UJI INTERAKSI METFORMIN DAN GLIBENKLAMID DENGAN JAMU YANG MENGANDUNG Smallanthus sonchifolius DAN KOMBINASI Andrographis paniculata (Burm. F), Boesenbergia pandurata Roxb, Phyllanthus niruri L, Syzigii polyanthi Wight PADA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TI
Elza Sundhani, Diniatik, Zainur Rahman Hakim, I. Nurzijah, A. Prakoso, Nur Fajrina, Muhamad Rifki, Zaenal Arifin Misgi Candra Dasa
{"title":"UJI INTERAKSI METFORMIN DAN GLIBENKLAMID DENGAN JAMU YANG MENGANDUNG Smallanthus sonchifolius DAN KOMBINASI Andrographis paniculata (Burm. F), Boesenbergia pandurata Roxb, Phyllanthus niruri L, Syzigii polyanthi Wight PADA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TI","authors":"Elza Sundhani, Diniatik, Zainur Rahman Hakim, I. Nurzijah, A. Prakoso, Nur Fajrina, Muhamad Rifki, Zaenal Arifin Misgi Candra Dasa","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.31","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penggunaan jamu sebagai Complementary and Alternative Medicine untuk mengatasi Diabetes Mellitus banyak digunakan di Indonesia. Potensi munculnya interaksi obat-jamu dengan metformin dan glibenklamid dapat mempengaruhi efektivitas menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi farmakodinamika (aktivitas farmakologi) dari metformin dan glibenklamid yang dikombinasikan dengan jamu A (Smallanthus sonchifolius) dan jamu B (Andrographis paniculata (Burm. F), Boesenbergia pandurata Roxb, Phyllanthus niruri L, Syzigii polyanthi) dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan. Metode KLT-Densitometer digunakan untuk skrining fitokimia dengan membandingkan profil kromatogram (nilai Rf) dari jamu dan ekstrak etanol tanaman. Sebanyak 30 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 10 kelompok perlakuan dengan aloksan 175 mg/Kg BB. Pengamatan kadar glukosa darah diukur pada hari ke-0,-7,-14, dan -21 setelah tikus dipuasakan 12 jam. Hasil profil kromatogram menunjukkan bahwa terdapat nilai Rf yang sama antara jamu A dan B dengan tanaman pembanding. Hasil uji kombinasi Metformin dengan Jamu A dan B menunjukkan adanya penurunan aktivitas yang diduga oleh adanya penghambatan absorbsi metforminm, namun tidak signifikan dibandingkan perlakuan tunggal (p>0,05). Sedangkan kombinasi glibenklamid dengan jamu A dan B menunjukkan adanya penurunan aktivitas yang siginifikan (p<0,05) dibandingkan perlakuan tunggal. Pengaruh senyawa aktif dalam jamu dalam mempengaruhi aktivitas enzim CYP3A4 dan CYP2C9 (enzim pemetabolisme glibenklamid) atau efek entagonis diprediksi terjadi pada kombinasi tersebut. Penelitian lanjutan diperlukan untuk memastikan mekanisme interaksi obat-jamu, namun penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan potensi interaksi penggunaan jamu A dan B dengan metformin dan glibenklamid.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.31","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penggunaan jamu sebagai Complementary and Alternative Medicine untuk mengatasi Diabetes Mellitus banyak digunakan di Indonesia. Potensi munculnya interaksi obat-jamu dengan metformin dan glibenklamid dapat mempengaruhi efektivitas menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi farmakodinamika (aktivitas farmakologi) dari metformin dan glibenklamid yang dikombinasikan dengan jamu A (Smallanthus sonchifolius) dan jamu B (Andrographis paniculata (Burm. F), Boesenbergia pandurata Roxb, Phyllanthus niruri L, Syzigii polyanthi) dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan. Metode KLT-Densitometer digunakan untuk skrining fitokimia dengan membandingkan profil kromatogram (nilai Rf) dari jamu dan ekstrak etanol tanaman. Sebanyak 30 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 10 kelompok perlakuan dengan aloksan 175 mg/Kg BB. Pengamatan kadar glukosa darah diukur pada hari ke-0,-7,-14, dan -21 setelah tikus dipuasakan 12 jam. Hasil profil kromatogram menunjukkan bahwa terdapat nilai Rf yang sama antara jamu A dan B dengan tanaman pembanding. Hasil uji kombinasi Metformin dengan Jamu A dan B menunjukkan adanya penurunan aktivitas yang diduga oleh adanya penghambatan absorbsi metforminm, namun tidak signifikan dibandingkan perlakuan tunggal (p>0,05). Sedangkan kombinasi glibenklamid dengan jamu A dan B menunjukkan adanya penurunan aktivitas yang siginifikan (p<0,05) dibandingkan perlakuan tunggal. Pengaruh senyawa aktif dalam jamu dalam mempengaruhi aktivitas enzim CYP3A4 dan CYP2C9 (enzim pemetabolisme glibenklamid) atau efek entagonis diprediksi terjadi pada kombinasi tersebut. Penelitian lanjutan diperlukan untuk memastikan mekanisme interaksi obat-jamu, namun penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan potensi interaksi penggunaan jamu A dan B dengan metformin dan glibenklamid.