{"title":"Pelatihan Strategi Pemasaran Pelayanan Konsumen dan English for Tourism and Business bagi Pelaku Usaha Desa Wisata Pangandaran","authors":"Lystiana Nurhayat Hakim, Arga Sutrisna, Sundari Purwaningsih","doi":"10.36312/linov.v7i4.923","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pelaku usaha di Desa Wisata Pangandaran menjadi salah satu SDM wisata yang terdampak pandemi Covid 19. Ketidaksiapan akan krisis dan pandemi ini merupakan hasil dari rendahnya kecerdasan emosional para pelaku usaha sehingga menurunkan kinerja mereka dalam melakukan strategi pemasaran dan pelayanan konsumen. Disamping itu karena tidak adanya wisatawan asing yang berkunjung ke Desa Wisata Pangandaran selama dua tahun terakhir membuat para pelaku usaha lupa dan canggung dalam menggunakan bahasa Inggris dan hal ini akan sangat merugikan mereka. Merujuk pada permasalahan tersebut maka tujuan pelatihan strategi pemasaran, pelayanan konsumen, dan English for Tourism and English for Business ialah untuk melatih kemampuan pelaku usaha dalam memahami informasi tentang prilaku konsumen dan mengidentifikasi tahapan pemasaran, meningkatkan kualitas pemasaran dan pelayanan, serta kualitas bahasa Inggris para pelaku usaha, dan menginisiasi pembuatan Klinik Bisnis bagi pelaku usaha di Desa Wisata Pangandaran yang akan difasilitasi oleh laboratorium bisnis Program Studi Manajemen dan laboratorium Bahasa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Kegiatan pelatihan dilakukan selama 8 pertemuan. Hasil kegiatan ini diantaranya adanya peningkatan pemahaman para pelaku usaha tentang EQ dalam berwirausaha, berubahnya mindset para pelaku usaha dalam melakukan pemasaran dan pelayanan konsumen, dan meningkatknya kemampuan berbahasa Inggris untuk wisata dan bisnis bagi para pelaku usaha.\nMarketing Strategy, Consumer Service, and English for Tourism and Business Training for Pangandaran Business Actor\nBusiness actors in Pangandaran are one of the great sources of increasing income and expanding job opportunities for the community there. However, their low emotional intelligence and unpreparedness for the crisis and pandemic of Covid-19 caused an increase in unemployment and bankruptcy. The pandemic also decreases their performance in implementing marketing and customer service strategies. In addition, the absence of international visiting Pangandaran for the past two years has made them forget and doubt in using English. Referring to these problems, the training on ESQ, marketing strategy assistance and customer service, and ESP are needed. The training aims to increase participants' understanding and ability about consumer behaviour, marketing stages, marketing and service, and English. The training was held in 8 meetings. The results of these activities showed that 1) their understanding of EQ in entrepreneurship is increasing, 2) their mindset in marketing and customer service is changing, and 3) their English for tourism and business ability has improved. ","PeriodicalId":415138,"journal":{"name":"Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36312/linov.v7i4.923","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pelaku usaha di Desa Wisata Pangandaran menjadi salah satu SDM wisata yang terdampak pandemi Covid 19. Ketidaksiapan akan krisis dan pandemi ini merupakan hasil dari rendahnya kecerdasan emosional para pelaku usaha sehingga menurunkan kinerja mereka dalam melakukan strategi pemasaran dan pelayanan konsumen. Disamping itu karena tidak adanya wisatawan asing yang berkunjung ke Desa Wisata Pangandaran selama dua tahun terakhir membuat para pelaku usaha lupa dan canggung dalam menggunakan bahasa Inggris dan hal ini akan sangat merugikan mereka. Merujuk pada permasalahan tersebut maka tujuan pelatihan strategi pemasaran, pelayanan konsumen, dan English for Tourism and English for Business ialah untuk melatih kemampuan pelaku usaha dalam memahami informasi tentang prilaku konsumen dan mengidentifikasi tahapan pemasaran, meningkatkan kualitas pemasaran dan pelayanan, serta kualitas bahasa Inggris para pelaku usaha, dan menginisiasi pembuatan Klinik Bisnis bagi pelaku usaha di Desa Wisata Pangandaran yang akan difasilitasi oleh laboratorium bisnis Program Studi Manajemen dan laboratorium Bahasa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Kegiatan pelatihan dilakukan selama 8 pertemuan. Hasil kegiatan ini diantaranya adanya peningkatan pemahaman para pelaku usaha tentang EQ dalam berwirausaha, berubahnya mindset para pelaku usaha dalam melakukan pemasaran dan pelayanan konsumen, dan meningkatknya kemampuan berbahasa Inggris untuk wisata dan bisnis bagi para pelaku usaha.
Marketing Strategy, Consumer Service, and English for Tourism and Business Training for Pangandaran Business Actor
Business actors in Pangandaran are one of the great sources of increasing income and expanding job opportunities for the community there. However, their low emotional intelligence and unpreparedness for the crisis and pandemic of Covid-19 caused an increase in unemployment and bankruptcy. The pandemic also decreases their performance in implementing marketing and customer service strategies. In addition, the absence of international visiting Pangandaran for the past two years has made them forget and doubt in using English. Referring to these problems, the training on ESQ, marketing strategy assistance and customer service, and ESP are needed. The training aims to increase participants' understanding and ability about consumer behaviour, marketing stages, marketing and service, and English. The training was held in 8 meetings. The results of these activities showed that 1) their understanding of EQ in entrepreneurship is increasing, 2) their mindset in marketing and customer service is changing, and 3) their English for tourism and business ability has improved.