 November 2019. Guru menjelaskan bahwa peserta didik tidak bisa memahami materi yang disajikan dalam buku paket yang digunakan secara langsung, peserta didik harus mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru terlebih dahulu supaya bisa memahami materi tersebut. Karena bahasa yang digunakan dalam buku paket masih terlalu umum dan sulit untuk dipahami peserta didik. Gambar buku paket yang digunakan oleh peserta didik dapat dilihat pada gambar 1. Vol 2 No 1, Juli 2021 Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 34 Gambar 1. Buku paket yang digunakan peserta didik Dari gambar 1 pada kegiatan ayo menggali informasi penyelesaian dari masalah yang diberikan belum dijelaskan secara rinci, sehingga mengakibatkan peserta didik sulit untuk memahami pemodelan yang diberikan dalam masalah tersebut. Oleh karena itu, untuk mengatasi keterbatasan bahan ajar dan rendahnya kemampuan pemahaman matematis peserta didik kelas VIII di SMP N 2 Pariangan tersebut, maka peneliti mengembangkan sebuah bahan ajar berupa lembar kerja peserta didik (LKPD). Alasan peneliti mengembangkan bahan ajar LKPD adalah karena menurut peneliti LKPD adalah bahan ajar yang cocok untuk sumber belajar peserta didik, dengan adanya LKPD yang dirancang semenarik mungkin dan juga sesuai dengan kebutuhan serta mengatasi permasalahan belajar peserta didik maka membuat peserta didik lebih tertarik lagi kepada pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru matematika kelas VIII SMP N 2 Pariangan yang mana guru tersebut mengutarakan bahwa peserta didik akan lebih termotivasi dan tertarik belajar matematika jika guru membagikan LKPD kepada peserta didik. Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa buku paket yang digunakan belum memberikan soal kemampuan pemahaman matematis. Selanjutnya terlihat bahwa buku juga tidak mengarahkan peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang diberikan sesuai indikator kemampuan pemahaman matematis peserta didik. Langkah-langkah menyelesaikan permasalahan yang ada pada soal dalam buku paket juga sulit dipahami oleh peserta didik. Sehingga menyebabkan peserta didik kurang tertarik membaca dan membahas setiap soal yang ada dalam buku tersebut. Hal ini juga diungkapkan (Rizkianto & Santosa, 2017) yang menganalisis kesalahan buku matematika peserta didik SMP kurikulum 2013, beliau mengatakan bahwa terdapat ketidakjelasan dalam memaparkan materi atau contoh soal, kesalahan dan ketidakpastian dalam penulisan kalimat, kesalahan dalam perhitungan yang banyak ditemui pada contoh soal serta juga terdapat kesalahan konsep matematika. Sedangkan LKPD yang akan peneliti rancang didesain semenarik mungkin agar menumbuhkan semangat dan motivasi peserta didik untuk mempelajarinya, selain itu bahasa yang digunakan dalam LKPD adalah bahasa yang familiar dengan keseharian peserta didik sehingga mudah dipahami oleh perserta didik. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang peneliti rancang juga dipadukan dengan pendekatan metaphorical thingking yang mampu mengatasi permasalahan belajar peserta didik khusunya permasalahan kemampuan pemahaman matematis peserta didik. Hal ini juga senada dengan yang disampaikan oleh (Hendriana, 2009) bahwa pendekatan metaphorical thingking dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis, komunikasi, serta kepercayaan diri peserta didik SMP. Pada LKPD ini terdapat soal-soal yang akan di pecahkan oleh peserta didik Vol 2 No 1, Juli 2021 Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 35 dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran berbasis pendekatan metaphorical thingking. Menurut Hendriana dalam (Saputri et al., 2017) mengemukakan bahwa Pendekatan Metaphorical Thinking merupakan jembatan antara model dan interpretasi, memberikan peluang yang besar kepada peserta didik untuk mengeksploitasi pengetahuannya dalam belajar matematika. Selain itu melalui pendekatan Metaphorical Thinking, dapat membuat proses belajar peserta didik menjadi bermakna karena peserta didik dapat melihat hubungan antara konsep yang dipelajarinya dengan konsep yang telah dikenalnya. Dalam pendekatan Metaphorical Thinking konsep-konsep abstrak dimetaforakan menjadi objek-objek nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik dari pendekatan Metaphorical Thinking adalah menjembatani konsep-konsep yang abstrak menjadi hal yang lebih konkrit. Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan Metaphorical Thinking menjadi salah satu alternatif untuk kemampuan pemahaman matematis peserta didik dan memberikan peluang yang besar kepada peserta didik untuk mengeksploitasi pengetahuannya dalam belajar matematika. Pendekatan metaphorical thingking dapat menjawab permasalahan yang terjadi, diantaranya dengan menerapkan pendekatan metaphorical thingking untuk kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada setiap langkahnya yaitu diawali dengan memberikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, kedua mengidentifikasi konsep-konsep utama dengan mengumpulkan data dan informasi dari masalah kontekstual yang diberikan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru, yang ketiga menggunakan metafora untuk mengilustrasikan konsep yaitu guru memberikan contoh metafora untuk mengilustrasikan konsep, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan metafora-metafora mereka sendiri dan selanjutnya bertukar metafora sehingga mereka berdiskusi satu sama lain bersaman teman kelompoknya, dan yang keempat penyimpulan yaitu mengingatkan kembali tentang konsep-konsep inti masalah yang berhubungan dengan materi pokok kemudian guru dan peserta didik berdiskusi landasan pemahaman berfikir metaforik dengan menganalisis alasan-alasan yang melatarbelakangi metafora yang dipilih. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik mengembangkan sumber belajar yang bertujuan untuk melengkapi sumber belajar peserta didik serta untuk kemampuan pemahaman matematis peserta didik melalui pengembangan LKPD matematika dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Pendekatan Metaphorical Thinking untuk Pemahaman Matematis Peserta Didik Kelas VIII di SMP”. 2. Metode Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian pengembangan (development research). Menurut Soenarto dalam (Yenti, 2016) penelitian pengembangan adalah upaya untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk berupa materi, media, alat, atau strategi pembelajaran, digunakan untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas/laboratorium, dan bukan untuk menguji teori. Rancangan penelitian pengembangan ini terdiri atas tiga tahap yaitu Analisis muka belakang (front end analysis), Tahap prototipe (prototype), tahap penilaian (assessment). Prosedur Pengembangannya adalah tahap Analisis Muka-Belakang (Front End Analysis) Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah dan kebutuhan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Pengumpulan data dilakukan melalui langkah-langkah menganalisis silabus dan standar isi. Dalam analisis silabus ini ada tiga aspek yang diperhatikan diantaranya, analisis kompetensi inti (KI), analisis kompetensi dasar (KD), analisis indikator, analisis buku pelajaran, tahap ini dilakukan untuk mengetahui buku pelajaran apa yang digunakan siswa dalam pembelajaran matematika dan untuk mengetahui apakah buku tersebut mampu untuk Vol 2 No 1, Juli 2021 Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 36 menunjang peserta didik belajar mandiri. Buku yang dianalisis adalah buku matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017 untuk kelas VIII SMP / MTs. Analisis buku yang dilakukan adalah struktur kata buku, tampilan buku, susunan materi dalam buku dan ketidaksesuaian dengan