KAJIAN TEOLOGIS PERKATAAN YESUS TENTANG PERCERAIAN MENURUT MATIUS 19:1-12 DAN IMPLEMENTASINYA BAGI MASYARAKAT DESA TOLOK KECAMATAN TOMPASO

Maysieta Onibala
{"title":"KAJIAN TEOLOGIS PERKATAAN YESUS TENTANG PERCERAIAN MENURUT MATIUS 19:1-12 DAN IMPLEMENTASINYA BAGI MASYARAKAT DESA TOLOK KECAMATAN TOMPASO","authors":"Maysieta Onibala","doi":"10.54553/kharisma.v2i1.26","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman masyarakat desa Tolok mengenai perkataan Yesus tentang perceraian yang digambarkan dalam Matius 19:1-12. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode tafsiran kritik historis dan hasilnya akan  diimplementasikan pada masyarakat desa Tolok kecamatan Tompaso.            Data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Dari hasil penelitian kepustakaan ditemukan, ketika Yesus bersama dengan murid-muridNya tiba di Yudea orang-orang Farisi datang untuk mencobaiNya dengan pertanyaan soal perceraian apakah bisa seseorang dapat menceraikan pasangannya dengan alasan apa saja. Kemudian Yesus menjelaskan bahwa sepasang suami istri yang sudah menikah telah mengucapkan janji untuk sehidup semati dan juga telah menjadi satu daging. Yesus menegaskan kembali karena apa yang telah dipersatukan Allah tidak dapat diceraikan oleh manusia. Perdebatan tentang perceraian ini muncul karena adanya perbedaan pandangan dari para pengikut rabi Syammai dan rabi Hilel yang berpandangan laki-laki boleh menceraikan istrinya apabila istrinya berbuat zinah sedangkan menurut pengikut rabi Hilel suami boleh menceraikan istrinya apabila tidak senang atau suka lagi dengan istrinya itu.            Dari hasil temuan tersebut maka direkomendasikan untuk dapat memahami maksud perkataan Yesus tentang perceraian menurut Matius 19:1-12, menjaga dan mempertahankan keutuhan rumah tangga dalam kehidupan masyarakat desa Tolok kecamatan Tompaso.Keywords: Perkataan, Yesus, Perceraian.      Abstract The purpose of this research is to find out the understanding of the Tolok villagers regarding Jesus' words about divorce as described in Matthew 19: 1-12. This research is a qualitative research with historical criticism interpretation method and the results will be implemented in the community of Tolok village, Tompaso district.Data collected through library research and field research. From the results of the literature research it was found, when Jesus and His disciples arrived in Judea the Pharisees came to tempt Him with the question of divorce, whether someone could divorce his partner for any reason. Then Jesus explained that a married couple had made a promise to live and become one flesh. Jesus reiterated because what God has joined together cannot be divorced by humans. The debate about divorce arises because of the different views of the followers of the Shammai rabbis and Hilel's rabbis who view that men can divorce their wives when their wives commit adultery, whereas according to followers of rabbinic Hilel, husbands can divorce their wives if they are not happy or like their wives anymore.From these findings, it is recommended to be able to understand the meaning of Jesus' words about divorce according to Matthew 19: 1-12, to maintain and maintain the integrity of the household in the life of the community in Tolok village, Tompaso district.Key words: Words, Jesus, Divorce.","PeriodicalId":431094,"journal":{"name":"Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54553/kharisma.v2i1.26","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman masyarakat desa Tolok mengenai perkataan Yesus tentang perceraian yang digambarkan dalam Matius 19:1-12. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode tafsiran kritik historis dan hasilnya akan  diimplementasikan pada masyarakat desa Tolok kecamatan Tompaso.            Data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Dari hasil penelitian kepustakaan ditemukan, ketika Yesus bersama dengan murid-muridNya tiba di Yudea orang-orang Farisi datang untuk mencobaiNya dengan pertanyaan soal perceraian apakah bisa seseorang dapat menceraikan pasangannya dengan alasan apa saja. Kemudian Yesus menjelaskan bahwa sepasang suami istri yang sudah menikah telah mengucapkan janji untuk sehidup semati dan juga telah menjadi satu daging. Yesus menegaskan kembali karena apa yang telah dipersatukan Allah tidak dapat diceraikan oleh manusia. Perdebatan tentang perceraian ini muncul karena adanya perbedaan pandangan dari para pengikut rabi Syammai dan rabi Hilel yang berpandangan laki-laki boleh menceraikan istrinya apabila istrinya berbuat zinah sedangkan menurut pengikut rabi Hilel suami boleh menceraikan istrinya apabila tidak senang atau suka lagi dengan istrinya itu.            Dari hasil temuan tersebut maka direkomendasikan untuk dapat memahami maksud perkataan Yesus tentang perceraian menurut Matius 19:1-12, menjaga dan mempertahankan keutuhan rumah tangga dalam kehidupan masyarakat desa Tolok kecamatan Tompaso.Keywords: Perkataan, Yesus, Perceraian.      Abstract The purpose of this research is to find out the understanding of the Tolok villagers regarding Jesus' words about divorce as described in Matthew 19: 1-12. This research is a qualitative research with historical criticism interpretation method and the results will be implemented in the community of Tolok village, Tompaso district.Data collected through library research and field research. From the results of the literature research it was found, when Jesus and His disciples arrived in Judea the Pharisees came to tempt Him with the question of divorce, whether someone could divorce his partner for any reason. Then Jesus explained that a married couple had made a promise to live and become one flesh. Jesus reiterated because what God has joined together cannot be divorced by humans. The debate about divorce arises because of the different views of the followers of the Shammai rabbis and Hilel's rabbis who view that men can divorce their wives when their wives commit adultery, whereas according to followers of rabbinic Hilel, husbands can divorce their wives if they are not happy or like their wives anymore.From these findings, it is recommended to be able to understand the meaning of Jesus' words about divorce according to Matthew 19: 1-12, to maintain and maintain the integrity of the household in the life of the community in Tolok village, Tompaso district.Key words: Words, Jesus, Divorce.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
根据马太福音19:1-12,耶稣关于离婚的话语的神学研究,并将其应用于TOLOK TOMPASO村
这项研究的动机是了解托洛克人对耶稣在马太福音19:1-12中所描述的离婚话语的理解。这项研究是一项定性研究,其历史批判方法和结果将在Tolok - Tompaso地区实现。通过文献研究和实地研究收集的数据。耶稣和门徒到了犹太,法利赛人来试探他,问他离婚的事,人可以因什么缘故休妻。然后耶稣解释说,一对已婚夫妇已经承诺彼此相爱,并且已经成为一体。因为神所结合的,人不能分开。关于离婚的争论是由拉比沙姆迈(shammai)和希勒尔(Hilel)的追随者之间产生的,他们认为男性可以在妻子通奸时与妻子离婚,而拉比希勒(Hilel)的追随者认为,丈夫可以在妻子不高兴或不再喜欢她的时候与妻子离婚。根据马太福音19:1-12,建议从这些发现中了解耶稣关于离婚的话语,使托洛克和托帕索村的生活保持完整。言语,耶稣,离婚。这项研究的目的是要找出耶稣在马太福音19:1-12中描述的关于困境的话语。这项研究是一项具有历史批判意义的解释方法和结果的合格研究,将在托帕索地区的托洛克村社区进行研究。数据通过研究图书馆和现场研究收集。根据这项文献研究的结果,耶稣和他的门徒发现,当耶稣和他的门徒发现他的问题时,有人可能会因为任何原因而抛弃他的伴侣。然后耶稣、讲解那a结婚夫妇有了做一个承诺要为你而生,成为肉体。耶稣被收回,因为上帝结合在一起的东西不能被人类所消耗。《辩论关于离婚率arises,因为不同的观点》一书》之《Shammai追随者rabbis和希勒尔的rabbis那个男人可以求助于自己的view)谁当他们的橄榄橄榄commit adultery, whereas弥足rabbinic希勒尔的追随者,husbands,就让他们可以求助于自己的橄榄是他们不快乐或点赞了橄榄。从这些结局中,我们被建议要理解耶稣关于divorce的话语,这些话是关于马太福音19:1-12,要保守和保守住住在Tolok village, Tompaso区社区的生活。这些话,耶稣,魔鬼。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Pendampingan dan konseling Pastoral, dengan pendekatan Etnometodologi Hubungan Pemahaman Tentang Karunia Melayani Dengan Regenerasi Pelayan Tuhan Menjalin Hubungan melalui Konseling Pastoral Alkitabiah bagi Jemaat Remaja di GBI Bethel Bandung Konflik dan Peran Profetis-Normatif Pendeta: Kajian Etika Sosial Kristen Sikap Orang Percaya Menghadapi Penderitaan Berdasarkan Keteladanan Yesus Kristus
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1