{"title":"Perencanaan Alternatif Sistem Pengoperasian Pompa Banjir dan Pompa Lumpur di Saluran Kalidami dan Saluran Kalibokor Kota Surabaya","authors":"Nuri Triainni Pristaloka, Eddy Soedjono","doi":"10.12962/j23373539.v12i2.122043","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Saluran Kalidami dan Saluran Kalibokor merupakan saluran pematusan primer di Surabaya Timur. Fungsi awal saluran untuk mengalirkan limpasan air hujan. Akan tetapi, saat musim kemarau, saluran juga menampung debit air limbah permukiman. Akibatnya terjadi penambahan beban saluran yang berpotensi menimbulkan banjir/genangan. Untuk mengendalikan banjir tersebut perlu dilakukan perencanaan alternatif sistem pengoperasian pompa baik pompa banjir maupun pompa lumpur di Rumah Pompa Kalibokor, Rumah Pompa Kalidami Screw, dan Rumah Pompa Bozem Kalidami. Perencanaan alternatif diawali dengan perhitungan debit banjir rencana yang mencakup debit limpasan air hujan, debit air limbah permukiman, dan debit pintu air. Selanjutnya ditawarkan alternatif operasional pompa pada saat musim penghujan dan kemarau hingga dihitung biaya operasionalnya meliputi biaya listrik (PLN atau genset) serta biaya pemeliharaan dan perawatan pompa. Berdasarkan alternatif yang ditawarkan, jumlah pompa yang digunakan sama dengan jumlah pompa eksisting. Saat musim penghujan, semua pompa akan dioperasikan secara maksimal, sedangkan saat kemarau dinyalakan 2 pompa lumpur 0,25 m3/detik dan 1 pompa banjir 3 m3/detik untuk menurunkan elevasi muka air saluran. Saat musim hujan di Rumah Pompa Kalibokor dioperasikan 3 pompa banjir berkapasitas 3 m3/detik dan 2 pompa lumpur berkapasitas 0,25 m3/detik. Sedangkan saat kemarau, pompa dioperasikan selama 5,7 jam perhari. Biaya operasional yang dikeluarkan sebesar Rp 1.057.075.502/tahun. Lalu, di Rumah Pompa Kalidami Screw, pengoperasian pompa memanfaatkan polder sebagai kontrol elevasi. Lima screw pump 1,3 m3/detik, 1 pompa banjir 3 m3/detik , dan 2 pompa lumpur 0,25 m3/detik dioperasikan saat musim hujan. Pompa dioperasikan selama 9,53 jam perhari saat kemarau. Total biaya operasionalnya yaitu Rp 1.478.955.547/tahun. Kemudian sistem pengoperasian pompa di Rumah Pompa Bozem Kalidami memanfaatkan Bozem Kalidami sebagai tempat penampungan air sementara. Jumlah pompa sebanyak 7 pompa banjir 3 m3/detik dan 2 pompa lumpur 0,25 m3/detik akan dioperasikan semuanya saat musim hujan, sedangkan saat kemarau dinyalakan selama 5,4 jam perhari. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.615.109.563/tahun.","PeriodicalId":17733,"journal":{"name":"Jurnal Teknik ITS","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik ITS","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.12962/j23373539.v12i2.122043","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Saluran Kalidami dan Saluran Kalibokor merupakan saluran pematusan primer di Surabaya Timur. Fungsi awal saluran untuk mengalirkan limpasan air hujan. Akan tetapi, saat musim kemarau, saluran juga menampung debit air limbah permukiman. Akibatnya terjadi penambahan beban saluran yang berpotensi menimbulkan banjir/genangan. Untuk mengendalikan banjir tersebut perlu dilakukan perencanaan alternatif sistem pengoperasian pompa baik pompa banjir maupun pompa lumpur di Rumah Pompa Kalibokor, Rumah Pompa Kalidami Screw, dan Rumah Pompa Bozem Kalidami. Perencanaan alternatif diawali dengan perhitungan debit banjir rencana yang mencakup debit limpasan air hujan, debit air limbah permukiman, dan debit pintu air. Selanjutnya ditawarkan alternatif operasional pompa pada saat musim penghujan dan kemarau hingga dihitung biaya operasionalnya meliputi biaya listrik (PLN atau genset) serta biaya pemeliharaan dan perawatan pompa. Berdasarkan alternatif yang ditawarkan, jumlah pompa yang digunakan sama dengan jumlah pompa eksisting. Saat musim penghujan, semua pompa akan dioperasikan secara maksimal, sedangkan saat kemarau dinyalakan 2 pompa lumpur 0,25 m3/detik dan 1 pompa banjir 3 m3/detik untuk menurunkan elevasi muka air saluran. Saat musim hujan di Rumah Pompa Kalibokor dioperasikan 3 pompa banjir berkapasitas 3 m3/detik dan 2 pompa lumpur berkapasitas 0,25 m3/detik. Sedangkan saat kemarau, pompa dioperasikan selama 5,7 jam perhari. Biaya operasional yang dikeluarkan sebesar Rp 1.057.075.502/tahun. Lalu, di Rumah Pompa Kalidami Screw, pengoperasian pompa memanfaatkan polder sebagai kontrol elevasi. Lima screw pump 1,3 m3/detik, 1 pompa banjir 3 m3/detik , dan 2 pompa lumpur 0,25 m3/detik dioperasikan saat musim hujan. Pompa dioperasikan selama 9,53 jam perhari saat kemarau. Total biaya operasionalnya yaitu Rp 1.478.955.547/tahun. Kemudian sistem pengoperasian pompa di Rumah Pompa Bozem Kalidami memanfaatkan Bozem Kalidami sebagai tempat penampungan air sementara. Jumlah pompa sebanyak 7 pompa banjir 3 m3/detik dan 2 pompa lumpur 0,25 m3/detik akan dioperasikan semuanya saat musim hujan, sedangkan saat kemarau dinyalakan selama 5,4 jam perhari. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.615.109.563/tahun.