Alya Andina Dasuki, Annisa Farida Muti, Hany Yusmaini
{"title":"Faktor resiko kejadian peningkatan kadar transminase pada penggunaan obat antituberkulosis pasien tuberkulosis paru di RST Wijayakusuma Purwokerto","authors":"Alya Andina Dasuki, Annisa Farida Muti, Hany Yusmaini","doi":"10.35617/jfionline.v12i2.55","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kasus penyakit tuberkulosis terbanyak yang dilaporkan di Indonesia terdapat di provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi termasuk Jawa Tengah. Kombinasi obat antituberkulosis lini pertama yaitu pirazinamid, isoniazid, dan rifampisin berpotensi menyebabkan hepatotoksitas yang ditandai oleh peningkatan kadar transaminase. Insiden peningkatan kadar transaminase ini menyebabkan resistensi obat dan kegagalan terapi. Penting untuk mendeteksi dini peningkatan kadar transaminase oleh obat antituberkulosis dengan cara mempelajari faktor risiko predisposisinya. Tujuan penelitian adalah meneliti hubungan antara faktor resiko kejadian peningkatan kadar transaminase akibat penggunaan obat antituberkulosis pada pasien tuberkulosis paru yang ada di RST Wijayakusuma Purwokerto. Jenis penelitian ini adalah studi analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sebanyak 80 sampel dipilih secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat dan mencatat di rekam medis pasien. Data dianalisis menggunakan uji Chi-squared dan uji Regresi Logistik. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-Square didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia lanjut (p=0,000), jenis kelamin perempuan (p= 0,035), gizi kurang (0,000), lama pengobatan (p=0,026) dan riwayat konsumsi obat lain (p=0,008). Faktor yang paling berhubungan peningkatan kadar transaminase akibat konsumsi OAT pada pasien TB paru di RST Wijayakusuma Purwokerto adalah usia (OR=8,815) diikuti oleh status gizi (OR=6,478).","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i2.55","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kasus penyakit tuberkulosis terbanyak yang dilaporkan di Indonesia terdapat di provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi termasuk Jawa Tengah. Kombinasi obat antituberkulosis lini pertama yaitu pirazinamid, isoniazid, dan rifampisin berpotensi menyebabkan hepatotoksitas yang ditandai oleh peningkatan kadar transaminase. Insiden peningkatan kadar transaminase ini menyebabkan resistensi obat dan kegagalan terapi. Penting untuk mendeteksi dini peningkatan kadar transaminase oleh obat antituberkulosis dengan cara mempelajari faktor risiko predisposisinya. Tujuan penelitian adalah meneliti hubungan antara faktor resiko kejadian peningkatan kadar transaminase akibat penggunaan obat antituberkulosis pada pasien tuberkulosis paru yang ada di RST Wijayakusuma Purwokerto. Jenis penelitian ini adalah studi analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sebanyak 80 sampel dipilih secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat dan mencatat di rekam medis pasien. Data dianalisis menggunakan uji Chi-squared dan uji Regresi Logistik. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-Square didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia lanjut (p=0,000), jenis kelamin perempuan (p= 0,035), gizi kurang (0,000), lama pengobatan (p=0,026) dan riwayat konsumsi obat lain (p=0,008). Faktor yang paling berhubungan peningkatan kadar transaminase akibat konsumsi OAT pada pasien TB paru di RST Wijayakusuma Purwokerto adalah usia (OR=8,815) diikuti oleh status gizi (OR=6,478).