Rakhmatyah Rakhmatyah, Muchammad Eka Mahmud, S. Asiah
{"title":"PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR INKLUSI DI SAMARINDA (STUDI MULTISITUS DI SDN 016, SD ISLAM BUNGA BANGSA DAN SD FASTABIQUL KHAIRAT)","authors":"Rakhmatyah Rakhmatyah, Muchammad Eka Mahmud, S. Asiah","doi":"10.30821/ansiru.v7i1.16164","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) problematika pembelajaran yang dihadapi oleh sekolah dasar inklusi dan (2) solusi yang dilakukan oleh sekolah dasar inklusi di Samarinda dalam menghadapi problematika yang terjadi. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan deskriptif kualitatif multisistus di tiga sekolah dasar inklusi di Samarinda. Melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil temuan yang peneliti temukan di lapangan adalah (1) Problematika - problematika Sekolah Dasar Inklusi di Samarinda adalah guru dan GPK (Guru Pembimbing Khusus) tidak ada yang berlatarbelakang Pendidikan Luar Biasa (PLB), tidak adanya kerja sama dengan tenaga ahli profesional sepeti psikiater, terapis dan juga dokter anak, guru mengalami kesulitan dalam merancang PPI (Program Pembelajaran Individual), guru masih kesulitan dalam melakukan proses belajar mengajar dikelas inklusi dan ini berdampak pada kesulitan guru dalam memberikan penilaian dan evaluasi pada peserta didik berkebutuhan khusus. GPK yang bersertifikasi masih sangat kurang, pelatihan tentang pendidikan inklusi masih sangat kurang, sarana dan prasarana juga masih minim (2) Solusi yang di lakukan oleh sekolah dasar inklusi di Samarinda adalah meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran dengan mengikuti beberapa workshop dan pelatihan-pelatihan tentang pendidikan dan pembelajaran inklusi, merekomendasikan tenaga profesional kepada orang tua yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus seperti: psikolog, dokter anak, terapis dan psikiater, dan kepala sekolah bersama guru -guru melakukan diskusi dan sharing dalam mengevaluasi pembelajaran inklusi di sekolah.","PeriodicalId":126913,"journal":{"name":"ANSIRU PAI : Pengembangan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"ANSIRU PAI : Pengembangan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30821/ansiru.v7i1.16164","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) problematika pembelajaran yang dihadapi oleh sekolah dasar inklusi dan (2) solusi yang dilakukan oleh sekolah dasar inklusi di Samarinda dalam menghadapi problematika yang terjadi. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan deskriptif kualitatif multisistus di tiga sekolah dasar inklusi di Samarinda. Melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil temuan yang peneliti temukan di lapangan adalah (1) Problematika - problematika Sekolah Dasar Inklusi di Samarinda adalah guru dan GPK (Guru Pembimbing Khusus) tidak ada yang berlatarbelakang Pendidikan Luar Biasa (PLB), tidak adanya kerja sama dengan tenaga ahli profesional sepeti psikiater, terapis dan juga dokter anak, guru mengalami kesulitan dalam merancang PPI (Program Pembelajaran Individual), guru masih kesulitan dalam melakukan proses belajar mengajar dikelas inklusi dan ini berdampak pada kesulitan guru dalam memberikan penilaian dan evaluasi pada peserta didik berkebutuhan khusus. GPK yang bersertifikasi masih sangat kurang, pelatihan tentang pendidikan inklusi masih sangat kurang, sarana dan prasarana juga masih minim (2) Solusi yang di lakukan oleh sekolah dasar inklusi di Samarinda adalah meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran dengan mengikuti beberapa workshop dan pelatihan-pelatihan tentang pendidikan dan pembelajaran inklusi, merekomendasikan tenaga profesional kepada orang tua yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus seperti: psikolog, dokter anak, terapis dan psikiater, dan kepala sekolah bersama guru -guru melakukan diskusi dan sharing dalam mengevaluasi pembelajaran inklusi di sekolah.