AN ECO-MATERIAL CULTURAL STUDY ON BIRD TRAPS AMONG THE PALAWAN OF THE PHILIPPINES (STUDI BUDAYA EKOLOGI DAN MATERIAL PERANGKAP BURUNG PADA MASYARAKAT PALAWAN DI PULAU PALAWAN, FILIPINA)
{"title":"AN ECO-MATERIAL CULTURAL STUDY ON BIRD TRAPS AMONG THE PALAWAN OF THE PHILIPPINES (STUDI BUDAYA EKOLOGI DAN MATERIAL PERANGKAP BURUNG PADA MASYARAKAT PALAWAN DI PULAU PALAWAN, FILIPINA)","authors":"Takashi Tsuji","doi":"10.24832/NW.V13I1.323","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study clarifies how eco-material culture is exemplified in bird traps and the use in the environment in terms of: 1) the ecological aspects and material culture of bird traps; 2) the practicality of trapping techniques; and 3) the relationships among bird traps, birds, and people from an ethno-archaeological viewpoint. The research target is the Palawan, an indigenous people of Palawan Island, the Philippines. The research methods are interviews and participant observation. The research suggests that current bird traps are made of plant materials with nylon for convenience, but plant materials remain fundamental. Further, since Palawan bird-trapping technology is unrefined, and as traps are sometimes unsuccessful, trapping is likely done for enjoyment and as a challenge. Thus, bird traps connect humans to nature, as reflected in the Palawan’s eco-material culture. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan perangkap burung yang menggunakan bahan-bahan dari tanaman dan penggunaannya di lingkungan, serta membahas tentang: 1) aspek budaya ekologi dan material dari perangkap burung; 2) teknologi perangkap burung; dan 3) hubungan antara burung, perangkap burung, dan manusia dari sudut pandang etnoarkeologi. Metode penelitian ini adalah wawancara dan observasi partisipan. Target penelitian adalah penduduk asli Pulau Palawan di Filipina. Penulis memastikan bahwa perangkap burung yang biasa digunakan pada masa kini dibuat dari bahan tanaman dan plastik nilon untuk kemudahan. Sementara itu, masyarakat Palawan masih menggunakan bahanbahan tanaman sebagai bahan utama dalam membuat perangkap burung, dan teknologi yang digunakan merupakan perkembangan dari metode perangkap tradisional. Tujuan masyarakat Palawan menggunakan perangkap bukan sematamata untuk menangkap burung, tetapi untuk menakut-nakutinya juga agar penduduk dapat hidup berdampingan dengan burung di lingkungannya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perangkap burung merupakan alat yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk hidup berdampingan dengan burung dan merefleksikan prinsip hidup masyarakat alami yang hidup berpusat pada budaya ekosistem dan material.","PeriodicalId":259009,"journal":{"name":"Naditira Widya","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Naditira Widya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24832/NW.V13I1.323","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
This study clarifies how eco-material culture is exemplified in bird traps and the use in the environment in terms of: 1) the ecological aspects and material culture of bird traps; 2) the practicality of trapping techniques; and 3) the relationships among bird traps, birds, and people from an ethno-archaeological viewpoint. The research target is the Palawan, an indigenous people of Palawan Island, the Philippines. The research methods are interviews and participant observation. The research suggests that current bird traps are made of plant materials with nylon for convenience, but plant materials remain fundamental. Further, since Palawan bird-trapping technology is unrefined, and as traps are sometimes unsuccessful, trapping is likely done for enjoyment and as a challenge. Thus, bird traps connect humans to nature, as reflected in the Palawan’s eco-material culture. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan perangkap burung yang menggunakan bahan-bahan dari tanaman dan penggunaannya di lingkungan, serta membahas tentang: 1) aspek budaya ekologi dan material dari perangkap burung; 2) teknologi perangkap burung; dan 3) hubungan antara burung, perangkap burung, dan manusia dari sudut pandang etnoarkeologi. Metode penelitian ini adalah wawancara dan observasi partisipan. Target penelitian adalah penduduk asli Pulau Palawan di Filipina. Penulis memastikan bahwa perangkap burung yang biasa digunakan pada masa kini dibuat dari bahan tanaman dan plastik nilon untuk kemudahan. Sementara itu, masyarakat Palawan masih menggunakan bahanbahan tanaman sebagai bahan utama dalam membuat perangkap burung, dan teknologi yang digunakan merupakan perkembangan dari metode perangkap tradisional. Tujuan masyarakat Palawan menggunakan perangkap bukan sematamata untuk menangkap burung, tetapi untuk menakut-nakutinya juga agar penduduk dapat hidup berdampingan dengan burung di lingkungannya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perangkap burung merupakan alat yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk hidup berdampingan dengan burung dan merefleksikan prinsip hidup masyarakat alami yang hidup berpusat pada budaya ekosistem dan material.
本文从以下几个方面阐述了生态物质文化在捕鸟器中的体现及其在环境中的应用:1)捕鸟器的生态方面和物质文化;2)诱捕技术的实用性;3)从民族考古学的角度探讨捕鸟器、鸟与人之间的关系。研究对象是菲律宾巴拉望岛的土著居民巴拉望族。研究方法为访谈法和参与式观察法。研究表明,目前的捕鸟器是由植物材料制成的,为了方便,尼龙,但植物材料仍然是基本的。此外,由于巴拉望岛的捕鸟技术尚不完善,捕鸟器有时也不成功,所以捕鸟很可能是为了娱乐和挑战。因此,捕鸟器将人类与自然联系起来,这反映在巴拉望岛的生态物质文化中。图juan dari penelitian ini adalah menjelaskan perangkap burung yang menggunakan bahan-bahan dari tanaman dan penggunaannya di lingkungan, serta membahas tentung: 1)说budaya生态学和材料dari perangkap burung;2)科技perangkap burung;(3) hubungan antara burung, perangkap burung, danmanusia dari sudut pandang etnoarkeology。在观测过程中观察到的数据。目标penelitian adalah penduduk是菲律宾巴拉望岛。Penulis memastikan bahwa perangkap burung yang biasa digunakan pada masa kini dibuat dari bahan tanaman dan plastiks untuk kemudahan。Sementara itu, masyarakat Palawan masih menggunakan bahanbahan tanaman sebagai bahan utama dalam成员perangkap burung, dan technologii yang digunakan merupakan perkembangan dari metode perangkap traditional。在巴拉望岛上,在巴拉望岛上,在巴拉望岛上,在巴拉望岛上,在巴拉望岛上,在巴拉望岛上,在巴拉望岛上,在巴拉望岛上,在巴拉望岛上。Dari hasil penelitian dapat dispulpulkan bahwa perangkap burung merupakan alat yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk hidup berpulat alami yang hidup berpusat pada budaya生态系统和材料。