{"title":"TINDAK PENGANCAMAN DAN PENYELAMATAN WAJAH ANIES BASWEDAN DAN BASUKI “AHOK” TJAHAJA PURNAMA","authors":"Saiko Rudi Kasenda","doi":"10.22216/JK.V2I2.3377","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article is aimed to investigate face threathening acts and face saving acts demonstrated by Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama as the candidates of DKI Jakarta governor during the debate held in April 2017. Face threatening act and face saving act are analyzed because they are able to show not only their positive image but also the negatve one in front of not only to each candidate but also to the audience watching the debate. Politeness theory from Brown and Levinson (1987.) are employed to analyze both candidates’ face threatening acts and saving acts since this theory provides detailed descriptions of a large range of strategies that can be used to deeply understand both face threatening acts and face saving act performed by the candidates. The context surrounding the debate becomes a crucial point to analyze how politeness strategy is applied to show face thratening act and face saving act. Through qualitative method, this study found that 1) Bald on-record is the strategy used by the candidates to show face threatening and they are intended to show contradictions, to disagree, to insult, to interrupt, to speak out-of-topic, to challenge, and to exaggerate. 2) Both candidates use positive and negative strategies to show face saving act intended to show contradictions, to assert common ground, to show agreement, to joke, to apologize, and to avoid disagreement. 3) The face threatening act and saving acts can be considered as the efforts to defend their argumentations and to preserve their positive faces, 4.) The use of the word “kita” and passive voice can be seen as markers in both candidates’ utterances to minimize the imposed face threatening act and to signal solidarity to each candidate and to audience, 5) While Anies is revealed to be the one who more frequently uses face threatening act, Basuki is the candidate who uses face saving act more often during the debate. The study is expected to enrich the study in the field of pragmatics focusing on the use of politeness strategy. Artikel ini bertujuan untuk menginvestigasi tindak pengancaman muka wajah dan tindak penyelamatan wajah yang ditunjukkan oleh Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama pada Debat Pilkada gubernur provinsi DKI Jakarta 2017. Tindak pengancaman wajah dan penyelamatan wajah diteliti pada makalah ini karena dapat merepresentasikan citra positif maupun citra negatif kandidat pilkada Gubernur DKI tidak hanya dihadapan masing-masing kandidat tetapi juga kepada masyarakat umum yang menyaksikan. Teori kesantunan dari Brown dan Levinson digunakan untuk menganalisis tindak pengancaman muka dan tindak penyelamatan muka kedua kandidat karena teori ini memiliki penjelasan yang komprehensif tentang berbagai strategi yang dapat dipergunakan untuk memahami secara mendalam bagaimana tindak pengancaman dan penyelamatan wajah ditunjukkan oleh kedua kandidiat. Konteks topik debat yang diangkat dipahami untuk dapat menganalisis tindak pengancaman dan penyelamatan wajah oleh Anies dan Basuki. Melalui metode kualitatif, studi ini menemukan bahwa 1) Bald on-record adalah strategi yang sering digunakan untuk menunjukkan tindak pengancaman muka dan ditujukan untuk menyatakan kontradiksi, menyatakan ketidaksetujuan, menyinggung, menginterupsi, berbicara di luar topik pembicaraan, menantang kandidat lain, dan memberikan pernyataan yang berlebihan. 2) Tindak penyelamatan muka dilakukan dengan strategi kesantunan positif dan negatif seperti menyatakan kontradiksi, menegaskan common ground, memberikan persetujuan, membuat lelucon, meminta maaf, dan menghindari ketidaksetujuan. 3) Tindak pengancaman muka dan penyelamatan muka dapat dianggap sebagai cara untuk mempertahankan argumentasi kedua kandidat dan untuk melindungi wajah positif masing-masing.4) Penggunaan kata “kita” dan kalimat pasif dimaksudkan untuk meminmalisiri ancaman sekaligus sebagai sinya solidaritas.5) Anies ditunjukkan sebagai kandidat yang lebih sering menggunakan tindak pengancaman muka, sedangkan Basuki adalah kandidat yang lebih sering menunjukkan penyelamatan muka selama debat berlangsung. Studi ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman di bidang pragmatik khususnya tentang penggunaan strategi kesantunan","PeriodicalId":159474,"journal":{"name":"Jurnal KATA","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal KATA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22216/JK.V2I2.3377","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
This article is aimed to investigate face threathening acts and face saving acts demonstrated by Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama as the candidates of DKI Jakarta governor during the debate held in April 2017. Face threatening act and face saving act are analyzed because they are able to show not only their positive image but also the negatve one in front of not only to each candidate but also to the audience watching the debate. Politeness theory from Brown and Levinson (1987.) are employed to analyze both candidates’ face threatening acts and saving acts since this theory provides detailed descriptions of a large range of strategies that can be used to deeply understand both face threatening acts and face saving act performed by the candidates. The context surrounding the debate becomes a crucial point to analyze how politeness strategy is applied to show face thratening act and face saving act. Through qualitative method, this study found that 1) Bald on-record is the strategy used by the candidates to show face threatening and they are intended to show contradictions, to disagree, to insult, to interrupt, to speak out-of-topic, to challenge, and to exaggerate. 2) Both candidates use positive and negative strategies to show face saving act intended to show contradictions, to assert common ground, to show agreement, to joke, to apologize, and to avoid disagreement. 3) The face threatening act and saving acts can be considered as the efforts to defend their argumentations and to preserve their positive faces, 4.) The use of the word “kita” and passive voice can be seen as markers in both candidates’ utterances to minimize the imposed face threatening act and to signal solidarity to each candidate and to audience, 5) While Anies is revealed to be the one who more frequently uses face threatening act, Basuki is the candidate who uses face saving act more often during the debate. The study is expected to enrich the study in the field of pragmatics focusing on the use of politeness strategy. Artikel ini bertujuan untuk menginvestigasi tindak pengancaman muka wajah dan tindak penyelamatan wajah yang ditunjukkan oleh Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama pada Debat Pilkada gubernur provinsi DKI Jakarta 2017. Tindak pengancaman wajah dan penyelamatan wajah diteliti pada makalah ini karena dapat merepresentasikan citra positif maupun citra negatif kandidat pilkada Gubernur DKI tidak hanya dihadapan masing-masing kandidat tetapi juga kepada masyarakat umum yang menyaksikan. Teori kesantunan dari Brown dan Levinson digunakan untuk menganalisis tindak pengancaman muka dan tindak penyelamatan muka kedua kandidat karena teori ini memiliki penjelasan yang komprehensif tentang berbagai strategi yang dapat dipergunakan untuk memahami secara mendalam bagaimana tindak pengancaman dan penyelamatan wajah ditunjukkan oleh kedua kandidiat. Konteks topik debat yang diangkat dipahami untuk dapat menganalisis tindak pengancaman dan penyelamatan wajah oleh Anies dan Basuki. Melalui metode kualitatif, studi ini menemukan bahwa 1) Bald on-record adalah strategi yang sering digunakan untuk menunjukkan tindak pengancaman muka dan ditujukan untuk menyatakan kontradiksi, menyatakan ketidaksetujuan, menyinggung, menginterupsi, berbicara di luar topik pembicaraan, menantang kandidat lain, dan memberikan pernyataan yang berlebihan. 2) Tindak penyelamatan muka dilakukan dengan strategi kesantunan positif dan negatif seperti menyatakan kontradiksi, menegaskan common ground, memberikan persetujuan, membuat lelucon, meminta maaf, dan menghindari ketidaksetujuan. 3) Tindak pengancaman muka dan penyelamatan muka dapat dianggap sebagai cara untuk mempertahankan argumentasi kedua kandidat dan untuk melindungi wajah positif masing-masing.4) Penggunaan kata “kita” dan kalimat pasif dimaksudkan untuk meminmalisiri ancaman sekaligus sebagai sinya solidaritas.5) Anies ditunjukkan sebagai kandidat yang lebih sering menggunakan tindak pengancaman muka, sedangkan Basuki adalah kandidat yang lebih sering menunjukkan penyelamatan muka selama debat berlangsung. Studi ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman di bidang pragmatik khususnya tentang penggunaan strategi kesantunan
本文旨在调查2017年4月DKI雅加达市长候选人Anies Baswedan和Basuki Tjahaja Purnama在辩论中表现出的威胁和保全颜面的行为。威胁脸面行为和保全脸面行为之所以被分析,是因为这两种行为不仅能在每位候选人面前,也能在观看辩论的观众面前展示自己的正面形象,也能展示自己的负面形象。Brown和Levinson(1987)的礼貌理论被用来分析候选人的面子威胁行为和保全行为,因为该理论提供了广泛的策略的详细描述,可以用来深入理解候选人的面子威胁行为和保全行为。辩论的语境成为分析礼貌策略如何应用于面子威胁行为和面子保全行为的关键。本研究通过定性的方法发现:1)秃顶是候选人表现威胁脸面的策略,主要表现为矛盾、不同意、侮辱、打断、跑题、挑战、夸大等。2)两位候选人都使用积极和消极的策略来挽回面子,以表明矛盾,维护共同点,表示同意,开玩笑,道歉,避免分歧。3)面对威胁行为和拯救行为可以被认为是为自己的论点辩护和维护自己正面形象的努力。“kita”一词和被动语态的使用可以被看作是两位候选人话语中的标记,以尽量减少被施加的面部威胁行为,并向每位候选人和观众发出团结的信号。5)虽然Anies被发现是更频繁使用面部威胁行为的候选人,但Basuki是在辩论中更频繁使用面部威胁行为的候选人。期望本研究能够丰富以礼貌策略运用为重点的语用学研究。Artikel ini bertujuan untuk menginvestigasi tindak pengancaman muka wajah dan tindak penyelamatan wajah yang ditunjukkan oleh Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama pada Debat Pilkada省DKI雅加达2017。Tindak pengancaman wajah dan penyelamatan wajah diteliti pada makalah ini karena dapat代表亚洲香槟榔阳性香槟榔阴性候选人pilkada Gubernur DKI tidak hanya dihadapan masmasakat umum yang menyaksikan。布朗Teori kesantunan达里语丹·莱文森digunakan为她menganalisis tindak pengancaman muka丹tindak penyelamatan muka kedua是林嘉欣Teori ini memiliki penjelasan杨komprehensif tentang berbagai strategi杨dapat dipergunakan为她memahami secara mendalam bagaimana tindak pengancaman丹penyelamatan wajah ditunjukkan oleh pokalchuk kedua kandidiat。kontek的主题辩论yang diangkat dipahami untuk dapat menganalis tindak pengancaman danpenyelamatan wajah oleh Anies danbasuki。1)记录的adalah策略yang sering digunakan untuk menunjukkan tindak pengancaman muka dan ditujukan untuk menyatakan kontradksi, menyatakan ketidaksetujuan, menyinggung, menginterupsi, berbicara di luar topik pembicaraan, menantang候选人lain, dan member kan pernyataan yang berlebihan。2) indak penyelamatan muka dilakukan dengan strategi kesantunan positive and negative seperdkan kontradksi, menegaskan common ground, memberkan persetujuan, member leclecon, memortamaaf, dan menghindari ketidaksetujuan。4) Penggunaan kada“kita”dan kalimat pasif dimaksukan untuk meminmalisiri andaman sekaligus sebagai sinya solaritas。5)Penggunaan kada“kita”dan kalimat pasif dimaksukan untuk meminmalisiri andaman sekaligus sebagai sinya solaritas .(马来西亚)马来西亚候选人yang lebih sering menggunakan Tindak pengancaman muka,马来西亚大选候选人yang lebih sering menunjukkan penyelamatan muka selama辩论berlangsung。研究人员说:“我认为这是一种战略,我认为这是一种战略。