{"title":"Aktivitas Antiinflamasi Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt.) Pada Tikus Putih Yang Diinduksi Karageenan","authors":"Amran Nur, Ermalyanti Fiskia, Ismail Rahman","doi":"10.35617/jfionline.v14i1.87","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"\nPembentukan radang atau inflamasi adalah suatu reaksi pertahanan tubuh untuk mengeliminasi faktor-faktor yang dapat merusak dan kemudian membangun kembali homeostasis tubuh. Obat antiinflamasi sintetik diketahui banyak menimbulkan efek samping. Oleh karena itu dilakukan pencarian obat baru dengan risiko efek samping yang minimal, umumnya bersumber dari bahan alami. Salah satu bahan alam yang memiliki potensi sebagai antiinflamasi adalah daging buah pala (Myristica fragrans Houtt.). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi dari ekstrak Etanol Daging Buah Pala (EDBP) pada model edema kaki tikus putih yang diinduksi karageenan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni menggunakan 30 ekor tikus putih jantan yang dibagi kedalam enam kelompok uji, yaitu kelompok kontrol negatif (Na.CMC), kelompok kontrol positif (natrium diklofenak 0,9mg/200gBB tikus), dan tiga tingkatan dosis ekstrak etanol daging buah pala: 2,5mg/200gBB, 5mg/200gBB dan 7,5mg/200gBB diberikan secara oral. Satu jam setelah pemberian bahan uji, telapak kaki tikus diinjeksi dengan karagenaan 1% sebanyak 0,1 ml (intraplantar). Volume pembengkakan kaki hewan uji diukur menggunakan pletismometer tiap 30 menit selama 3 jam. Daya antiinflamasi ditentukan dengan membandingkan persen proteksi inflamasi, data kemudian dianalisis dengan ANOVA satu arah untuk membandingkan aktivitas antiinflamasi antara kelompok perlakuan terhadap kelompok kontrol. Hasil menunjukkan EDBP 2,5mg, 5mg dan 7,5mg memberikan efek yang berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). dimana EDBP 7,5mg menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang paling tinggi. \n","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i1.87","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Pembentukan radang atau inflamasi adalah suatu reaksi pertahanan tubuh untuk mengeliminasi faktor-faktor yang dapat merusak dan kemudian membangun kembali homeostasis tubuh. Obat antiinflamasi sintetik diketahui banyak menimbulkan efek samping. Oleh karena itu dilakukan pencarian obat baru dengan risiko efek samping yang minimal, umumnya bersumber dari bahan alami. Salah satu bahan alam yang memiliki potensi sebagai antiinflamasi adalah daging buah pala (Myristica fragrans Houtt.). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi dari ekstrak Etanol Daging Buah Pala (EDBP) pada model edema kaki tikus putih yang diinduksi karageenan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni menggunakan 30 ekor tikus putih jantan yang dibagi kedalam enam kelompok uji, yaitu kelompok kontrol negatif (Na.CMC), kelompok kontrol positif (natrium diklofenak 0,9mg/200gBB tikus), dan tiga tingkatan dosis ekstrak etanol daging buah pala: 2,5mg/200gBB, 5mg/200gBB dan 7,5mg/200gBB diberikan secara oral. Satu jam setelah pemberian bahan uji, telapak kaki tikus diinjeksi dengan karagenaan 1% sebanyak 0,1 ml (intraplantar). Volume pembengkakan kaki hewan uji diukur menggunakan pletismometer tiap 30 menit selama 3 jam. Daya antiinflamasi ditentukan dengan membandingkan persen proteksi inflamasi, data kemudian dianalisis dengan ANOVA satu arah untuk membandingkan aktivitas antiinflamasi antara kelompok perlakuan terhadap kelompok kontrol. Hasil menunjukkan EDBP 2,5mg, 5mg dan 7,5mg memberikan efek yang berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). dimana EDBP 7,5mg menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang paling tinggi.