I Made Agus Atseriyawan Hadi Sutresna, Anak Agung Putu Putra, Ni Made Suryati
{"title":"Balinese Phonology Ungasan Dialect Generative Phonology Study","authors":"I Made Agus Atseriyawan Hadi Sutresna, Anak Agung Putu Putra, Ni Made Suryati","doi":"10.25078/kalangwan.v13i2.2599","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bahasa Bali dialek Ungasan (BBDU) memiliki keunikan jika dibandingkan dengan bahasa Bali baku (BBB), di sisi lain memiliki beberapa kemiripan dengan bahasa Bali dialek Bali Aga (DBA). Penelitian in berfokus pada tataran fonologis, yakni: menentukan ruas-ruas vokal dan konsonan, menentukan distribusi ruas-ruas asal, dan menentukan proses fonologis, proses fonologis pascaleksikal, dan kaidah-kaidah fonologis BBDU. Teori yang digunakan adalah teori fonologi generatif. Metode simak dan cakap digunakan dalam penyediaan data, metode padan dan agih digunakan dalam analisis data, serta metode formal dan informal digunakan dalam penyajian analisis data.
 Hasil analisis data menunjukkan BBDU memiliki 24 ruas asal yang meliputi 18 ruas asal konsonan dan 6 ruas asal vokal. Kedelapan belas ruas konsonan tersebut adalah /p, b, t, d, c, j, k, g, s, h, m, n, ɲ, ŋ, l, r, w, dan y/ dan memiliki sembilan belas realisasi fonetis, yakni [p, b, t, d, c, j, k, ʔ, g, s, h, m, n, ɲ, ŋ, l, r, w, dan y]. BBDU memiliki enam ruas vokal, yakni /i, e, ə, a, u dan o/, tetapi secara fonetis ditemukan 10 bunyi, yakni [i, ɪ, e, ɛ, ə, a, u, ʊ, o, dan ɔ]. Semua konsonan BBDU dapat menempati posisi tengah morfem, tetapi tidak semua konsonan dapat menempati posisi awal dan akhir morfem. Semua vokal BBDU dapat menempati posisi awal dan tengah, tetapi tidak semua bisa menempati posisi akhir morfem.
 Enam belas kaidah fonologis yang ditemuka dalam penelitian ini mengungkap proses-proses fonologis yang terjadi. Proses fonologis yang dibahas meliputi proses fonologis leksikal dan pascaleksikal. Sebelas kaidah fonologis yang dibacarakan membahas proses fonologi leksikal, yakni: 1) KF Asimilasi Nasal /ŋ-/; 2) KF Pelesapan Obstruen; 3) KF Penambahan [n]; 4) KF Penambahann [h]; 5) KF Penambahan Nasal; 6) KF Penambahan Semivokal; 7) KF Penambahan Vokal; 8) KF Pengenduran Vokal; 9) KF Pembulatan Vokal /a/; 10) KF Pembulatan Vokal /ə/; dan 11) KF Glotalisasi Konsonan. Lima kaidah fonologis pascaleksikal yang dibagi menjadi tiga bagian. Kaidah fonologis yang diakibatkan karena adanya klitik dalam BBDU, yakni: 12) KF Penambahan konsonan [n]; 13) KF Penambahan konsonan [n]; dan 14) KF Pengenduran Vokal /u/. Kaidah fonologis pada kata-kata tanya pada BBDU, yakni 15) KF: Penambahan vokal. Kaidah fonologis yang terjadi pada kata-kata yang menyatakan arah mata angin, yakni 16) KF: Penambahan Suku Kata /su/.","PeriodicalId":31290,"journal":{"name":"Dialektika Jurnal Bahasa Sastra dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dialektika Jurnal Bahasa Sastra dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25078/kalangwan.v13i2.2599","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Bahasa Bali dialek Ungasan (BBDU) memiliki keunikan jika dibandingkan dengan bahasa Bali baku (BBB), di sisi lain memiliki beberapa kemiripan dengan bahasa Bali dialek Bali Aga (DBA). Penelitian in berfokus pada tataran fonologis, yakni: menentukan ruas-ruas vokal dan konsonan, menentukan distribusi ruas-ruas asal, dan menentukan proses fonologis, proses fonologis pascaleksikal, dan kaidah-kaidah fonologis BBDU. Teori yang digunakan adalah teori fonologi generatif. Metode simak dan cakap digunakan dalam penyediaan data, metode padan dan agih digunakan dalam analisis data, serta metode formal dan informal digunakan dalam penyajian analisis data.
Hasil analisis data menunjukkan BBDU memiliki 24 ruas asal yang meliputi 18 ruas asal konsonan dan 6 ruas asal vokal. Kedelapan belas ruas konsonan tersebut adalah /p, b, t, d, c, j, k, g, s, h, m, n, ɲ, ŋ, l, r, w, dan y/ dan memiliki sembilan belas realisasi fonetis, yakni [p, b, t, d, c, j, k, ʔ, g, s, h, m, n, ɲ, ŋ, l, r, w, dan y]. BBDU memiliki enam ruas vokal, yakni /i, e, ə, a, u dan o/, tetapi secara fonetis ditemukan 10 bunyi, yakni [i, ɪ, e, ɛ, ə, a, u, ʊ, o, dan ɔ]. Semua konsonan BBDU dapat menempati posisi tengah morfem, tetapi tidak semua konsonan dapat menempati posisi awal dan akhir morfem. Semua vokal BBDU dapat menempati posisi awal dan tengah, tetapi tidak semua bisa menempati posisi akhir morfem.
Enam belas kaidah fonologis yang ditemuka dalam penelitian ini mengungkap proses-proses fonologis yang terjadi. Proses fonologis yang dibahas meliputi proses fonologis leksikal dan pascaleksikal. Sebelas kaidah fonologis yang dibacarakan membahas proses fonologi leksikal, yakni: 1) KF Asimilasi Nasal /ŋ-/; 2) KF Pelesapan Obstruen; 3) KF Penambahan [n]; 4) KF Penambahann [h]; 5) KF Penambahan Nasal; 6) KF Penambahan Semivokal; 7) KF Penambahan Vokal; 8) KF Pengenduran Vokal; 9) KF Pembulatan Vokal /a/; 10) KF Pembulatan Vokal /ə/; dan 11) KF Glotalisasi Konsonan. Lima kaidah fonologis pascaleksikal yang dibagi menjadi tiga bagian. Kaidah fonologis yang diakibatkan karena adanya klitik dalam BBDU, yakni: 12) KF Penambahan konsonan [n]; 13) KF Penambahan konsonan [n]; dan 14) KF Pengenduran Vokal /u/. Kaidah fonologis pada kata-kata tanya pada BBDU, yakni 15) KF: Penambahan vokal. Kaidah fonologis yang terjadi pada kata-kata yang menyatakan arah mata angin, yakni 16) KF: Penambahan Suku Kata /su/.