Pub Date : 2024-07-11DOI: 10.14710/empati.2024.43932
Alhimni Fabiansyah, Almaas Adibah
Perpindahan pekerjaan bukanlah fenomena baru di dunia kerja, hal ini sudah ada sejak awal era industri. Namun dalam beberapa dekade terakhir, aktivitas perpindahan pekerjaan di dunia kerja sebagian besar dikaitkan dengan karyawan generasi muda. Perilaku berpindah pekerjaan telah menjadi masalah penting bagi organisasi karena dapat menimbulkan kerugian. Organisasi perlu untuk menemukan faktor-faktor utama yang menginspirasi karyawan muda mereka untuk bertahan lebih lama sekaligus mencegah seringnya berpindah pekerjaan di organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa seseorang memiliki intensi untuk menetap atau berpindah-pindah kerja. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, diperoleh 4 orang partisipan yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan interpretative pheneomenological analysis. Penelitian ini menemukan sepuluh tema yang mendasari individu memilih menetap atau berpindah pekerjaan, yaitu faktor lingkungan kerja (rekan kerja, pimpinan, kondisi tempat kerja), gaji, beban kerja, peluang pengembangan diri dan jenjang karir, budaya organisasi, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja yang baru, keinginan untuk mengeksplorasi pengalaman dari tempat kerja lain, keyakinan individu terhadap perusahaannya, cara pandang individu terhadap kemampuannya di tempat kerja dan harapan keluarga.
{"title":"STUDI KUALITATIF: INTENSI MENETAP ATAU BERPINDAH KERJA PADA KARYAWAN","authors":"Alhimni Fabiansyah, Almaas Adibah","doi":"10.14710/empati.2024.43932","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2024.43932","url":null,"abstract":"Perpindahan pekerjaan bukanlah fenomena baru di dunia kerja, hal ini sudah ada sejak awal era industri. Namun dalam beberapa dekade terakhir, aktivitas perpindahan pekerjaan di dunia kerja sebagian besar dikaitkan dengan karyawan generasi muda. Perilaku berpindah pekerjaan telah menjadi masalah penting bagi organisasi karena dapat menimbulkan kerugian. Organisasi perlu untuk menemukan faktor-faktor utama yang menginspirasi karyawan muda mereka untuk bertahan lebih lama sekaligus mencegah seringnya berpindah pekerjaan di organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa seseorang memiliki intensi untuk menetap atau berpindah-pindah kerja. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, diperoleh 4 orang partisipan yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan interpretative pheneomenological analysis. Penelitian ini menemukan sepuluh tema yang mendasari individu memilih menetap atau berpindah pekerjaan, yaitu faktor lingkungan kerja (rekan kerja, pimpinan, kondisi tempat kerja), gaji, beban kerja, peluang pengembangan diri dan jenjang karir, budaya organisasi, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja yang baru, keinginan untuk mengeksplorasi pengalaman dari tempat kerja lain, keyakinan individu terhadap perusahaannya, cara pandang individu terhadap kemampuannya di tempat kerja dan harapan keluarga.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"73 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141834870","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-11DOI: 10.14710/empati.2024.40378
Adnin Annisa, Muhammad Zulfa Alfaruqy
Merantau adalah suatu istilah yang dekat dengan masyarakat Indonesia bahkan pada beberapa daerah sudah menjadi sebuah tradisi. Merantau dilakukan salah satunya untuk mengenyam pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Berbagai lini masyarakat melakukan perantauan, tidak terkecuali pada anak tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman anak tunggal yang merantau, termasuk di dalamnya bagaimana dinamika pada anak tunggal serta transformasi yang dirasakan di perantauan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dan observasi. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologis interpretatif atau Interpretative Phenomenological Analysis. Purposive sampling digunakan dalam pemilihan partisipan penelitian. Hasil analisis mendapatkan tiga tema induk yaitu (1) dinamika pada anak tunggal, (2) relasi interpersonal dengan orang terdekat, dan (3) penyesuaian diri di perantauan serta delapan tema superordinat, yaitu impresi sebagai anak tunggal, tuntutan di masa emerging adulthood, relasi positif teman sebaya, transisi relasi dengan orang tua, rintangan penyesuaian di perantauan, gejolak emosional di perantauan, peralihan positif pada diri, dan pemaknaan merantau. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan oleh orang tua dalam menerapkan pola asuh yang efektif kepada anak tunggal.
{"title":"AKU MANJA DAN SIAP DITEMPA: SEBUAH STUDI FENOMENOLOGIS INTERPRETATIF PEMAKNAAN PENGALAMAN MERANTAU BAGI ANAK TUNGGAL","authors":"Adnin Annisa, Muhammad Zulfa Alfaruqy","doi":"10.14710/empati.2024.40378","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2024.40378","url":null,"abstract":"Merantau adalah suatu istilah yang dekat dengan masyarakat Indonesia bahkan pada beberapa daerah sudah menjadi sebuah tradisi. Merantau dilakukan salah satunya untuk mengenyam pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Berbagai lini masyarakat melakukan perantauan, tidak terkecuali pada anak tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman anak tunggal yang merantau, termasuk di dalamnya bagaimana dinamika pada anak tunggal serta transformasi yang dirasakan di perantauan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dan observasi. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologis interpretatif atau Interpretative Phenomenological Analysis. Purposive sampling digunakan dalam pemilihan partisipan penelitian. Hasil analisis mendapatkan tiga tema induk yaitu (1) dinamika pada anak tunggal, (2) relasi interpersonal dengan orang terdekat, dan (3) penyesuaian diri di perantauan serta delapan tema superordinat, yaitu impresi sebagai anak tunggal, tuntutan di masa emerging adulthood, relasi positif teman sebaya, transisi relasi dengan orang tua, rintangan penyesuaian di perantauan, gejolak emosional di perantauan, peralihan positif pada diri, dan pemaknaan merantau. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan oleh orang tua dalam menerapkan pola asuh yang efektif kepada anak tunggal.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"104 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141835202","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-11DOI: 10.14710/empati.2024.45013
Amalia Anis Kusumawati
Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana self regulation (regulasi diri) dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Tujuan artikel ini adalah untuk mengkaji bagaimana karakter self regulation dalam meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik yang memiliki nilai akademik rendah. Metode penelitian yang digunakan yaitu systematic literature review, Dimana semua temuan dicatat dan diteliti, baik secara teori maupun secara praktik dengan menggunakan analisis data secara kualitatif deskriptif. Dalam menggunakan berbagai sumber bacaan, baik itu dari jurnal atau ebook untuk dijadikan acuan. Hasilnya menunjukkan bahwa self regulation dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan sudah terbukti efektif pada beberapa penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan. Self regulation membantu peserta didik dalam meningkatkan prestasi akademik dengan lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa self regulation bukan hanya penting untuk meningkatkan keterampilan akademik, tetapi juga sangat berpengaruh dalam membantu peserta didik berhasil mencapai kehidupan yang terarah dengan motivasi belajar.
{"title":"SELF REGULATION DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK","authors":"Amalia Anis Kusumawati","doi":"10.14710/empati.2024.45013","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2024.45013","url":null,"abstract":"Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana self regulation (regulasi diri) dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Tujuan artikel ini adalah untuk mengkaji bagaimana karakter self regulation dalam meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik yang memiliki nilai akademik rendah. Metode penelitian yang digunakan yaitu systematic literature review, Dimana semua temuan dicatat dan diteliti, baik secara teori maupun secara praktik dengan menggunakan analisis data secara kualitatif deskriptif. Dalam menggunakan berbagai sumber bacaan, baik itu dari jurnal atau ebook untuk dijadikan acuan. Hasilnya menunjukkan bahwa self regulation dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan sudah terbukti efektif pada beberapa penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan. Self regulation membantu peserta didik dalam meningkatkan prestasi akademik dengan lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa self regulation bukan hanya penting untuk meningkatkan keterampilan akademik, tetapi juga sangat berpengaruh dalam membantu peserta didik berhasil mencapai kehidupan yang terarah dengan motivasi belajar.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"58 s204","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141834655","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-11DOI: 10.14710/empati.2024.44855
Adi Rahman, Ayu Anjelina, W. Astuti, Fathimah Syarif, Shintia Eriza, T. Anggraini
Dukungan sosial dapat memengaruhi stres dan mengurangi stres pada mahasiswa sehingga kesehatan menjadi optimal. Tingginya tingkat stres dapat direduksi dengan dukungan sosial dan diganti menjadi aspek-aspek positif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dukungan sosial berkontribusi terhadap stres akademik mahasiswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur berupa skala. Teknik yang digunakan adalah regresi sederhana untuk melihat pengaruh dukungan sosial terhadap stres akademik mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling dengan jumlah sample sebanyak 83 mahasiswa. Hasilnya menyatakan bahwa stres akademik dan dukungan sosial memiliki hubungan yang positif. Hasil dari uji normalitas dalam penelitian ini pada variabel social support dan stres akademik menunjukkan .200 (p>.05), sehingga dapat dikatakan variabel social support dan stres akademik memiliki sebaran data normal. Berdasarkan uji koefisien determinasi didapatkan nilai R square .158, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi social support sebesar 15.8% terhadap stres akademik mahasiswa psikologi 2021 Universitas Negeri Padang kampus Bukittinggi. Apabila dukungan sosial yang diterima individu meningkat maka stres akademiknya akan menurun, begitu pula sebaliknya apabila dukungan sosial yang diterima menurun maka stres akademik yang dialami individu tersebut akan meningkat. Dukungan sosial terbukti memiliki pengaruh yang positif terhadap resiliensi stres akademik. Ini menunjukkan bahwa dukungan sosial yang dilakukan oleh teman memiliki peran di tengah lingkungan stres akademik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penting bagi mahasiswa untuk memiliki dukungan sosial yang memadai dalam menghadapi stres akademik.
{"title":"KONTRIBUSI SOCIAL SUPPORT TERHADAP TINGKAT STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI BUKITTINGGI","authors":"Adi Rahman, Ayu Anjelina, W. Astuti, Fathimah Syarif, Shintia Eriza, T. Anggraini","doi":"10.14710/empati.2024.44855","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2024.44855","url":null,"abstract":"Dukungan sosial dapat memengaruhi stres dan mengurangi stres pada mahasiswa sehingga kesehatan menjadi optimal. Tingginya tingkat stres dapat direduksi dengan dukungan sosial dan diganti menjadi aspek-aspek positif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dukungan sosial berkontribusi terhadap stres akademik mahasiswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur berupa skala. Teknik yang digunakan adalah regresi sederhana untuk melihat pengaruh dukungan sosial terhadap stres akademik mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling dengan jumlah sample sebanyak 83 mahasiswa. Hasilnya menyatakan bahwa stres akademik dan dukungan sosial memiliki hubungan yang positif. Hasil dari uji normalitas dalam penelitian ini pada variabel social support dan stres akademik menunjukkan .200 (p>.05), sehingga dapat dikatakan variabel social support dan stres akademik memiliki sebaran data normal. Berdasarkan uji koefisien determinasi didapatkan nilai R square .158, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi social support sebesar 15.8% terhadap stres akademik mahasiswa psikologi 2021 Universitas Negeri Padang kampus Bukittinggi. Apabila dukungan sosial yang diterima individu meningkat maka stres akademiknya akan menurun, begitu pula sebaliknya apabila dukungan sosial yang diterima menurun maka stres akademik yang dialami individu tersebut akan meningkat. Dukungan sosial terbukti memiliki pengaruh yang positif terhadap resiliensi stres akademik. Ini menunjukkan bahwa dukungan sosial yang dilakukan oleh teman memiliki peran di tengah lingkungan stres akademik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penting bagi mahasiswa untuk memiliki dukungan sosial yang memadai dalam menghadapi stres akademik.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141834753","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-11DOI: 10.14710/empati.2024.42478
Fulziah Alwita Sari, N. Noni, Zakwan Adri
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan bagaimana remaja yang menjadi korban perceraian mengalami penerimaan terhadap diri mereka. Perceraian dianggap sebagai puncak dari serangkaian masalah yang berakumulasi dan merupakan langkah terakhir yang diambil ketika perkawinan tidak dapat dipertahankan lagi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi dengan dua partisipan yang memiliki karakteristik sebagai anak remaja yang mengalami perceraian orangtua. Penerimaan terhadap perceraian orangtua tidak dapat dicapai secara spontan oleh anak, melainkan melalui tahapan-tahapan tertentu yang terkait dengan kehidupan pasca perceraian, termasuk dampak psikologis dan sosial yang dirasakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceraian memberikan dampak negatif seperti perasaan minder, kehilangan figur keluarga, dan kenakalan remaja. Faktor-faktor yang membantu dalam proses penerimaan diri termasuk keberadaan figur ibu yang kompeten, berkurangnya konflik orangtua, serta dukungan positif dari lingkungan sekolah dan teman-teman, yang membantu para partisipan bangkit dari keterpurukan setelah menghadapi perceraian orangtua.
{"title":"Gambaran Penerimaan Diri Remaja Korban Perceraian","authors":"Fulziah Alwita Sari, N. Noni, Zakwan Adri","doi":"10.14710/empati.2024.42478","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2024.42478","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan bagaimana remaja yang menjadi korban perceraian mengalami penerimaan terhadap diri mereka. Perceraian dianggap sebagai puncak dari serangkaian masalah yang berakumulasi dan merupakan langkah terakhir yang diambil ketika perkawinan tidak dapat dipertahankan lagi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi dengan dua partisipan yang memiliki karakteristik sebagai anak remaja yang mengalami perceraian orangtua. Penerimaan terhadap perceraian orangtua tidak dapat dicapai secara spontan oleh anak, melainkan melalui tahapan-tahapan tertentu yang terkait dengan kehidupan pasca perceraian, termasuk dampak psikologis dan sosial yang dirasakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceraian memberikan dampak negatif seperti perasaan minder, kehilangan figur keluarga, dan kenakalan remaja. Faktor-faktor yang membantu dalam proses penerimaan diri termasuk keberadaan figur ibu yang kompeten, berkurangnya konflik orangtua, serta dukungan positif dari lingkungan sekolah dan teman-teman, yang membantu para partisipan bangkit dari keterpurukan setelah menghadapi perceraian orangtua. ","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"137 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141834931","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-11DOI: 10.14710/empati.2024.44095
Endah Mujiasih
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi salah satu unit usaha di masyarakat yang berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Sayangnya, sampai saat ini produk UKM belum banyak dilirik oleh masyarakat karena kurangnya pengetahuan pemilik UKM tentang pentingnya pemasaran. Maka dari itu, produk-produk milik UKM membutuhkan berbagai aktivitas pemasaran agar lebih dekat secara psikologis, sehingga UKM dapat memperoleh kepercayaan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara customer engagement dengan kepercayaan merek produk fashion UKM pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Penelitian ini melibatkan sebanyak 141 mahasiswa dengan teknik incidental random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala customer engagement (29 aitem, α=.912) dan skala brand trust (37 aitem, α=.923). Hasil analisis regresi menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara customer engagement dengan brand trust pada mahasiswa. Customer engagement memberikan sumbangan efektif sebesar 37.6% pada brand trust.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA CUSTOMER ENGAGEMENT DENGAN KEPERCAYAAN MEREK FASHION DARI UKM PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG","authors":"Endah Mujiasih","doi":"10.14710/empati.2024.44095","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2024.44095","url":null,"abstract":"Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi salah satu unit usaha di masyarakat yang berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Sayangnya, sampai saat ini produk UKM belum banyak dilirik oleh masyarakat karena kurangnya pengetahuan pemilik UKM tentang pentingnya pemasaran. Maka dari itu, produk-produk milik UKM membutuhkan berbagai aktivitas pemasaran agar lebih dekat secara psikologis, sehingga UKM dapat memperoleh kepercayaan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara customer engagement dengan kepercayaan merek produk fashion UKM pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Penelitian ini melibatkan sebanyak 141 mahasiswa dengan teknik incidental random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala customer engagement (29 aitem, α=.912) dan skala brand trust (37 aitem, α=.923). Hasil analisis regresi menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara customer engagement dengan brand trust pada mahasiswa. Customer engagement memberikan sumbangan efektif sebesar 37.6% pada brand trust.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"134 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141834774","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-11DOI: 10.14710/empati.2024.42433
Nadila Nadila, P. Ningsih
Seiring perkembangan hidup saat sekarang ini, kebanyakan ibu memiliki peran ganda yaitu sebagai wanita karier dan ibu rumah tangga. Keputusan tetap memiliki karier antara kedua pasangan setelah memiliki anak sehingga pengalihan pengasuhan dilimpahkan kepada anggota keluarga yang dapat menjalankan peran tersebut. Biasanya tanggung jawab itu dilimpahkan kepada orang tua yang sudah memiliki usia lanjut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami pengalaman lansia mengasuh cucu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif fenomenologis, adapun teknik analisis yaitu eksplikasi data. Partisipan dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling. Partisipan berjumlah dua orang yang merupakan seorang lansia yang mengasuh cucu. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan ada dua episode yaitu: (1) pengalaman saat pertama kali mengasuh cucu; (2) pengalaman setelah beberapa tahun mengasuh cucu. Enam tema umum yaitu: (1) awal mula mengasuh cucu; (2) pengetahuan mengenai parenting; (3) menjalani kehidupan sebagai grand parenting; (4) konflik dalam keluarga; (5) perubahan yang dialami; dan (6) harapan di masa depan. Pilihan dan keputusan dalam mengasuh cucu menunjukkan upaya-upaya yang dimiliki oleh lansia yang resilien.
{"title":"PENGALAMAN HIDUP MENGASUH CUCU: STUDI FENOMENOLOGIS DESKRIPTIF PADA LANSIA","authors":"Nadila Nadila, P. Ningsih","doi":"10.14710/empati.2024.42433","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2024.42433","url":null,"abstract":"Seiring perkembangan hidup saat sekarang ini, kebanyakan ibu memiliki peran ganda yaitu sebagai wanita karier dan ibu rumah tangga. Keputusan tetap memiliki karier antara kedua pasangan setelah memiliki anak sehingga pengalihan pengasuhan dilimpahkan kepada anggota keluarga yang dapat menjalankan peran tersebut. Biasanya tanggung jawab itu dilimpahkan kepada orang tua yang sudah memiliki usia lanjut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami pengalaman lansia mengasuh cucu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif fenomenologis, adapun teknik analisis yaitu eksplikasi data. Partisipan dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling. Partisipan berjumlah dua orang yang merupakan seorang lansia yang mengasuh cucu. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan ada dua episode yaitu: (1) pengalaman saat pertama kali mengasuh cucu; (2) pengalaman setelah beberapa tahun mengasuh cucu. Enam tema umum yaitu: (1) awal mula mengasuh cucu; (2) pengetahuan mengenai parenting; (3) menjalani kehidupan sebagai grand parenting; (4) konflik dalam keluarga; (5) perubahan yang dialami; dan (6) harapan di masa depan. Pilihan dan keputusan dalam mengasuh cucu menunjukkan upaya-upaya yang dimiliki oleh lansia yang resilien.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"93 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141835223","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siswa usia SMP dikategorikan sebagai masa remaja, yaitu fase peralihan anak- anak menuju dewasa. Pada masa remaja, anak-anak mengalami masalah dalam motivasi belajar dan kecerdasan emosi. Peneliti menemukan siswa SMP memiliki kecerdasan emosi yang rendah, sehingga berpengaruh kepada motivasi belajar. Kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosinya dengan baik dan menyalurkannya ke dalam emosi positif sehingga dapat mengatasi emosi negatif. Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sampel dalam penelitian ini 128 siswa SMP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar pada siswa SMP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan analisis pearson correlation menggunakan SPSS 26.00 dengan alat pengumpulan data berupa angket untuk Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar. Dari hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi 0.497 yang berarti kedua variabel berkorelasi sedang, kemudian nilai signifikasi 0.00 atau <0.05 menunjukkan bahwa hipotesis diterima, sehingga disimpulkan adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar pada siswa SMP Negeri 8 Bukittinggi.
{"title":"HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA DI SMP NEGERI 8 BUKITTINGGI","authors":"Erfi Amanda, Ananda Sri Rahayu, Imelda Evani, Rafly Rafly, Syerli Akhla Rosa, Anisa Resa Savitri, Nurul Sabrina","doi":"10.14710/empati.2024.42136","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2024.42136","url":null,"abstract":"Siswa usia SMP dikategorikan sebagai masa remaja, yaitu fase peralihan anak- anak menuju dewasa. Pada masa remaja, anak-anak mengalami masalah dalam motivasi belajar dan kecerdasan emosi. Peneliti menemukan siswa SMP memiliki kecerdasan emosi yang rendah, sehingga berpengaruh kepada motivasi belajar. Kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosinya dengan baik dan menyalurkannya ke dalam emosi positif sehingga dapat mengatasi emosi negatif. Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sampel dalam penelitian ini 128 siswa SMP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar pada siswa SMP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan analisis pearson correlation menggunakan SPSS 26.00 dengan alat pengumpulan data berupa angket untuk Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar. Dari hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi 0.497 yang berarti kedua variabel berkorelasi sedang, kemudian nilai signifikasi 0.00 atau <0.05 menunjukkan bahwa hipotesis diterima, sehingga disimpulkan adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar pada siswa SMP Negeri 8 Bukittinggi.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"141 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141834850","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-11DOI: 10.14710/empati.2024.41548
Jihan Syarifa Amanta Fajri, E. Indrawati
Kematian pasangan hidup menyisakan kesedihan psikologis bagi orang yang ditinggalkan. Single parent mother harus menjalankan peran ganda yakni membesarkan anak-anak dan mencukupi kebutuhan keluarga seorang diri. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman single parent mother pada usia dewasa madya yang berkaitan dengan proses partisipan melewati guncangan emosi akibat kematian suami, dampak dari kematian suami, tuntutan dalam menjalankan peran sebagai single parent mother serta penemuan makna hidup melalui peristiwa tersebut. Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria: (1) janda berusia 40-60 tahun; (2) cerai karena kematian suami; (3) minimal pendidikan D3; (4) memiliki anak dari perkawinan sebelumnya. Penggalian data dilakukan dengan melaksanakan wawancara secara semi-terstruktur. Kemudian hasil wawancara dianalisis menggunakan teknik Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Penelitian ini menghasilkan tiga tema induk diantaranya adalah dampak kematian suami, dinamika menjadi single parent mother dan proses menemukan makna hidup sebagai single parent mother. Pengambilan keputusan dalam bertahan menjadi single parent mother sangat dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga maupun lingkungan. Upaya dalam mendidik anak yang dilakukan oleh partisipan penelitian ini ialah dengan memberikan perhatian dan pendampingan penuh kepada anak-anak mereka agar tidak merasa berkecil hati karena tidak memiliki sosok ayah. Makna yang ditemukan partisipan dalam menjalankan peran single parent mother adalah kesabaran dan keikhlasan yang mereka lakukan berbalas kebaikan.
{"title":"STUDI FENOMENOLOGIS TENTANG PENGALAMAN SINGLE PARENT MOTHER PADA USIA DEWASA MADYA","authors":"Jihan Syarifa Amanta Fajri, E. Indrawati","doi":"10.14710/empati.2024.41548","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2024.41548","url":null,"abstract":"Kematian pasangan hidup menyisakan kesedihan psikologis bagi orang yang ditinggalkan. Single parent mother harus menjalankan peran ganda yakni membesarkan anak-anak dan mencukupi kebutuhan keluarga seorang diri. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman single parent mother pada usia dewasa madya yang berkaitan dengan proses partisipan melewati guncangan emosi akibat kematian suami, dampak dari kematian suami, tuntutan dalam menjalankan peran sebagai single parent mother serta penemuan makna hidup melalui peristiwa tersebut. Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria: (1) janda berusia 40-60 tahun; (2) cerai karena kematian suami; (3) minimal pendidikan D3; (4) memiliki anak dari perkawinan sebelumnya. Penggalian data dilakukan dengan melaksanakan wawancara secara semi-terstruktur. Kemudian hasil wawancara dianalisis menggunakan teknik Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Penelitian ini menghasilkan tiga tema induk diantaranya adalah dampak kematian suami, dinamika menjadi single parent mother dan proses menemukan makna hidup sebagai single parent mother. Pengambilan keputusan dalam bertahan menjadi single parent mother sangat dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga maupun lingkungan. Upaya dalam mendidik anak yang dilakukan oleh partisipan penelitian ini ialah dengan memberikan perhatian dan pendampingan penuh kepada anak-anak mereka agar tidak merasa berkecil hati karena tidak memiliki sosok ayah. Makna yang ditemukan partisipan dalam menjalankan peran single parent mother adalah kesabaran dan keikhlasan yang mereka lakukan berbalas kebaikan.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"89 s378","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141835069","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-11DOI: 10.14710/empati.2024.42218
Zulian Fikry, Miksa Denola Dusatri, Reza Anugrah, A. Rahmi, Fatimah Syarif
Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna budaya dari fenomena lokal yang disebut “Malam Baetong” pada masyarakat di Pariaman. Metode penelitian yang digunakan mencakup penelitian kualitatif dengan menerapkan metode wawancara pada subjek penelitian. Subjek yang terlibat dalam penelitian terdiri dari tiga individu yang mewakili tiga generasi berbeda. Rinciannya, subjek pertama berusia 50 tahun mewakili generasi X, subjek kedua berusia 30 tahun mewakili generasi Y, dan subjek ketiga berusia 17 tahun mewakili generasi Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna budaya Malam Baetong bagi masyarakat Pariaman terkait erat dengan konsep self-esteem, sikap gotong royong, kebersamaan, dan komitmen dalam mempertahankan warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bagi generasi X, Malam Baetong memiliki makna yang terkait dengan self-esteem dan kebersamaan. Sementara itu, generasi Y memberikan makna pada Malam Baetong sebagai sikap tolong-menolong, komitmen dalam menjaga warisan budaya, dan kaitannya dengan self-esteem. Di sisi lain, generasi Z memaknai budaya Malam Baetong sebagai sikap tolong-menolong dan kebersamaan. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa budaya dapat mempengaruhi self-esteem, dan perbandingan di tiga generasi mengungkapkan variasi dalam nominal uang yang diberikan, yang ditentukan oleh harga diri individu yang memberikan uang.
本研究旨在了解帕里亚曼(Pariaman)社区一种名为 "Malam Baetong "的当地现象的文化内涵。采用的研究方法包括对研究对象进行访谈的定性研究。研究对象包括代表三代人的三个人。详情如下:第一位研究对象 50 岁,代表 X 世代;第二位研究对象 30 岁,代表 Y 世代;第三位研究对象 17 岁,代表 Z 世代。结果表明,"玛拉姆-白桐 "对于帕里亚曼社区的文化意义与自尊、相互合作、团结和致力于维护代代相传的文化遗产等概念密切相关。对 X 代人来说,"玛拉姆-白桐 "的含义与自尊和团结有关。同时,Y 世代赋予 "马拉姆-白求恩 "的意义是一种助人为乐的态度、对维护文化遗产的承诺以及与自尊的关系。另一方面,Z 世代将 "马拉姆-白求恩 "文化诠释为一种帮助和团结的态度。此外,研究结果表明,文化会影响自尊,三代人之间的比较显示出赠送金额的差异,而这是由赠送者的自尊决定的。
{"title":"BARALEK: MENELISIK MAKNA KULTUR MALAM BAETONG DAN KAITANNYA DENGAN MASYARAKAT DI PARIAMAN","authors":"Zulian Fikry, Miksa Denola Dusatri, Reza Anugrah, A. Rahmi, Fatimah Syarif","doi":"10.14710/empati.2024.42218","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/empati.2024.42218","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna budaya dari fenomena lokal yang disebut “Malam Baetong” pada masyarakat di Pariaman. Metode penelitian yang digunakan mencakup penelitian kualitatif dengan menerapkan metode wawancara pada subjek penelitian. Subjek yang terlibat dalam penelitian terdiri dari tiga individu yang mewakili tiga generasi berbeda. Rinciannya, subjek pertama berusia 50 tahun mewakili generasi X, subjek kedua berusia 30 tahun mewakili generasi Y, dan subjek ketiga berusia 17 tahun mewakili generasi Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna budaya Malam Baetong bagi masyarakat Pariaman terkait erat dengan konsep self-esteem, sikap gotong royong, kebersamaan, dan komitmen dalam mempertahankan warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bagi generasi X, Malam Baetong memiliki makna yang terkait dengan self-esteem dan kebersamaan. Sementara itu, generasi Y memberikan makna pada Malam Baetong sebagai sikap tolong-menolong, komitmen dalam menjaga warisan budaya, dan kaitannya dengan self-esteem. Di sisi lain, generasi Z memaknai budaya Malam Baetong sebagai sikap tolong-menolong dan kebersamaan. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa budaya dapat mempengaruhi self-esteem, dan perbandingan di tiga generasi mengungkapkan variasi dalam nominal uang yang diberikan, yang ditentukan oleh harga diri individu yang memberikan uang.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"102 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141835120","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}