Position and Functions of Judges in Enforcing the Supreme of the Law: Case Study of Code of Ethics Violation by Judge

Titik Triwulan Tutik
{"title":"Position and Functions of Judges in Enforcing the Supreme of the Law: Case Study of Code of Ethics Violation by Judge","authors":"Titik Triwulan Tutik","doi":"10.21580/walrev.2021.3.2.9996","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This research is a rational-empirical research that aims; First, examine the existence of Judicial Power in a constitutional state based on the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Second, examine the position of Supreme Court Justices as law enforcement actors in Judicial Power according to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Third, analyze whether the function of judges is Agung as a law enforcer in the Judicial Power as regulated in the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia reflects the principles of independence. There are two main functions of judicial power as the main characteristics of the rule of law and the principle of the rule of law: First, judicial power, both in terms of substance and administration, has been determined to be independent and integrated under the guidance of the Supreme Court, but at the same time its role The DPR to control the Supreme Court's powers is enhanced through determining the appointment and dismissal of Supreme Court justices, and by establishing a Judicial Commission to oversee the administrative aspects of judicial power. Second, taking into account the considerations of the Supreme Court, the President is given the right to grant clemency, abolition and amnesty. The enforcement of the rule of law is a necessity in a state of law and an independent, neutral (impartial) and competent judiciary is one element. The position and function of the Supreme Court judge holds a very important position and role, in enforcing the rule of law. Penelitian ini adalah penelitian rasional-empiris yang  bertujuan; Pertama, mengkaji eksistensi Kekuasaan Kehakiman dalam negara Hukum berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kedua, menelaah kedudukan Hakim Agung sebagai pelaku penegak hukum dalam Kekuasaan Kehakiman menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ketiga, menganalisis apakah fungsi Hakim Agung sebagai pelaku penegak hukum dalam Kekuasaan Kehakiman sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mencerminkan prinsip-prinsip independensi. Terdapat dua fungsi utama dari kekuasaan kehakiman sebagai ciri pokok negara hukum dan prinsip negara hukum: Pertama, kekuasaan kehakiman, baik dari segi subtansinya maupun administrasinya, telah ditetapkan bersifat mandiri dan terpadu di bawah pembinaan MA, tetapi pada saat yang bersamaan peran DPR untuk mengontrol kekuasaan MA ditingkatkan melalui penentuan pengangkatan dan pemberhentian hakim agung, dan dengan pembentukan KY untuk mengawasi segi-segi administrasi kekuasaan kehakiman. Kedua, dengan memperhatikan pertimbangan MA Presiden diberi hak untuk memberikan grasi, abolisi dan amnesti. Penegakkan supremasi hukum merupakan sebuah keniscayaan dalam negara hukum dan peradilan yang mandiri (independen), netral (tidak memihak) dan kompeten merupakan salah satu unsur. Kedudukan dan fungsi hakim agung memegang posisi dan peran yang sangat penting, dalam penegakkan sumpremasi hukum tersebut.","PeriodicalId":255287,"journal":{"name":"Walisongo Law Review (Walrev)","volume":"205 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Walisongo Law Review (Walrev)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21580/walrev.2021.3.2.9996","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

This research is a rational-empirical research that aims; First, examine the existence of Judicial Power in a constitutional state based on the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Second, examine the position of Supreme Court Justices as law enforcement actors in Judicial Power according to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Third, analyze whether the function of judges is Agung as a law enforcer in the Judicial Power as regulated in the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia reflects the principles of independence. There are two main functions of judicial power as the main characteristics of the rule of law and the principle of the rule of law: First, judicial power, both in terms of substance and administration, has been determined to be independent and integrated under the guidance of the Supreme Court, but at the same time its role The DPR to control the Supreme Court's powers is enhanced through determining the appointment and dismissal of Supreme Court justices, and by establishing a Judicial Commission to oversee the administrative aspects of judicial power. Second, taking into account the considerations of the Supreme Court, the President is given the right to grant clemency, abolition and amnesty. The enforcement of the rule of law is a necessity in a state of law and an independent, neutral (impartial) and competent judiciary is one element. The position and function of the Supreme Court judge holds a very important position and role, in enforcing the rule of law. Penelitian ini adalah penelitian rasional-empiris yang  bertujuan; Pertama, mengkaji eksistensi Kekuasaan Kehakiman dalam negara Hukum berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kedua, menelaah kedudukan Hakim Agung sebagai pelaku penegak hukum dalam Kekuasaan Kehakiman menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ketiga, menganalisis apakah fungsi Hakim Agung sebagai pelaku penegak hukum dalam Kekuasaan Kehakiman sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mencerminkan prinsip-prinsip independensi. Terdapat dua fungsi utama dari kekuasaan kehakiman sebagai ciri pokok negara hukum dan prinsip negara hukum: Pertama, kekuasaan kehakiman, baik dari segi subtansinya maupun administrasinya, telah ditetapkan bersifat mandiri dan terpadu di bawah pembinaan MA, tetapi pada saat yang bersamaan peran DPR untuk mengontrol kekuasaan MA ditingkatkan melalui penentuan pengangkatan dan pemberhentian hakim agung, dan dengan pembentukan KY untuk mengawasi segi-segi administrasi kekuasaan kehakiman. Kedua, dengan memperhatikan pertimbangan MA Presiden diberi hak untuk memberikan grasi, abolisi dan amnesti. Penegakkan supremasi hukum merupakan sebuah keniscayaan dalam negara hukum dan peradilan yang mandiri (independen), netral (tidak memihak) dan kompeten merupakan salah satu unsur. Kedudukan dan fungsi hakim agung memegang posisi dan peran yang sangat penting, dalam penegakkan sumpremasi hukum tersebut.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
法官在执行最高法律中的地位和作用——以法官违反道德规范为例
本研究是一项理性-实证研究,旨在;首先,以1945年印度尼西亚共和国宪法为基础,考察宪政国家中司法权的存在。其次,根据1945年《印度尼西亚共和国宪法》考察最高法院法官在司法权中的执法地位。第三,分析1945年印度尼西亚共和国宪法规定的法官在司法权中作为执法者的职能是否体现了独立原则。作为法治的主要特征和法治原则,司法权的主要功能有两个:一是确立了司法权在最高法院指导下的独立性和统一性,同时确立了司法权在最高法院指导下的独立性和统一性,通过决定最高法院法官的任免和设立司法委员会监督司法权的行政方面,加强了人民民主共和国对最高法院权力的控制。第二,考虑到最高法院的考虑,总统被赋予了赦免、废除和大赦的权利。实施法治是法治国家的必要条件,而独立、中立(公正)和称职的司法机构是其中一个要素。最高法院法官的地位和职能在执行法治方面具有非常重要的地位和作用。Penelitian ini adalah; Penelitian理性-实证;Pertama, mengkaji eksistensi Kekuasaan Kehakiman dalam negara Hukum berdasarkan Undang-Undang Dasar negara共和国印度尼西亚,1945。Kedua, menelaah keduukan Hakim Agung sebagai pelaku penegak hukum dalam Kekuasaan Kehakiman menurut Undang-Undang Dasar Negara共和国印度尼西亚,1945年。Ketiga, menganalis apakah funsi Hakim Agung sebagai pelaku penegak hukum dalam Kekuasaan Kehakiman sebagaimana diatur dalam undang undang Dasar Negara共和国印度尼西亚Tahun 1945年,menerminkan亲王-亲王独立。Terdapat dua funsi utama dari kekuasan kehakiman sekki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki ki孟加拉国总统迪贝里·哈克·乌图克(diberi hak untuk)是孟加拉国格拉西(grasi)的成员。Penegakkan supremasi hukum merupakan sebuah keniscayaan dalam negara hukum dan peradilan yang mandiri(独立),中立(tidak memihak) dan kompeten merupakan salah satu unsur。keduukan danfunsi hakim agung memegang posisi danperan yang sangat penting, dalam penegakkan sumpremasi hukum tersebut。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Identity Politics in the Construction of Electoral Laws: A Qualitative Analysis The Concept of Legal Intensity: Harmonizing God’s Rule within Constitutional Law Understanding the Nature of Legal Knowledge: In-Depth Critique of the Legal Fiction Principle Unveiling the Issues: Feminist Legal Theory's Critique on Rape Formulation in Indonesia Legal Analysis of the Role of the Regional Assembly in the Monitoring of Notaries After Amendment of Law No. 2/2014
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1