Narasi Islamisme dan Pesantren: Pola Penolakan Islam Politik di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo

Herlambang Andi Prasetyo Aji
{"title":"Narasi Islamisme dan Pesantren: Pola Penolakan Islam Politik di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo","authors":"Herlambang Andi Prasetyo Aji","doi":"10.24090/ibda.v18i1.3292","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The polemic between religion and the nation-state is very recurrent and has the potential to strengthen when there are some critical changes in the political landscape. This case is reinforced by the results of a survey with the theme of scholars and nation-states, which reached 71.56 percent of scholars who received and 16.44 percent of scholars who rejected nation-states with different backgrounds. The purpose of this study is to explain the narrative of Islamism and its patterns of rejection in Pondok Modern Darussalam Gontor. The research method used is ethnographic in the sense of understanding the practice and life of individuals as part of a wider community and scope, with research subjects being religious scholars who are people with a formal religious education background in Pondok Modern Darussalam Gontor. The results showed that in facing the narrative of Islamism, the people of Pondok Modern Darusalam Gontor used a puritanical (puritanical moderate Islam) discourse of Islam with the perspective of political Islamization. Political Islamization does not mean that it wants to break down the ideology of the Unitary Republic of Indonesia, but rather still accepts the concept of the NKRI nation-state, including the ideology of Pancasila, only to clarify the basis and objectives following Islam by being semi-rejectionist towards a controversial interpretation of government. \n  \nPolemik yang terjadi antara agama dan negara-bangsa sangat recurrent dan berpotensi menguat ketika terjadi beberapa perubahan penting dalam lanskap politik. Hal ini diperkuat dengan hasil survei dengan tema ulama dan negara bangsa yang mencapai angka 71,56 persen ulama yang menerima dan 16,44 persen ulama yang menolak negara-bangsa dengan latar belakang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan narasi Islamisme dan pola penolakannya di Pondok Modern Darussalam Gontor. Metode penelitian yang digunakan adalah etnografis dalam pengertian untuk memahami praktik serta kehidupan individu sebagai bagian dari komunitas serta cangkupan yang lebih luas, dengan subjek penelitian adalah religious scholar yang merupakan orang-orang yang berlatar belakang pendidikan agama secara formal di Pondok Modern Darussalam Gontor. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam menghadapi narasi Islamisme masyarakat Pondok Modern Darusalam Gontor menggunakan wacana Islam moderat puritan (puritanical moderat Islam) aksepsionis dengan kacamata Islamisasi politik. Islamisasi politik bukan berarti ingin merobohkan ideologi NKRI, tetapi tetap menerima konsep negara-bangsa NKRI, termasuk ideologi Pancasila, hanya saja lebih memperjelas dasar dan tujuan-tujuan yang sesuai dengan Islam dengan bersikap semi-rejeksionis terhadap interpretasi pemerintah yang kontroversial.","PeriodicalId":277667,"journal":{"name":"IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24090/ibda.v18i1.3292","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

The polemic between religion and the nation-state is very recurrent and has the potential to strengthen when there are some critical changes in the political landscape. This case is reinforced by the results of a survey with the theme of scholars and nation-states, which reached 71.56 percent of scholars who received and 16.44 percent of scholars who rejected nation-states with different backgrounds. The purpose of this study is to explain the narrative of Islamism and its patterns of rejection in Pondok Modern Darussalam Gontor. The research method used is ethnographic in the sense of understanding the practice and life of individuals as part of a wider community and scope, with research subjects being religious scholars who are people with a formal religious education background in Pondok Modern Darussalam Gontor. The results showed that in facing the narrative of Islamism, the people of Pondok Modern Darusalam Gontor used a puritanical (puritanical moderate Islam) discourse of Islam with the perspective of political Islamization. Political Islamization does not mean that it wants to break down the ideology of the Unitary Republic of Indonesia, but rather still accepts the concept of the NKRI nation-state, including the ideology of Pancasila, only to clarify the basis and objectives following Islam by being semi-rejectionist towards a controversial interpretation of government.   Polemik yang terjadi antara agama dan negara-bangsa sangat recurrent dan berpotensi menguat ketika terjadi beberapa perubahan penting dalam lanskap politik. Hal ini diperkuat dengan hasil survei dengan tema ulama dan negara bangsa yang mencapai angka 71,56 persen ulama yang menerima dan 16,44 persen ulama yang menolak negara-bangsa dengan latar belakang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan narasi Islamisme dan pola penolakannya di Pondok Modern Darussalam Gontor. Metode penelitian yang digunakan adalah etnografis dalam pengertian untuk memahami praktik serta kehidupan individu sebagai bagian dari komunitas serta cangkupan yang lebih luas, dengan subjek penelitian adalah religious scholar yang merupakan orang-orang yang berlatar belakang pendidikan agama secara formal di Pondok Modern Darussalam Gontor. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam menghadapi narasi Islamisme masyarakat Pondok Modern Darusalam Gontor menggunakan wacana Islam moderat puritan (puritanical moderat Islam) aksepsionis dengan kacamata Islamisasi politik. Islamisasi politik bukan berarti ingin merobohkan ideologi NKRI, tetapi tetap menerima konsep negara-bangsa NKRI, termasuk ideologi Pancasila, hanya saja lebih memperjelas dasar dan tujuan-tujuan yang sesuai dengan Islam dengan bersikap semi-rejeksionis terhadap interpretasi pemerintah yang kontroversial.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
伊斯兰教和伊斯兰教的叙事:蓬诺罗戈·昂特伦·昂特伦小屋的政治伊斯兰拒绝模式
宗教与民族国家之间的争论是反复出现的,当政治格局发生一些重大变化时,这种争论有可能会加强。以“学者与民族国家”为主题进行的问卷调查结果也证实了这一点。接受问卷调查的学者占71.56%,拒绝接受不同背景的民族国家的学者占16.44%。本研究的目的是解释本德现代达鲁萨兰国的伊斯兰主义叙事及其拒绝模式。所使用的研究方法是民族志,即将个人的实践和生活理解为更广泛的社区和范围的一部分,研究对象是在Pondok Modern Darussalam Gontor接受过正式宗教教育背景的宗教学者。结果表明,本德现代达鲁萨兰贡托人在面对伊斯兰主义叙事时,以政治伊斯兰化的视角,使用了一种清教徒式(清教徒式的温和伊斯兰)的伊斯兰话语。政治伊斯兰化并不意味着它想要打破印尼统一共和国的意识形态,而是仍然接受NKRI民族国家的概念,包括潘卡西拉的意识形态,只是通过对有争议的政府解释的半拒绝来澄清伊斯兰教的基础和目标。我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国。Hal ini diperkuat dengan hasil survei dengan tema ulama dannegara bangsa yang menerima dan71,56人ulama yang menerima dan16,44人ulama yang menolak negara-bangsa dengan latar belakang berbeda。Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan narasi Islamisme dan pola penolakannya di Pondok现代达鲁萨兰国Gontor。Metode penelitian yang digunakan adalah etnografis dalam pengertian untuk memahami praktik serta kehidupan个人sebagai bagian dari komunitas serta angkupan yang lebih luas, dengan学科penelitian adalah宗教学者yang merupakan orangang berlatar belakang pendidikan agama secara正式di Pondok现代达鲁萨兰国贡托尔。现代达鲁萨兰邦贡托尔·孟格纳坎瓦卡纳伊斯兰教现代清教徒(清教徒式的现代伊斯兰教)伊斯兰教政治家bukan berarti在merobohkan意识形态NKRI, termasuk意识形态Pancasila, hanya saja lebih成员perjelas dasar dan tujuan-tujuan yang sesuai dengan dengan bersikap半拒绝伊斯兰教dendenan bersikap解释peremintah yang有争议。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Local Wisdom of Minority Religious Groups in Indonesia in Humanitarian and Philanthropic Activities Covid-19 Pandemic The Mawlid Tradition of Muhammad in Sudan Multiculturalism and identity politics: Reading on the Religious Harmony Forum Islamic Dialectics and Local Cultural Transformation in the Matajang Community, Enrekang Regency Study of the spicy porridge tradition at the early Ramadhan in the Malay community
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1