{"title":"Pengaruh Jumlah Elektrode Pada Konfigurasi Sensor IDCS Terhadap Pengukuran Permitivitas Parafin dan Glycerol","authors":"Ulfatul Khasanah","doi":"10.28926/jsnu.v2i4.611","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak \nIDCS adalah sensor kapasitif dengan ukuran kecil dan tipis yang digunakan untuk mengukur permitivitas bahan. Jenis bahan yang dapat diukur meliputi zat cair, gas dan zat padat yang berbentuk serbuk. IDCS terdiri dari lapisan tembaga yang memiliki pola atau konfigurasi seperti sisir yang menempel pada lapisan substrat FR-4. Konfigurasi tersebut meliputi lebar electrode (a), jarak antara dua electrode (b), panjang electrode (L) dan jumlah electrode (N). setiap komponen tersebut memiliki pengaruh terhadap hasil pengukuran permitivitas bahan. Sehingga untuk mendapatkan alat ukur permitivitas yang optimum maka diperlukan penelitian tentang masing-masing pengaruh dari komponen tersebut. Penelitian ini membahas tentang pengaruh jumlah elektrode pada konfigurasi sensor IDCS. Variasi jumlah elektroda ysng digunakan yaitu 3, 4, 5, 6, dan 7. Jumlah tersebut mengacu pada hasil optimasi menggunakan metode Particle Swam Optimization (PSO). Konfigurasi yang paling optimum diperoleh dari hasil pengukuran dengan eror yang terkecil. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu semakin besar jumlah elektroda maka semakin besar pula kapasitansinya. Nilai kapasitansi tidak berbanding lurus dengan nilai permitivitas, hal ini disebabkan oleh konfigurasi IDCS yang berbeda. Pada pengukuran permitivitas udara, parafin dan glycerol terdapat 1 kesamaan yaitu konfigurasi yang memiliki eror terkecil adalah N6 dengan a = b = 2 mm, L= 5 cm, N = 6 dan h = 1µm. \n \nKatakunci: IDCS, kapasitor, permitivitas","PeriodicalId":391514,"journal":{"name":"Journal of Science Nusantara","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Science Nusantara","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.28926/jsnu.v2i4.611","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrak
IDCS adalah sensor kapasitif dengan ukuran kecil dan tipis yang digunakan untuk mengukur permitivitas bahan. Jenis bahan yang dapat diukur meliputi zat cair, gas dan zat padat yang berbentuk serbuk. IDCS terdiri dari lapisan tembaga yang memiliki pola atau konfigurasi seperti sisir yang menempel pada lapisan substrat FR-4. Konfigurasi tersebut meliputi lebar electrode (a), jarak antara dua electrode (b), panjang electrode (L) dan jumlah electrode (N). setiap komponen tersebut memiliki pengaruh terhadap hasil pengukuran permitivitas bahan. Sehingga untuk mendapatkan alat ukur permitivitas yang optimum maka diperlukan penelitian tentang masing-masing pengaruh dari komponen tersebut. Penelitian ini membahas tentang pengaruh jumlah elektrode pada konfigurasi sensor IDCS. Variasi jumlah elektroda ysng digunakan yaitu 3, 4, 5, 6, dan 7. Jumlah tersebut mengacu pada hasil optimasi menggunakan metode Particle Swam Optimization (PSO). Konfigurasi yang paling optimum diperoleh dari hasil pengukuran dengan eror yang terkecil. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu semakin besar jumlah elektroda maka semakin besar pula kapasitansinya. Nilai kapasitansi tidak berbanding lurus dengan nilai permitivitas, hal ini disebabkan oleh konfigurasi IDCS yang berbeda. Pada pengukuran permitivitas udara, parafin dan glycerol terdapat 1 kesamaan yaitu konfigurasi yang memiliki eror terkecil adalah N6 dengan a = b = 2 mm, L= 5 cm, N = 6 dan h = 1µm.
Katakunci: IDCS, kapasitor, permitivitas