KESESUAIAN KRITERIA HYBRID TERHADAP PERANCANGAN APARTEMENT DALAM MIXED-USE BSD CITY TANGERANG (STUDI KASUS : APARTEMEN DALAM MIXED-USE DI BSD CITY, TANGERANG)
Armando Diwa Ruphiano, Enny Supriyati Sardiyarso, Punto Wijayanto
{"title":"KESESUAIAN KRITERIA HYBRID TERHADAP PERANCANGAN APARTEMENT DALAM MIXED-USE BSD CITY TANGERANG (STUDI KASUS : APARTEMEN DALAM MIXED-USE DI BSD CITY, TANGERANG)","authors":"Armando Diwa Ruphiano, Enny Supriyati Sardiyarso, Punto Wijayanto","doi":"10.25105/psia.v3i1.13098","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Di zaman modern seperti sekarang ini, jumlah penduduk semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat menyebabkan kepadatan perkotaan lebih lanjut maka bangunan vertikal yang akan melambung. Namun, dengan perkembangan zaman teknologi yang juga semakin berkembang, inovatif dan mempengaruhi semua bidang kehidupan, dapat berarti bahwa kita juga akan hidup, bermain, belajar dan bekerja dengan cara-cara baru, oleh karena itu kesempatan untuk menata kembali lingkungan kota, dan khususnya bangunan dengan fokus pada 8 prinsip arsitektur Hybrid yang berperan dalam bangunan multi fungsi (mixed-use). 8 prinsip tersebut terdiri dari Skala Proyek (project scale), Kepadatan kawasan perkotaan (density of urban area), Keragaman fungsi (diversity of function), Skala fungsi (function scale), Integrasi fungsi (function integration), Flexsibility (Fleksibilitas), Vertikal koneksi (koneksi vertikal), Ruang Pertemuan Publik Terpadu (Ruang Publik terintegrasi). menggunakan metode kualitatif dengan teori prinsip arsitektur hybrid yang berasal dari buku, jurnal, karya ilmiah dan internet untuk menggali dan mengembangkannya. Temuan yang diperoleh didasarkan pada kriteria 1. Skala proyek setiap bangunan menunjukkan skala bangunan dan diletakkan di atas satu sama lain secara tumpang tindih dalam menanggapi kepadatan kota BSD, Keragaman fungsi (diversity of function) berbagai fungsi yang terdapat pada bangunan, mendominasi bangunan komersial dan residensial, Integrasi Fungsi menekankan hubungan antar fungsinya, melalui sambungan vertikal dan sambungan horizontal, Fleksibilitas arsitektur hybrid juga menekankan pada struktur bangunan agar di kemudian hari bangunan dapat berubah fungsinya.","PeriodicalId":178748,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Seminar Intelektual Muda","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25105/psia.v3i1.13098","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Di zaman modern seperti sekarang ini, jumlah penduduk semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat menyebabkan kepadatan perkotaan lebih lanjut maka bangunan vertikal yang akan melambung. Namun, dengan perkembangan zaman teknologi yang juga semakin berkembang, inovatif dan mempengaruhi semua bidang kehidupan, dapat berarti bahwa kita juga akan hidup, bermain, belajar dan bekerja dengan cara-cara baru, oleh karena itu kesempatan untuk menata kembali lingkungan kota, dan khususnya bangunan dengan fokus pada 8 prinsip arsitektur Hybrid yang berperan dalam bangunan multi fungsi (mixed-use). 8 prinsip tersebut terdiri dari Skala Proyek (project scale), Kepadatan kawasan perkotaan (density of urban area), Keragaman fungsi (diversity of function), Skala fungsi (function scale), Integrasi fungsi (function integration), Flexsibility (Fleksibilitas), Vertikal koneksi (koneksi vertikal), Ruang Pertemuan Publik Terpadu (Ruang Publik terintegrasi). menggunakan metode kualitatif dengan teori prinsip arsitektur hybrid yang berasal dari buku, jurnal, karya ilmiah dan internet untuk menggali dan mengembangkannya. Temuan yang diperoleh didasarkan pada kriteria 1. Skala proyek setiap bangunan menunjukkan skala bangunan dan diletakkan di atas satu sama lain secara tumpang tindih dalam menanggapi kepadatan kota BSD, Keragaman fungsi (diversity of function) berbagai fungsi yang terdapat pada bangunan, mendominasi bangunan komersial dan residensial, Integrasi Fungsi menekankan hubungan antar fungsinya, melalui sambungan vertikal dan sambungan horizontal, Fleksibilitas arsitektur hybrid juga menekankan pada struktur bangunan agar di kemudian hari bangunan dapat berubah fungsinya.