Ida Ayu Manik Partha Sutema, Pande Ni Nuhung Sukmantari, Dhiancinantyan Windidaca Brata Putri
{"title":"Evaluasi Rasionalitas Terapi Antibiotik Pada Faringitis Akut di Puskesmas Kota Denpasar","authors":"Ida Ayu Manik Partha Sutema, Pande Ni Nuhung Sukmantari, Dhiancinantyan Windidaca Brata Putri","doi":"10.35617/jfionline.v14i1.84","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: faringitis dapat disebabkan oleh virus dan bakteri. Faringitis merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam peringkat ke tiga pada pola 10 penyakit terbanyak di puskesmas tahun 2017. Tujuan: penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rasionalitas terapi antibiotik pada faringitis akut berdasarkan diagnose melalui pendekatan skor centor dan berdasarkan parameter tepat dosis, tepat indikasi, tepat waktu pemberian, tepat frekuensi pemerian serta waspada efek samping obat. Metode: Rancangan penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan metode retrospektif cross-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan pengumpulan sampel berasal dari data sekunder dengan mengobservasi data rekam medis pasien faringitis di Puskesmas Kota Denpasar pada bulan februari – April tahun 2022. Hasil: Dilihat dari rasionalitas terapi antibiotik berdasarkan diagnose melalui pendekatan skor centor didapatkan hasil bahwa 70,22% kasus pada penelitian ini masih belum tepat pemberian antibiotik berdasarkan indikasinya. Dilihat dari rasionalitas penggunaan antibiotik pada faringitis berdasarkan kriteria tepat dosis, tepat indikasi, tepat waktu pemberian, tepat frekuensi pemerian serta waspada efek samping obat. Pasien tidak tepat dosis sebanyak (39,40%) dikarenakan dosis yang diterima lebih rendah dari dosis yang tertera pada literatur. lama pemberian antibiotik pasien yang tidak tepat sebanyak 86,36%. Seluruh pasien tepat frekuensi pemakaian antibiotik dan tidak ada yang mengalami efek samping obat. Simpulan: disimpulkan bahwa rasionalitas terapi antibiotik berdasarkan diagnose melalui pendekatan skor centor di Puskesmas Kota Denpasar masih belum tepat. Saran dari peneliti terhadap petugas agar menuliskan gejala pasien secara detil dan perlu dilakukan evaluasi terhadap penggunaan antibiotika pada faringitis dalam upaya mengurangi penggunaan antibiotika yang tidak perlu sesuai dengan kriteria centor.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i1.84","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Latar Belakang: faringitis dapat disebabkan oleh virus dan bakteri. Faringitis merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam peringkat ke tiga pada pola 10 penyakit terbanyak di puskesmas tahun 2017. Tujuan: penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rasionalitas terapi antibiotik pada faringitis akut berdasarkan diagnose melalui pendekatan skor centor dan berdasarkan parameter tepat dosis, tepat indikasi, tepat waktu pemberian, tepat frekuensi pemerian serta waspada efek samping obat. Metode: Rancangan penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan metode retrospektif cross-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan pengumpulan sampel berasal dari data sekunder dengan mengobservasi data rekam medis pasien faringitis di Puskesmas Kota Denpasar pada bulan februari – April tahun 2022. Hasil: Dilihat dari rasionalitas terapi antibiotik berdasarkan diagnose melalui pendekatan skor centor didapatkan hasil bahwa 70,22% kasus pada penelitian ini masih belum tepat pemberian antibiotik berdasarkan indikasinya. Dilihat dari rasionalitas penggunaan antibiotik pada faringitis berdasarkan kriteria tepat dosis, tepat indikasi, tepat waktu pemberian, tepat frekuensi pemerian serta waspada efek samping obat. Pasien tidak tepat dosis sebanyak (39,40%) dikarenakan dosis yang diterima lebih rendah dari dosis yang tertera pada literatur. lama pemberian antibiotik pasien yang tidak tepat sebanyak 86,36%. Seluruh pasien tepat frekuensi pemakaian antibiotik dan tidak ada yang mengalami efek samping obat. Simpulan: disimpulkan bahwa rasionalitas terapi antibiotik berdasarkan diagnose melalui pendekatan skor centor di Puskesmas Kota Denpasar masih belum tepat. Saran dari peneliti terhadap petugas agar menuliskan gejala pasien secara detil dan perlu dilakukan evaluasi terhadap penggunaan antibiotika pada faringitis dalam upaya mengurangi penggunaan antibiotika yang tidak perlu sesuai dengan kriteria centor.