{"title":"Konsep Selibat Pada Masa Intertestamental Dan Tinjauan Teologis Terhadap Selibat Gereja Katolik","authors":"Thomas Bedjo Oetomo, Ivan Kurniawan Waruwu","doi":"10.58456/jmc.v5i1.22","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The church is the body of Christ and Christ is the head of the church. This metaphor of the relationship between the church and Christ, intends to illustrate that the dynamics of church life must be centered on Christ. The church must not put church rules beyond the Bible which is the word of Jesus Christ. The establishment of certain spiritual principles must not undermine other spiritual principles. Celibacy is one of the efforts to uphold the principle of chastity and chastity in fulfilling the calling of service. But if celibacy becomes a law for the ordination of a clergyman, then it can undermine the spiritual principle of building a sacred and lasting home. In the Catholic Church, celibacy is following or practicing what is written in the Bible. But to produce proper application, accurate interpretation is needed. Pay attention to the literal, grammatical, historical, and contextual meaning. Thus, the church can find the meaning intended by the author of the book, not an assumption, whose truth is very subjective. Abstrak Bahasa Indonesia Gereja adalah tubuh Kristus dan Kristus adalah kepala gereja. Metafora relasi antara gereja dengan Kristus ini, hendak menggambarkan bahwa dinamika kehidupan gereja harus berpusat pada Kristus. Gereja tidak boleh meletakkan aturan gereja melampaui Alkitab yang adalah firman Yesus Kristus. Penegakkan prinsip rohani tertentu tidak boleh merusak prinsip rohani yang lain. Selibat adalah salah satu usaha untuk menegakkan prinsip kesucian dan kemurnia dalam memenuhi panggilan pelayanan. Namun jika selibat menjadi suatu undang-undang pentahbisan seorang rohaniwan, maka hal tersebut dapat merusak prinsip rohani membangun rumah tangga yang sakral dan langgeng. Dalam kalangan Gereja Katolik, selibat adalah meneledani atau mempraktekkan apa yang tertulis dalam Alkitab. Tetapi untuk menghasilkan penerapan yang tepat, dibutuhkan interpretasi yang akurat. Memperhatikan arti literalnya, gramatikal, historikalnya, dan kontekstualnya. Dengan demikian, gereja dapat menemukan arti yang dimaksud penulis kitab, bukan sebuah dugaan, yang kebenarannya sangat subyektif.","PeriodicalId":106629,"journal":{"name":"Jurnal Missio Cristo","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Missio Cristo","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58456/jmc.v5i1.22","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The church is the body of Christ and Christ is the head of the church. This metaphor of the relationship between the church and Christ, intends to illustrate that the dynamics of church life must be centered on Christ. The church must not put church rules beyond the Bible which is the word of Jesus Christ. The establishment of certain spiritual principles must not undermine other spiritual principles. Celibacy is one of the efforts to uphold the principle of chastity and chastity in fulfilling the calling of service. But if celibacy becomes a law for the ordination of a clergyman, then it can undermine the spiritual principle of building a sacred and lasting home. In the Catholic Church, celibacy is following or practicing what is written in the Bible. But to produce proper application, accurate interpretation is needed. Pay attention to the literal, grammatical, historical, and contextual meaning. Thus, the church can find the meaning intended by the author of the book, not an assumption, whose truth is very subjective. Abstrak Bahasa Indonesia Gereja adalah tubuh Kristus dan Kristus adalah kepala gereja. Metafora relasi antara gereja dengan Kristus ini, hendak menggambarkan bahwa dinamika kehidupan gereja harus berpusat pada Kristus. Gereja tidak boleh meletakkan aturan gereja melampaui Alkitab yang adalah firman Yesus Kristus. Penegakkan prinsip rohani tertentu tidak boleh merusak prinsip rohani yang lain. Selibat adalah salah satu usaha untuk menegakkan prinsip kesucian dan kemurnia dalam memenuhi panggilan pelayanan. Namun jika selibat menjadi suatu undang-undang pentahbisan seorang rohaniwan, maka hal tersebut dapat merusak prinsip rohani membangun rumah tangga yang sakral dan langgeng. Dalam kalangan Gereja Katolik, selibat adalah meneledani atau mempraktekkan apa yang tertulis dalam Alkitab. Tetapi untuk menghasilkan penerapan yang tepat, dibutuhkan interpretasi yang akurat. Memperhatikan arti literalnya, gramatikal, historikalnya, dan kontekstualnya. Dengan demikian, gereja dapat menemukan arti yang dimaksud penulis kitab, bukan sebuah dugaan, yang kebenarannya sangat subyektif.
教会是基督的身体,基督是教会的头。这个教会与基督关系的比喻,旨在说明教会生活的动力必须以基督为中心。教会不能把教会的规则置于圣经之外,因为圣经是耶稣基督的话。某些精神原则的建立不能破坏其他精神原则。独身是维护贞洁原则的一种努力,贞洁是履行服务使命的一种努力。但是,如果独身成为神职人员任命的法律,那么它就会破坏建立一个神圣而持久的家庭的精神原则。在天主教会,独身是遵循或实践圣经中所写的。但要产生正确的应用,就需要准确的解释。注意字面意义、语法意义、历史意义和语境意义。因此,教会可以找到这本书的作者想要的意思,而不是假设,其真实性是非常主观的。【摘要】印尼语Gereja adalah tubuh Kristus dan Kristus adalah kepala Gereja。元forfora relasi antara gereja dengan kristini, handak menggambarkan bahwa dinamika kehidupan gereja harus berpusat padkristini。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,克里斯特斯。Penegakkan princsip rohani tertentu, bolek merusak princsip rohani yang lain。他说:“我的祖国祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国。”Namun jika selibat menjadi suatu undang undang pentahbisan seorang rohaniwan, maka hal teresbut dapat merusak princsip rohani membangun rumah tangga yang sakral dan langgeng。Dalam kalangan Gereja Katolik, selibat adalah meneledani atau mempraktekkan apya Dalam Alkitab。Tetapi untuk menghasilkan penerapan yang tepat, dibutuhkan interpretasi yang akurat。语言艺术包括文字艺术、语法艺术、历史艺术和语言艺术。Dengan demikian, gereja dapat menemukan arti yang dimaksud penulis kitab, bukan sebuah dugaan, yang kebenarannya sangat subyektif。