Betalini Widhi Hapsari, Dyah Retno Wulandari, Deritha Ellfy Rantau, Erwin Al Hafiizh, Andri Fadillah Martin
{"title":"Multiplikasi Tunas in vitro Sukun Bone (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) pada Media WP dengan Penambahan Sitokinin dan Adenin Sulfat","authors":"Betalini Widhi Hapsari, Dyah Retno Wulandari, Deritha Ellfy Rantau, Erwin Al Hafiizh, Andri Fadillah Martin","doi":"10.32528/nms.v2i3.297","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sukun Bone (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) dikenal juga dengan nama Bakara, berasal dari Kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu jenis sukun unggul. Tanaman ini termasuk ke dalam family Moraceae dan genus Artocarpus (Nangka-nangkaan). Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai sumber karbohidrat (buah) dan bahan obat (daun). Kultur tunas in vitro Sukun Bone dilakukan sebagai upaya perbanyakan secara cepat dan konservasi plasma nutfah. Tahap inisiasi kultur, pemanjangan tunas, dan perakaran sudah dapat dilakukan tetapi perbanyakan tunas secara massal (scale up) untuk produksi bibit masih menjadi kendala. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui respon pertumbuhan tunas in vitro Sukun Bone pada media perbanyakan massal yaitu media dasar WP dengan penambahan beberapa jenis sitokinin yaitu Benzil Amino Purin (BAP), Kinetin dan Tidiazuron (TDZ), serta Adenin Sulfat. Media perlakuan yang digunakan adalah media WP tanpa penambahan ZPT sebagai kontrol, WP + 2 mg/L BAP, WP + 2 mg/L BAP + 3 mg/L Kinetin, WP + 2 mg/L BAP + 0,4 mg/L TDZ, WP + 2 mg/L BAP + 2 mg/L Adenin Sulfat. Rancangan perlakuan menggunakan rancangan acak lengkap 1 faktor dengan 6 ulangan dari tiap perlakuan. Eksplan yang digunakan berupa tunas pucuk dengan tinggi 1,5 – 2 cm dan memiliki ± 3 buku. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 8 minggu dengan parameter pengamatan berupa tinggi tunas, jumlah daun, jumlah tunas dan jumlah buku. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah jenis media perlakuan yang berpotensi menghasilkan tunas paling banyak adalah media WP + 2 mg/L BAP + 3 mg/L Kinetin, yang menghasilkan rata-rata 5 tunas/eksplan dan dapat mencapai 8 tunas/eksplan dalam waktu 8 minggu. Respon lain yang tampak berbeda dari masing-masing media perlakuan adalah tunas tampak memiliki daun yang lebih besar pada media WP + 2 mg/L BAP + 2 mg/L Adenin Sulfat.","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"National Multidisciplinary Sciences","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.297","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Sukun Bone (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) dikenal juga dengan nama Bakara, berasal dari Kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu jenis sukun unggul. Tanaman ini termasuk ke dalam family Moraceae dan genus Artocarpus (Nangka-nangkaan). Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai sumber karbohidrat (buah) dan bahan obat (daun). Kultur tunas in vitro Sukun Bone dilakukan sebagai upaya perbanyakan secara cepat dan konservasi plasma nutfah. Tahap inisiasi kultur, pemanjangan tunas, dan perakaran sudah dapat dilakukan tetapi perbanyakan tunas secara massal (scale up) untuk produksi bibit masih menjadi kendala. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui respon pertumbuhan tunas in vitro Sukun Bone pada media perbanyakan massal yaitu media dasar WP dengan penambahan beberapa jenis sitokinin yaitu Benzil Amino Purin (BAP), Kinetin dan Tidiazuron (TDZ), serta Adenin Sulfat. Media perlakuan yang digunakan adalah media WP tanpa penambahan ZPT sebagai kontrol, WP + 2 mg/L BAP, WP + 2 mg/L BAP + 3 mg/L Kinetin, WP + 2 mg/L BAP + 0,4 mg/L TDZ, WP + 2 mg/L BAP + 2 mg/L Adenin Sulfat. Rancangan perlakuan menggunakan rancangan acak lengkap 1 faktor dengan 6 ulangan dari tiap perlakuan. Eksplan yang digunakan berupa tunas pucuk dengan tinggi 1,5 – 2 cm dan memiliki ± 3 buku. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 8 minggu dengan parameter pengamatan berupa tinggi tunas, jumlah daun, jumlah tunas dan jumlah buku. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah jenis media perlakuan yang berpotensi menghasilkan tunas paling banyak adalah media WP + 2 mg/L BAP + 3 mg/L Kinetin, yang menghasilkan rata-rata 5 tunas/eksplan dan dapat mencapai 8 tunas/eksplan dalam waktu 8 minggu. Respon lain yang tampak berbeda dari masing-masing media perlakuan adalah tunas tampak memiliki daun yang lebih besar pada media WP + 2 mg/L BAP + 2 mg/L Adenin Sulfat.