PELABUHAN LEPPE’E (1990-2001)

Rismawidiawati Rusli
{"title":"PELABUHAN LEPPE’E (1990-2001)","authors":"Rismawidiawati Rusli","doi":"10.36869/wjsb.v9i1.30","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pelabuhan Leppe’E Bulukumba terus dibenahi dan dimodernisasi dalam upaya mendukung kelancaran arus barang dan kapal, serta menjadi pintu gerbang bagi Kabupaten Bulukumba. Keberadaan pelabuhan ini sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, mobilitas sosial, dan perdagangan. Pelabuhan ini mendukung pula visi Presiden RI, Joko Widodo, sebagai Poros Maritim Dunia. Berkenaan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengurai perkembangan Pelabuhan Leppe’E Bulukumba sebagai satu di antara dua pelabuhan yang ada di Bulukumba. Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research) dengan teknik sejarah lisan (Oral History). Data dikumpul dengan cara observasi ke lokasi penelitian, wawancara kepada penduduk sekitar pelabuhan atau tokoh-tokoh masyarakat yang mengetahui sejarah pelabuhan Leppe’E. Studi pustaka (Library Research) juga dilakukan untuk mendukung data lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Krisis Ekonomi 1998 menjadi penyebab menurunnya aktivitas di Pelabuhan Leppe’E ketika masyarakat dikejutkan dengan melambungnya harga-harga dan menurunnya daya beli. Letak geografis Pelabuhan Leppe’E awalnya sangat strategis sebagai tempat transit, lalu beralih menjadi titik lemah sebagai jalur alternatif yang ditinggalkan. Adanya Pelabuhan Tanjung Bira yang lebih maju, baik fisik maupun fungsi, menjadi salah satu faktor beralihnya jalur-jalur kapal yang sering singgah di Pelabuhan Leppe’E sejak tahun 2001. Faktor lain adalah mahalnya biaya perawatan kapal mengakibatkan daya investasi pengusaha dalam perdagangan bongkar muat antarpulau menurun dan adanya praktik perdagangan illegal yang menyelundupkan barang dagangan melalui penyeberangan mobil-mobil yang diisi penuh dengan gas dan bahan bakar minyak. Faktor-faktor tersebut secara otomatis membuat aktifitas Pelabuhan Leppe’E semakin berkurang.","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v9i1.30","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Pelabuhan Leppe’E Bulukumba terus dibenahi dan dimodernisasi dalam upaya mendukung kelancaran arus barang dan kapal, serta menjadi pintu gerbang bagi Kabupaten Bulukumba. Keberadaan pelabuhan ini sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, mobilitas sosial, dan perdagangan. Pelabuhan ini mendukung pula visi Presiden RI, Joko Widodo, sebagai Poros Maritim Dunia. Berkenaan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengurai perkembangan Pelabuhan Leppe’E Bulukumba sebagai satu di antara dua pelabuhan yang ada di Bulukumba. Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research) dengan teknik sejarah lisan (Oral History). Data dikumpul dengan cara observasi ke lokasi penelitian, wawancara kepada penduduk sekitar pelabuhan atau tokoh-tokoh masyarakat yang mengetahui sejarah pelabuhan Leppe’E. Studi pustaka (Library Research) juga dilakukan untuk mendukung data lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Krisis Ekonomi 1998 menjadi penyebab menurunnya aktivitas di Pelabuhan Leppe’E ketika masyarakat dikejutkan dengan melambungnya harga-harga dan menurunnya daya beli. Letak geografis Pelabuhan Leppe’E awalnya sangat strategis sebagai tempat transit, lalu beralih menjadi titik lemah sebagai jalur alternatif yang ditinggalkan. Adanya Pelabuhan Tanjung Bira yang lebih maju, baik fisik maupun fungsi, menjadi salah satu faktor beralihnya jalur-jalur kapal yang sering singgah di Pelabuhan Leppe’E sejak tahun 2001. Faktor lain adalah mahalnya biaya perawatan kapal mengakibatkan daya investasi pengusaha dalam perdagangan bongkar muat antarpulau menurun dan adanya praktik perdagangan illegal yang menyelundupkan barang dagangan melalui penyeberangan mobil-mobil yang diisi penuh dengan gas dan bahan bakar minyak. Faktor-faktor tersebut secara otomatis membuat aktifitas Pelabuhan Leppe’E semakin berkurang.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
港口Leppe ' s brekumba不断修整和现代化,以促进货物和船只的平稳流动,并成为羽毛库巴区的门户。这些港口的存在对促进经济增长、社会流动性和商业发展至关重要。在这方面,本研究旨在探讨莱普佩·布卢昆巴港的发展,认为它是布卢昆巴的两个港口之一。为了获得数据,研究人员使用现场研究方法与口头历史技术。数据是通过对研究地点的观察、对港口居民的采访或了解莱普港历史的公众人物的采访来收集的。图书馆研究也是为了支持实地数据而进行的。研究结果显示,1998年的经济危机导致莱普港的活动有所下降。莱普港的地理位置起初是个战略重地,后来改用软接点作为替代路线。自从2001年以来,得心应手的港口港口就不断进站。另一个因素是,维护成本的高昂导致企业对海外装卸贸易的投资下降,以及通过充满汽油和燃料的汽车的过境点偷运商品的非法贸易实践。这些因素使莱普港的活动逐渐减少。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
PASANG RI KAJANG: THE NOBLE VALUES OF KAJANG TRADITIONAL COMMUNITY IN BULUKUMBA REGENCY THE PORT OF TUJU-TUJU IN BONE REGENCY (1990-2015) THE STRATEGY OF INFORMAL SECTOR TRADERS TO FACE PANDEMIC COVID-19 IN MAROS CITY THE ARRIVAL OF MADURA TRADERS TO SUMBAWA BESAR (STUDY OF CULTURAL ASSIMILATION OF SUMBAWA BESAR COMMUNITY WITH MADURA TRADERS) THE TOMB OF RAMBAN BIAQ MYTHOLOGY IN RAMBAN BIAQ VILLAGE, EAST LOMBOK
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1