{"title":"Pengalaman Mengasuh Anak Pasangan Tunanetra: Interpretative Phenomenological Analysis","authors":"Nisfa Fauzia Khairani, Yohanis Franz La Kahija","doi":"10.14710/empati.2023.28299","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tunanetra adalah salah satu jenis disabilitas dengan angka yang cukup mendominasi di Indonesia menurut Susenas 2012, yakni sebesar 1.780.200 jiwa dari total 6.008.661 jiwa penyandang disabilitas. Pernikahan penyandang tunanetra belum banyak diteliti, termasuk individu tunanetra yang secara fisik membutuhkan kemampuan beradaptasi yang lebih besar dalam kehidupan berkeluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam pengasuhan anak pada pasangan tunanetra. Pemilihan partisipan dilakukan dengan sampling purposif, adapun kriterianya yaitu pasangan tunanetra yang menikah dan memiliki anak kandung berusia minimal enam tahun yang diasuhnya sejak lahir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara semi-terstruktur dan metode analisis data yang dipilih adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Ditemukan delapan tema superordinat, yakni (1) Proses penantian anak, (2) Usaha perawatan anak, (3) Kebutuhan akan bantuan pengasuhan, (4) Pendampingan belajar, (5) Pengenalan lingkungan sekitar, (6) Pemeliharaan komunikasi keluarga, (7) Penegakan disiplin, dan (8) Penanaman nilai hidup. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memahami bahwa di samping keterbatasan yang dimiliki, individu tunanetra dapat menjalankan tugas dan peran pengasuhannya sebagai orangtua tanpa suatu hambatan berarti dengan menekankan kepada pembentukan karakter anak.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal EMPATI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/empati.2023.28299","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tunanetra adalah salah satu jenis disabilitas dengan angka yang cukup mendominasi di Indonesia menurut Susenas 2012, yakni sebesar 1.780.200 jiwa dari total 6.008.661 jiwa penyandang disabilitas. Pernikahan penyandang tunanetra belum banyak diteliti, termasuk individu tunanetra yang secara fisik membutuhkan kemampuan beradaptasi yang lebih besar dalam kehidupan berkeluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam pengasuhan anak pada pasangan tunanetra. Pemilihan partisipan dilakukan dengan sampling purposif, adapun kriterianya yaitu pasangan tunanetra yang menikah dan memiliki anak kandung berusia minimal enam tahun yang diasuhnya sejak lahir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara semi-terstruktur dan metode analisis data yang dipilih adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Ditemukan delapan tema superordinat, yakni (1) Proses penantian anak, (2) Usaha perawatan anak, (3) Kebutuhan akan bantuan pengasuhan, (4) Pendampingan belajar, (5) Pengenalan lingkungan sekitar, (6) Pemeliharaan komunikasi keluarga, (7) Penegakan disiplin, dan (8) Penanaman nilai hidup. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memahami bahwa di samping keterbatasan yang dimiliki, individu tunanetra dapat menjalankan tugas dan peran pengasuhannya sebagai orangtua tanpa suatu hambatan berarti dengan menekankan kepada pembentukan karakter anak.