Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui suhu yang tepat pada pemanasan menggunakan metode sangrai dalam meningkatkan kualitas fisik dan menurunkan konsentrasi aflatoksin pada jagung yang berjamur. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode riset dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan suhu pemanasan (0, 80, 90, 100 dan 110 0C) dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan level suhu pemanasan pada saat sangrai memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) dalam menurunkan kadar air jagung dan konsentrasi aflatoksin; dan meningkatkan kualitas jagung (warna, aroma dan tekstur). Rataan kadar air yang didapatkan dalam penelitian ini berkisar antara 8,13-19,28%; konsentrasi aflatoksin berkisar 14,23-459,00 ppb; skor warna berkisar 1,00-2,00; skor aroma berkisar 1,00-3,00; skor tekstur berkisar 1,00-3,00. Berdasarkan dari hasil penelitian disimpulkan bahwa peningkatan suhu pada saat pemanasan menggunakan metode sangrai dapat meningkatkan kualitas fisik dan menurunkan konsentrasi aflatoksin pada jagung yang telah berjamur. Suhu yang terbaik untuk proses sangrai sebesar 110 0C.
{"title":"PENGARUH SUHU PEMANASAN METODE SANGRAI TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS FISIK DAN PENURUNAN KONSENTRASI AFLATOKSIN PADA JAGUNG","authors":"Mohamad Rouf Rozaqi, Nining Haryuni, Yuniar Alam","doi":"10.28926/jsnu.v3i3.1187","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/jsnu.v3i3.1187","url":null,"abstract":"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui suhu yang tepat pada pemanasan menggunakan metode sangrai dalam meningkatkan kualitas fisik dan menurunkan konsentrasi aflatoksin pada jagung yang berjamur. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode riset dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan suhu pemanasan (0, 80, 90, 100 dan 110 0C) dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan level suhu pemanasan pada saat sangrai memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) dalam menurunkan kadar air jagung dan konsentrasi aflatoksin; dan meningkatkan kualitas jagung (warna, aroma dan tekstur). Rataan kadar air yang didapatkan dalam penelitian ini berkisar antara 8,13-19,28%; konsentrasi aflatoksin berkisar 14,23-459,00 ppb; skor warna berkisar 1,00-2,00; skor aroma berkisar 1,00-3,00; skor tekstur berkisar 1,00-3,00. Berdasarkan dari hasil penelitian disimpulkan bahwa peningkatan suhu pada saat pemanasan menggunakan metode sangrai dapat meningkatkan kualitas fisik dan menurunkan konsentrasi aflatoksin pada jagung yang telah berjamur. Suhu yang terbaik untuk proses sangrai sebesar 110 0C.","PeriodicalId":391514,"journal":{"name":"Journal of Science Nusantara","volume":"28 26","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139443327","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Moh Anas Zaimu Zaki, Ardina Tanjungsari, Sapta Andaruisworo
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha di peternak sapi potong di Dusun Pojok Desa Tanjungkalang Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk meliputi modal, biaya produksi, penerimaan. Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode dan langkah pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan studi pustaka. Analisis data meliputi pendapatan peternak, rentabilitas usaha peternak sapi. Hasil penelitian ini adalah pendapatan yang diperoleh peternak dalam usaha peternakan sapi potong di Dusun Pojok Desa Tanjungkalang pada berbagai skala kepemilikan yaitu pada skala 2-3 ekor rata-rata pendapatan yang didapat sebesar Rp.4.155.098,-/tahun, skala 4-5 ekor sebesar Rp.8.763.095,-/tahun, untuk skala 6-7 ekor pendapatannya sebesar Rp.11.219.767,-/tahun dan untuk skala 8-9 ekor pendapatannya sebesar Rp.14.023.268,-/tahun. Berdasarkan hasil perhitungan rentabilitas usaha, maka dapat disimpulkan bahwa usaha ternak sapi di Dusun Pojok Desa Tanjungkalang Kecamatan Ngronggot termasuk dalam kategori buruk dengan prosentase sebesar 1,24%. Adanya perbedaan mengenai pendapatan yang diterima oleh peternak itu dipengaruhi adanya perbedaan skala usaha yang dimiliki, dimana semakin tinggi skala usaha ternak sapi potong maka semakin besar pula pendapatan peternak yang di peroleh sehingga dapat memberikan keuntungan kepada peternak yang nilainya cukup besar.
{"title":"ANALISIS EKONOMI USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DI DESA TANJUNGKALANG KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK","authors":"Moh Anas Zaimu Zaki, Ardina Tanjungsari, Sapta Andaruisworo","doi":"10.28926/jsnu.v3i2.1080","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/jsnu.v3i2.1080","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha di peternak sapi potong di Dusun Pojok Desa Tanjungkalang Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk meliputi modal, biaya produksi, penerimaan. Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode dan langkah pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan studi pustaka. Analisis data meliputi pendapatan peternak, rentabilitas usaha peternak sapi. Hasil penelitian ini adalah pendapatan yang diperoleh peternak dalam usaha peternakan sapi potong di Dusun Pojok Desa Tanjungkalang pada berbagai skala kepemilikan yaitu pada skala 2-3 ekor rata-rata pendapatan yang didapat sebesar Rp.4.155.098,-/tahun, skala 4-5 ekor sebesar Rp.8.763.095,-/tahun, untuk skala 6-7 ekor pendapatannya sebesar Rp.11.219.767,-/tahun dan untuk skala 8-9 ekor pendapatannya sebesar Rp.14.023.268,-/tahun. Berdasarkan hasil perhitungan rentabilitas usaha, maka dapat disimpulkan bahwa usaha ternak sapi di Dusun Pojok Desa Tanjungkalang Kecamatan Ngronggot termasuk dalam kategori buruk dengan prosentase sebesar 1,24%. Adanya perbedaan mengenai pendapatan yang diterima oleh peternak itu dipengaruhi adanya perbedaan skala usaha yang dimiliki, dimana semakin tinggi skala usaha ternak sapi potong maka semakin besar pula pendapatan peternak yang di peroleh sehingga dapat memberikan keuntungan kepada peternak yang nilainya cukup besar.","PeriodicalId":391514,"journal":{"name":"Journal of Science Nusantara","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134339036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya kelayakan usaha ternak kambing BK Farm Nganjuk. Dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelayakan usaha ternak kambing BK Farm Nganjuk. Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelayakan usaha BK Jaya Farm Nganjuk didapat dari penjualan kambing. Kelayakan usaha BK Jaya Farm Nganjuk adalah Rp 174.731.432. Hasil dari perhitungan analisis finansial menunjukkan nilai Net Present Value yaitu sebesar Rp 314.732.460. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini layak dijalankan selama 5 tahun karena menunjukkan Net Present Value yang positif. Titik impas (Break Event Point) akan tercapai jika BK Jaya farm menjual kambing dengan harga Rp. 1.115.000/ekor. Usaha ternak kambing BK Jaya Farm layak untuk dijalankan.
{"title":"ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK KAMBING BK JAYA FARM NGADIREJO KABUPATEN NGANJUK","authors":"Ebim Pradana Putra, Erna Yuniati, Sapta Andaruisworo","doi":"10.28926/jsnu.v3i2.1081","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/jsnu.v3i2.1081","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya kelayakan usaha ternak kambing BK Farm Nganjuk. Dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelayakan usaha ternak kambing BK Farm Nganjuk. Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelayakan usaha BK Jaya Farm Nganjuk didapat dari penjualan kambing. Kelayakan usaha BK Jaya Farm Nganjuk adalah Rp 174.731.432. Hasil dari perhitungan analisis finansial menunjukkan nilai Net Present Value yaitu sebesar Rp 314.732.460. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini layak dijalankan selama 5 tahun karena menunjukkan Net Present Value yang positif. Titik impas (Break Event Point) akan tercapai jika BK Jaya farm menjual kambing dengan harga Rp. 1.115.000/ekor. Usaha ternak kambing BK Jaya Farm layak untuk dijalankan.","PeriodicalId":391514,"journal":{"name":"Journal of Science Nusantara","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127195731","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Madu merupakan salah satu sumber pangan yang biasa dikonsumsi di indonesia.. NTB merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan produksi madu, dimana NTB merupakan daerah penghasil madu yang cukup tersohor di indonesia. Terdapat 2 jenis madu yang umum dikenal di wilayah NTB yaitu madu manis (apis) dan madu trigona. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi madu asal NTB menggunakan analisis FTIR. Dimana FTIR diketahui dapat memberikan gambaran struktur dan jenis gugus fungsi dari suatu sampel. Pada penelitian ini digunakan 3 sampel madu NTB dari petani madu yang kemudian disebut sebagai Madu S, Madu T dan Madu. Ketiga madu ini kemudian dianalisa menggunakan FTIR Spectrum Two PerkinElmer. Kemudian juga dilakukan uji proksimat pada sampel. Pada penelitian ini diperoleh bentuk pola serapan sampel yang mirip. Dari Analisa FTIR diperoleh serapan pada ketiga sampel pada bilangan gelombang 3400 cm-1, 1415 cm-1, 778 cm-1. Dari Analisa FTIR diidentifikasi adanya antioksidan dan flavonoid. Semakin gelap warna dari sampel madu yang dianalisa memberikan nilai serapan yang semakin tinggi. . Katakunci: FTIR, Madu, bilangan gelombang, NTB
{"title":"IDENTIFIKASI MADU ALAMI NTB MENGGUNAKAN FTIR","authors":"Nike Anggarani","doi":"10.28926/jsnu.v3i2.1070","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/jsnu.v3i2.1070","url":null,"abstract":"Madu merupakan salah satu sumber pangan yang biasa dikonsumsi di indonesia.. NTB merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan produksi madu, dimana NTB merupakan daerah penghasil madu yang cukup tersohor di indonesia. Terdapat 2 jenis madu yang umum dikenal di wilayah NTB yaitu madu manis (apis) dan madu trigona. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi madu asal NTB menggunakan analisis FTIR. Dimana FTIR diketahui dapat memberikan gambaran struktur dan jenis gugus fungsi dari suatu sampel. Pada penelitian ini digunakan 3 sampel madu NTB dari petani madu yang kemudian disebut sebagai Madu S, Madu T dan Madu. Ketiga madu ini kemudian dianalisa menggunakan FTIR Spectrum Two PerkinElmer. Kemudian juga dilakukan uji proksimat pada sampel. Pada penelitian ini diperoleh bentuk pola serapan sampel yang mirip. Dari Analisa FTIR diperoleh serapan pada ketiga sampel pada bilangan gelombang 3400 cm-1, 1415 cm-1, 778 cm-1. Dari Analisa FTIR diidentifikasi adanya antioksidan dan flavonoid. Semakin gelap warna dari sampel madu yang dianalisa memberikan nilai serapan yang semakin tinggi. . \u0000Katakunci: FTIR, Madu, bilangan gelombang, NTB","PeriodicalId":391514,"journal":{"name":"Journal of Science Nusantara","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116483259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemetaan Akuifer Airtanah di Desa Paslaten, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi DipolDipol dibawah bimbingan AS’ARI sebagai ketua dan FERDY sebagai anggota. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan memetakan zona akuifer airtanah di Desa Paslaten, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara menggunakan metode geolistrik konfigurasi dipol-dipol. Data hasil pengukuran metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipol-dipol menggunakan 2 lintasan pengukuran, dengan panjang lintasan satu 480 meter dan lintasan dua 360 meter, dengan jarak spasi tiap elektroda adalah 10 meter. Data sekunder diolah menggunakan software Res2dinv sehingga didapat hasil penampang profil dalam 2D. Hasil yang didapat berdasarkan pemodelan 2D, dengan nilai resistivitas ≤ 76,9 Ωm teridentifikasi adanya 9 titik akuifer airtanah pada lintasan satu pada kedalaman 1,71– 39,5 meter dari permukaan tanah. Pada lintasan dua terdapat 5 titik akuifer pada kedalaman 1,71–42,8 meter dari permukaan tanah.
{"title":"PEMETAAN AKUIFER AIRTANAH DI DESA PASLATEN, KECAMATAN KAUDITAN, KABUPATEN MINAHASA UTARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOL-DIPOL","authors":"Sonia Y. Rompas","doi":"10.28926/jsnu.v3i2.1019","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/jsnu.v3i2.1019","url":null,"abstract":"Pemetaan Akuifer Airtanah di Desa Paslaten, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi DipolDipol dibawah bimbingan AS’ARI sebagai ketua dan FERDY sebagai anggota. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan memetakan zona akuifer airtanah di Desa Paslaten, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara menggunakan metode geolistrik konfigurasi dipol-dipol. Data hasil pengukuran metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipol-dipol menggunakan 2 lintasan pengukuran, dengan panjang lintasan satu 480 meter dan lintasan dua 360 meter, dengan jarak spasi tiap elektroda adalah 10 meter. Data sekunder diolah menggunakan software Res2dinv sehingga didapat hasil penampang profil dalam 2D. Hasil yang didapat berdasarkan pemodelan 2D, dengan nilai resistivitas ≤ 76,9 Ωm teridentifikasi adanya 9 titik akuifer airtanah pada lintasan satu pada kedalaman 1,71– 39,5 meter dari permukaan tanah. Pada lintasan dua terdapat 5 titik akuifer pada kedalaman 1,71–42,8 meter dari permukaan tanah.","PeriodicalId":391514,"journal":{"name":"Journal of Science Nusantara","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116753798","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Reni Muasisatul Khoirot, M. H. Hakim, Yuniar Alam, Ratika Sekar Ajeng Ananingtyas
DRL (Diagnostic Reference Level), merupakan suatu alat bantu sebagai alat optimasi untuk melindungi pasien dari radiasi guna mencegah paparan radiasi yang berlebihan pada pasien. DRL juga diterapkan pada modalitas radiografi umum pemeriksaan Thorax AP (Anterior-Posterior)/PA. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisiss nilai DRL yang sesuai dengan aturan BAPETEN yang bermanfaat sebagai referensi pada pemeriksaan radiografi umum. Menggunakan data sekunder untuk mengetahui cara menentukan nilai DRL (Diagnostic Reference Level), pada parameter INAK (Incident Air Kerma) dan ESAK (Entrance Surface Air Kerma.) Menghitung nilai kuartil ketiga untuk DRL lokal dengan DRL yang sesuai dengan acuan BAPETEN. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai DRL pada parameter INAK 0,22 mGy dan ESAK 0,32 mGy. Nilai dosis yang diterima pasien pada pemeriksaan thorax AP/PA salah satu instalasi rumah sakit di Srengat berada ditingkat aman dimana nilai dosis lebih kecil dari ambang batas yang telah ditetapkan oleh BAPETEN.
DRL(诊断参考水平)是一种工具,可以保护病人免受辐射,以防止对病人过度辐射。DRL还适用于一般x光检查AP (anterial - con)/PA的模式。本研究旨在确定和分析DRL的价值,这些价值符合BAPETEN的有用规则,作为对普通x射线检查的参考。使用次要数据确定如何确定DRL(诊断级别)、初始水参数(Kerma Air Incident)和ESAK (Kerma Air Entrance)的值。)计算本地DRL的第三季度值,使用与BAPETEN参照的DRL。本研究结果显示,DRL值为INAK . 22 mGy和ESAK . 32 mGy参数。Srengat的一个医院设施在胸腔a.a.p. /PA上接受的剂量的值处于安全水平,该剂量的值小于BAPETEN设定的阈值。
{"title":"ANALISIS NILAI DRL PARAMETER ESAK/INAK PEMERIKSAAN THORAX AP/PA X-RAY CANON","authors":"Reni Muasisatul Khoirot, M. H. Hakim, Yuniar Alam, Ratika Sekar Ajeng Ananingtyas","doi":"10.28926/jsnu.v3i2.1041","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/jsnu.v3i2.1041","url":null,"abstract":"DRL (Diagnostic Reference Level), merupakan suatu alat bantu sebagai alat optimasi untuk melindungi pasien dari radiasi guna mencegah paparan radiasi yang berlebihan pada pasien. DRL juga diterapkan pada modalitas radiografi umum pemeriksaan Thorax AP (Anterior-Posterior)/PA. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisiss nilai DRL yang sesuai dengan aturan BAPETEN yang bermanfaat sebagai referensi pada pemeriksaan radiografi umum. Menggunakan data sekunder untuk mengetahui cara menentukan nilai DRL (Diagnostic Reference Level), pada parameter INAK (Incident Air Kerma) dan ESAK (Entrance Surface Air Kerma.) Menghitung nilai kuartil ketiga untuk DRL lokal dengan DRL yang sesuai dengan acuan BAPETEN. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai DRL pada parameter INAK 0,22 mGy dan ESAK 0,32 mGy. Nilai dosis yang diterima pasien pada pemeriksaan thorax AP/PA salah satu instalasi rumah sakit di Srengat berada ditingkat aman dimana nilai dosis lebih kecil dari ambang batas yang telah ditetapkan oleh BAPETEN.","PeriodicalId":391514,"journal":{"name":"Journal of Science Nusantara","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131217510","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Distribusi atau pengiriman bahan pokok dalam suatu industri sangatlah penting untuk berlangsungnya proses produksi, baik bahan dasar (raw material) maupun bahan setengah jadi ( semi finished good ). Dalam pengiriman barang sangat dibutuhkan dalam ketepatan waktu baik dalam proses produksi maupun saat pengirman supaya dapat berjalan dengan lancar. Dalam proses distribusi yang ada didalam suatu proses produksi maupun untuk pengiriman ke pelanggan seharusnya waktu dan ketepatan harus sesuai dengan perhitungan yang tepat agar biaya – biaya yang tidak semestinya terpakai akan ikutmenjadi perhitungan dalam proses distribusi. Untuk mencapai hasil yang maksimal dengan cara menekan biaya proses produksi dengan salah satu cara menekan biaya yang timbuk yang diakibatkan proses pengiriman barang harus mempunayi cara untuk mengurangi atau menekan seminimal mungkin pada biaya pengiriman. Dalam suatu proses distribusi pada dasarnya untuk menciptakan faedah (utility) waktu dan tempat. Di era globalisasi dan persaingan yang semakin kuat diantara pelaku usaha di haruskan mempunyai ide atau gagasan yang inovatif supaya perusahaan bisa bersaing merebut pasar ( Pelanggan ) denagn cara menekan biaya ( harga jual ) denagn cara berbagai cara denagn tidak mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Penerapan strategi yang tepat merupakan bagian penting yang ada dalam suatu perusahaan untuk tetap. Di dalam pengiriman bahan baku, model transportasi memiliki peran penting agar semua proses sesuai jadwal. Kebutuhan suatu produksi sering berubah mengikuti permintaan planning, sehingga sangat penting untuk memilih model transportasi pengiriman yang tepat. Permasalahan yang sering berkaitan dengan kondisi tersebut adalah penanganan distribusi atau pengiriman yang kurang efisien sehingga mengakibatkan total rute kendaraan dan waktu yang berlebih. Tujuan dari pemilihan model transportasi untuk pengiriman adalah untuk menghemat biaya distribusi atau pengiriman. Biaya logistik merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pengeluaran atau efisiensi sebuah perusahaan. Biaya logistik terdiri dari biaya pergudangan dan transportasi atau distribusi. Semakin efisien biaya logistik, semakin efisien pengeluaran perusahaan. Biaya distribusi antara perusahaan atau bagian dapat di mengefisienkan atau meninimalkan salah satu cara dengan memilih model transportasi yang tepat.
{"title":"ANALISA REKAYASA TRANSPORTASI UNTUK DISTRIBUSI LOGISTIC DI PT ABC","authors":"S. Sudarto","doi":"10.28926/jsnu.v3i1.881","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/jsnu.v3i1.881","url":null,"abstract":"Distribusi atau pengiriman bahan pokok dalam suatu industri sangatlah penting untuk berlangsungnya proses produksi, baik bahan dasar (raw material) maupun bahan setengah jadi ( semi finished good ). Dalam pengiriman barang sangat dibutuhkan dalam ketepatan waktu baik dalam proses produksi maupun saat pengirman supaya dapat berjalan dengan lancar. Dalam proses distribusi yang ada didalam suatu proses produksi maupun untuk pengiriman ke pelanggan seharusnya waktu dan ketepatan harus sesuai dengan perhitungan yang tepat agar biaya – biaya yang tidak semestinya terpakai akan ikutmenjadi perhitungan dalam proses distribusi. Untuk mencapai hasil yang maksimal dengan cara menekan biaya proses produksi dengan salah satu cara menekan biaya yang timbuk yang diakibatkan proses pengiriman barang harus mempunayi cara untuk mengurangi atau menekan seminimal mungkin pada biaya pengiriman. Dalam suatu proses distribusi pada dasarnya untuk menciptakan faedah (utility) waktu dan tempat. Di era globalisasi dan persaingan yang semakin kuat diantara pelaku usaha di haruskan mempunyai ide atau gagasan yang inovatif supaya perusahaan bisa bersaing merebut pasar ( Pelanggan ) denagn cara menekan biaya ( harga jual ) denagn cara berbagai cara denagn tidak mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Penerapan strategi yang tepat merupakan bagian penting yang ada dalam suatu perusahaan untuk tetap. Di dalam pengiriman bahan baku, model transportasi memiliki peran penting agar semua proses sesuai jadwal. Kebutuhan suatu produksi sering berubah mengikuti permintaan planning, sehingga sangat penting untuk memilih model transportasi pengiriman yang tepat. Permasalahan yang sering berkaitan dengan kondisi tersebut adalah penanganan distribusi atau pengiriman yang kurang efisien sehingga mengakibatkan total rute kendaraan dan waktu yang berlebih. Tujuan dari pemilihan model transportasi untuk pengiriman adalah untuk menghemat biaya distribusi atau pengiriman. Biaya logistik merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pengeluaran atau efisiensi sebuah perusahaan. Biaya logistik terdiri dari biaya pergudangan dan transportasi atau distribusi. Semakin efisien biaya logistik, semakin efisien pengeluaran perusahaan. Biaya distribusi antara perusahaan atau bagian dapat di mengefisienkan atau meninimalkan salah satu cara dengan memilih model transportasi yang tepat.","PeriodicalId":391514,"journal":{"name":"Journal of Science Nusantara","volume":"51 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120874461","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Aktivitas yang dilakukan sebuah perusahaan merupakan sebuah tim oraganisasi yang mana semua tim harus saling mendukung mulai golongan atas sampai golongan paling bawah, dan dikdung denagn kondisi lingkungan kerja yang bagus. Sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sesusai dengan tujuannya tidak akan bisa berarti apabila tidak didukung lingkungan kerja walaupun itu di pasang alat berteknologi modern. Lingkungan kerja yang tidak mewadahi akan menyebabkan aktifitas kerja bisa terganggu dan tidak bisa meningkatkan produktifitas kerja. Kita harus paham dengan kondisi kerja yang tidak teratur dan buruk penataannya baik itu peralatan maupun hal lain yang berhubungan dengan produksi akan meninbulkan maslah terhadap produktifitas suatu perusahan. Karyawan yang terlibat di dalamnya akan merasa terganggu apabila melakiukan aktifitas. Untuk itu perbaikan yang akan dicapai sesuai apa yang diharapkan oleh perusahan yang berakibat pula kesejahteraan para karyawannya. Produkfoitas akan meningkat apabila semua elemn dimperusahan menyamakan visi dalam hal kebaikan meskipun dalam melakukan aktifitas itu dipandang sebelah mata. Untyk itu dalam peningkatan produktifitas juga salah satunya menggunaan cara yaitu penerapan Lean.
{"title":"PENINGKATAN PRODUKTIFITAS MENGGUNAKAN METODE LEAN MANUFACTURING DENGAN STUDY TOOLS 5S DAN SIX SIGMA PADA RANTAI PRODUKSI DI PT. CORT INDONESIA","authors":"S. Sudarto","doi":"10.28926/jsnu.v3i1.884","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/jsnu.v3i1.884","url":null,"abstract":"Aktivitas yang dilakukan sebuah perusahaan merupakan sebuah tim oraganisasi yang mana semua tim harus saling mendukung mulai golongan atas sampai golongan paling bawah, dan dikdung denagn kondisi lingkungan kerja yang bagus. Sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sesusai dengan tujuannya tidak akan bisa berarti apabila tidak didukung lingkungan kerja walaupun itu di pasang alat berteknologi modern. Lingkungan kerja yang tidak mewadahi akan menyebabkan aktifitas kerja bisa terganggu dan tidak bisa meningkatkan produktifitas kerja. Kita harus paham dengan kondisi kerja yang tidak teratur dan buruk penataannya baik itu peralatan maupun hal lain yang berhubungan dengan produksi akan meninbulkan maslah terhadap produktifitas suatu perusahan. Karyawan yang terlibat di dalamnya akan merasa terganggu apabila melakiukan aktifitas. Untuk itu perbaikan yang akan dicapai sesuai apa yang diharapkan oleh perusahan yang berakibat pula kesejahteraan para karyawannya. Produkfoitas akan meningkat apabila semua elemn dimperusahan menyamakan visi dalam hal kebaikan meskipun dalam melakukan aktifitas itu dipandang sebelah mata. Untyk itu dalam peningkatan produktifitas juga salah satunya menggunaan cara yaitu penerapan Lean.","PeriodicalId":391514,"journal":{"name":"Journal of Science Nusantara","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133460436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pangan merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi masyarakat. Jika ketahanan pangan terganggu, maka akan berdampak buruk bagi kehidupan bangsa. Analisis K-Means Cluster adalah salah satu metode pada Analisis Cluster non hirarki yang mengelompokkan data ke dalam satu atau lebih kelompok. Data-data yang mempunyai karakteristik yang sama dikelompokan dalam satu cluster dan data yang mempunyai karakteristik yang berbeda dikelompokan ke dalam cluster yang lain. Data-data yang digunakan pada penelitian ini adalah luas panen padi, produktivitas padi dan produksi beras pada 38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2022. Ada tiga kelompok yang terbentuk yaitu Kabupaten/Kota dengan ketahanan pangan yang diduga rendah sebanyak 23 anggota, sedang sebanyak 9 anggota dan tinggi sebanyak 6 anggota.
{"title":"PENERAPAN K-MEANS CLUSTER DI PROVINSI JAWA TIMUR BERDASARKAN KETAHANAN PANGAN","authors":"Ewing Rudita Arini","doi":"10.28926/jsnu.v3i1.866","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/jsnu.v3i1.866","url":null,"abstract":"Pangan merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi masyarakat. Jika ketahanan pangan terganggu, maka akan berdampak buruk bagi kehidupan bangsa. Analisis K-Means Cluster adalah salah satu metode pada Analisis Cluster non hirarki yang mengelompokkan data ke dalam satu atau lebih kelompok. Data-data yang mempunyai karakteristik yang sama dikelompokan dalam satu cluster dan data yang mempunyai karakteristik yang berbeda dikelompokan ke dalam cluster yang lain. Data-data yang digunakan pada penelitian ini adalah luas panen padi, produktivitas padi dan produksi beras pada 38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2022. Ada tiga kelompok yang terbentuk yaitu Kabupaten/Kota dengan ketahanan pangan yang diduga rendah sebanyak 23 anggota, sedang sebanyak 9 anggota dan tinggi sebanyak 6 anggota.","PeriodicalId":391514,"journal":{"name":"Journal of Science Nusantara","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132948626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
(x). The optimization design is adapted to the mathematical analysis of the permittivity formulation in IDCS. Based on the gradient optimization results, the value of 𝑁 ≠ 1 is obtained, meaning that N cannot be 1. This limitation is in accordance with the principle of parallel plate capacitors, where the requirements for a capacitor configuration are to consist of two plates. For the electrode length variable (L) the Boundary is obtained, namely L≠ 0. After the Boundary for the IDCS configuration is obtained, the second stage is carried out, namely optimization using PSO. The parameters used for optimization are the number of particles = 500, the maximum speed is 20, the learning factor = 2, the inertia weight is 0.8 – 1.2 and the stop condition when it reaches the minimum error. The range of results from the PSO optimization is the width of the electrode 1-3 mm, the distance between the two electrodes is 1-3mm, the number of electrodes is between 3-7, the length of the electrode is 4-7 mm. The values that often appear with the smallest error are a = 3, b = 3, N = 6, L = 5.
(x)优化设计适用于IDCS中介电常数公式的数学分析。根据梯度优化的结果,得到的结果是:N不可能是1。这一限制是根据并联板电容器的原理,其中电容器配置的要求是由两个板组成。对于电极长度变量L,得到边界,即L≠0。在得到IDCS配置的边界后,进行第二阶段,即利用粒子群算法进行优化。优化参数为粒子数= 500,最大速度为20,学习因子= 2,惯性权重为0.8 - 1.2,达到最小误差时停止条件。PSO优化得到的结果范围为电极宽度1 ~ 3mm,电极间距1 ~ 3mm,电极数量3 ~ 7个,电极长度4 ~ 7 mm。通常出现误差最小的值是a = 3, b = 3, N = 6, L = 5。
{"title":"OPTIMASI KONFIGURASI INTER DIGITAL CAPACITORS SENSOR (IDCS) MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION","authors":"Ulfatul Khasanah","doi":"10.28926/jsnu.v3i1.1063","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/jsnu.v3i1.1063","url":null,"abstract":"(x). The optimization design is adapted to the mathematical analysis of the permittivity formulation in IDCS. Based on the gradient optimization results, the value of 𝑁 ≠ 1 is obtained, meaning that N cannot be 1. This limitation is in accordance with the principle of parallel plate capacitors, where the requirements for a capacitor configuration are to consist of two plates. For the electrode length variable (L) the Boundary is obtained, namely L≠ 0. After the Boundary for the IDCS configuration is obtained, the second stage is carried out, namely optimization using PSO. The parameters used for optimization are the number of particles = 500, the maximum speed is 20, the learning factor = 2, the inertia weight is 0.8 – 1.2 and the stop condition when it reaches the minimum error. The range of results from the PSO optimization is the width of the electrode 1-3 mm, the distance between the two electrodes is 1-3mm, the number of electrodes is between 3-7, the length of the electrode is 4-7 mm. The values that often appear with the smallest error are a = 3, b = 3, N = 6, L = 5.","PeriodicalId":391514,"journal":{"name":"Journal of Science Nusantara","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125197529","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}