The Digital Public Sphere and Muslim Piety in Aceh: Rethinking Habermas’ Conception of Communicative Action

Sufri Eka Bhakti, Saifuddin Dhuhri
{"title":"The Digital Public Sphere and Muslim Piety in Aceh: Rethinking Habermas’ Conception of Communicative Action","authors":"Sufri Eka Bhakti, Saifuddin Dhuhri","doi":"10.30983/islam_realitas.v8i1.5462","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study offers insights into the transformation of social media platforms as an alternative to the digital public sphere for Muslim society in Aceh. The communicative action theory by Habermas is used as approach to respond to this challenge. Descriptive quantitative analyses were used to expose religious discourse about Islam amongst young Muslims in Aceh. The results show that WhatsApp has proven to be the most popular among social media platforms. WhatsApp has functioned as a new public sphere for Muslim society in Aceh and has evolved into an essential part of mediated Islamic discourse in the digital era. In this regard, WhatsApp has created a universal public sphere, available to Muslim society as dialogic communication in Aceh. This research concludes that the Muslims in Aceh are not merely users of WhatsApp. They can also be digital preachers who can build individual narratives as a part of the religious struggle to increase their piety.Kajian ini dilakukan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana transformasi platform media sosial sebagai alternatif ruang publik digital pada masyarakat Muslim di Aceh. Teori tindakan komunikatif Habermas digunakan sebagai pendekatan untuk menjawab tantangan ini. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengekspos diskursus keagamaan Islam di kalangan generasi muda Muslim di Aceh melalui lanskap media sosial baru yang lebih kontemporer. Hasilnya menunjukkan bahwa WhatsApp telah terbukti menjadi media yang paling populer di antara banyak platform media sosial. WhatsApp telah memberikan manfaat sebagai alternatif ruang publik baru bagi masyarakat Muslim di Aceh dan telah berkembang menjadi bagian penting dalam perkembangan diskursus keislaman di era digital. Dalam hal ini, WhatsApp telah menciptakan ruang publik yang universal, tersedia bagi Muslim sebagai satu bentuk komunikasi dialogis di Aceh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa umat Islam di Aceh bukan hanya pengguna WhatsApp saja. Namun, mereka juga menjadi penceramah digital yang dapat membangun narasi individu yang dipilih sebagai bagian dari perjuangan dakwah untuk meningkatkan ketakwaannya","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30983/islam_realitas.v8i1.5462","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

This study offers insights into the transformation of social media platforms as an alternative to the digital public sphere for Muslim society in Aceh. The communicative action theory by Habermas is used as approach to respond to this challenge. Descriptive quantitative analyses were used to expose religious discourse about Islam amongst young Muslims in Aceh. The results show that WhatsApp has proven to be the most popular among social media platforms. WhatsApp has functioned as a new public sphere for Muslim society in Aceh and has evolved into an essential part of mediated Islamic discourse in the digital era. In this regard, WhatsApp has created a universal public sphere, available to Muslim society as dialogic communication in Aceh. This research concludes that the Muslims in Aceh are not merely users of WhatsApp. They can also be digital preachers who can build individual narratives as a part of the religious struggle to increase their piety.Kajian ini dilakukan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana transformasi platform media sosial sebagai alternatif ruang publik digital pada masyarakat Muslim di Aceh. Teori tindakan komunikatif Habermas digunakan sebagai pendekatan untuk menjawab tantangan ini. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengekspos diskursus keagamaan Islam di kalangan generasi muda Muslim di Aceh melalui lanskap media sosial baru yang lebih kontemporer. Hasilnya menunjukkan bahwa WhatsApp telah terbukti menjadi media yang paling populer di antara banyak platform media sosial. WhatsApp telah memberikan manfaat sebagai alternatif ruang publik baru bagi masyarakat Muslim di Aceh dan telah berkembang menjadi bagian penting dalam perkembangan diskursus keislaman di era digital. Dalam hal ini, WhatsApp telah menciptakan ruang publik yang universal, tersedia bagi Muslim sebagai satu bentuk komunikasi dialogis di Aceh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa umat Islam di Aceh bukan hanya pengguna WhatsApp saja. Namun, mereka juga menjadi penceramah digital yang dapat membangun narasi individu yang dipilih sebagai bagian dari perjuangan dakwah untuk meningkatkan ketakwaannya
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
亚齐的数字公共领域与穆斯林虔诚:对哈贝马斯交往行为概念的再思考
这项研究对亚齐穆斯林社会将社交媒体平台转变为数字公共领域的另一选择提供了深刻见解。哈贝马斯的交往行为理论被用来作为应对这一挑战的方法。描述性定量分析用于揭示亚齐年轻穆斯林中关于伊斯兰教的宗教话语。结果显示,WhatsApp已被证明是最受欢迎的社交媒体平台。WhatsApp已成为亚齐穆斯林社会的新公共领域,并已发展成为数字时代调解伊斯兰话语的重要组成部分。在这方面,WhatsApp创造了一个普遍的公共领域,可以作为亚齐穆斯林社会的对话交流。这项研究的结论是,亚齐的穆斯林不仅仅是WhatsApp的用户。他们也可以是数字传教士,可以建立个人叙事,作为宗教斗争的一部分,以增加他们的虔诚。亚齐穆斯林,亚齐人,亚齐人,亚齐人,亚齐人,亚齐人我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们,我的朋友们。分析报告:定量分析,定量分析,定量分析,定量分析,定量分析,定量分析,定量分析,定量分析Hasilnya menunjukkan bahwa WhatsApp telah terbukti menjadi media yang paling popular di antara banyak平台媒体社交。WhatsApp的telah成员,kan manfaat sebagai替代,ruang公众,baru bagi masyarakat穆斯林在亚齐,但telah berkembang menjadi bagian penting dalam perkembangan diskursus keislaman di era digital。我是Dalam hal ini,我是WhatsApp telah menciptakan ruang public yang universal,我是twitter bagi Muslim sebagai satu bentuk komunikasi dialogis di Aceh。Penelitian ini menypulkan bahwa umat Islam di Aceh bukan hanya pengguna WhatsApp saja。Namun, mereka juga menjadi penceramah digital yang dapat membangun narasi个人yang dipilih sebagai bagian dari perjuangan dakwah untuk meningkatkan ketakwaannya
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Nominal Group Technique Application Towards the Formation of A Orang Asli Tok Batin Muslim Spiritual Leadership Model The Oath-Taking (BAIAT) Phenomenon of Sampang Shia Become Sunni from A Human Rights Perspective Masohi in the Christian and Islamic Villages of Siri Sori, Central Maluku, Post-Conflict Zakat and Social Welfare: Reviewing Zakat Management in Baitul Mal Aceh through a Good Governance Perspective Buya, Spiritual Charisma and Political Contention in West Sumatra
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1