{"title":"Dampak Pembatasan Ekspor Hasil Tambang Terhadap Perekenomian Kalimantan Timur","authors":"Windi Agustin Maulina","doi":"10.11594/10.11594/jesi.01.03.02","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Berbagai studi telah dilakukan untuk menganalisis dampak ekspor hasil tambang terhadap perekonomian Kalimantan Timur. Namun, studi-studi tersebut umumnya belum memperhitungkan dampak ekspor tambang Kalimantan terhadap provinsi lainnya. Padahal, perekonomian antar wilayah dapat saling bergantung melalui berbagai macam eksternalitas dan jaringan rantai suplai. Studi ini menganalisis perekonomian Kalimantan Timur dan dampak ketika adanya kebijakan pembatasan ekspor hasil tambang yang merupakan komoditi unggulan Kalimantan Timur berdasarkan Tabel Inter Regional Input Output (IRIO). Studi ini tidak hanya mempertimbangkan perekonomian Kalimantan Timur sendiri, namun juga mempertimbangkan hubungan ekonomi Kalimantan Timur dengan provinsi lainnya. Model yang digunakan adalah Inter Regional Input Output (IRIO) menggunakan Tabel IRIO berukuran 17 industri x 34 provinsi yang baru saja di rilis oleh Badan Pusat Statistik pada Mei 2021. Hasil analisis menunjukkan meskipun industri pertambangan memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian Kalimantan Timur, namun industri pertambangan dan penggalian bukanlah industri unggulan di Kalimantan Timur sehingga pembatasan ekspor produk pertambangan dan penggalian akan memberikan dampak internal dalam sektor jauh lebih besar dibanding sektor lain. Provinsi di Indonesia yang terkena dampak paling besar dari pembatasan ekspor tambang Kalimantan Timur adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.","PeriodicalId":136508,"journal":{"name":"Jurnal Ekonomi Dan Statistik Indonesia","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ekonomi Dan Statistik Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.11594/10.11594/jesi.01.03.02","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Berbagai studi telah dilakukan untuk menganalisis dampak ekspor hasil tambang terhadap perekonomian Kalimantan Timur. Namun, studi-studi tersebut umumnya belum memperhitungkan dampak ekspor tambang Kalimantan terhadap provinsi lainnya. Padahal, perekonomian antar wilayah dapat saling bergantung melalui berbagai macam eksternalitas dan jaringan rantai suplai. Studi ini menganalisis perekonomian Kalimantan Timur dan dampak ketika adanya kebijakan pembatasan ekspor hasil tambang yang merupakan komoditi unggulan Kalimantan Timur berdasarkan Tabel Inter Regional Input Output (IRIO). Studi ini tidak hanya mempertimbangkan perekonomian Kalimantan Timur sendiri, namun juga mempertimbangkan hubungan ekonomi Kalimantan Timur dengan provinsi lainnya. Model yang digunakan adalah Inter Regional Input Output (IRIO) menggunakan Tabel IRIO berukuran 17 industri x 34 provinsi yang baru saja di rilis oleh Badan Pusat Statistik pada Mei 2021. Hasil analisis menunjukkan meskipun industri pertambangan memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian Kalimantan Timur, namun industri pertambangan dan penggalian bukanlah industri unggulan di Kalimantan Timur sehingga pembatasan ekspor produk pertambangan dan penggalian akan memberikan dampak internal dalam sektor jauh lebih besar dibanding sektor lain. Provinsi di Indonesia yang terkena dampak paling besar dari pembatasan ekspor tambang Kalimantan Timur adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.