{"title":"Efektivitas Teknologi Pengendalian dalam Menekan Hama Penyakit Kedelai di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan","authors":"Syahri Syahri, Renny Utami Somantri, Juwedi Juwedi","doi":"10.32528/nms.v2i3.282","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Peningkatan produktivitas kedelai dapat dilakukan dengan perluasan areal tanam melalui pemanfaatan lahan pasang surut. Kedelai rentan terhadap serangan OPT sehingga stabilitas hasilnya rendah. Diperlukan teknologi pengendalian yang efektif untuk menekan kehilangan hasil. Tujuan penelitian untuk menguji beberapa paket teknologi pengendalian OPT kedelai di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan di lahan petani seluas 1,5 ha di Desa Banyuurip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Petak Terbagi. Sebagai petak utama yakni varietas kedelai (V) yang terdiri atas: V1= Gepak Kuning; V2= Anjasmoro, V3= Panderman. Anak petak yakni perlakuan pengendalian (P) yang terdiri dari: P1=kontrol penyakit, P2=biopestisida, P3= kontrol hama, P4=pestisida kimia. Setiap perlakuan disusun dalam 3 kelompok. Biopestisida yang digunakan berbahan aktif Beauveria bassiana dan Trichoderma spp., sedangkan pestisida mengikuti anjuran Komisi Pestisida. Beberapa OPT penting yang menyerang diantaranya ulat grayak, ulat jengkal, penghisap polong, bercak daun, dan karat daun. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pestisida kimia (P4) memberikan intensitas serangan ulat grayak terendah (0,3%), sedangkan serangan ulat jengkal terendah terjadi pada perlakuan kontrol penyakit (P1) yakni hanya 6,7%. Cara pengendalian yang cukup efektif dalam mengendalikan penyakit karat daun yakni penggunaan biopestisida berbahan aktif Trichoderma spp. yang mampu menekan serangan penyakit hingga 0% pada 8 MST. Varietas Gepak Kuning (V1) dan Panderman (V3) relatif tahan terhadap OPT sehingga sangat potensial untuk ditanam di daerah endemis. Penanaman varietas Panderman (V3) pada berbagai cara pengendalian memberikan pengaruh yang nyata dalam mengendalikan penyakit karat daun, serta sangat efektif menekan serangan ulat grayak jika dikombinasikan dengan penggunaan pestisida kimia (V3P4).","PeriodicalId":104869,"journal":{"name":"National Multidisciplinary Sciences","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"National Multidisciplinary Sciences","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32528/nms.v2i3.282","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Peningkatan produktivitas kedelai dapat dilakukan dengan perluasan areal tanam melalui pemanfaatan lahan pasang surut. Kedelai rentan terhadap serangan OPT sehingga stabilitas hasilnya rendah. Diperlukan teknologi pengendalian yang efektif untuk menekan kehilangan hasil. Tujuan penelitian untuk menguji beberapa paket teknologi pengendalian OPT kedelai di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan di lahan petani seluas 1,5 ha di Desa Banyuurip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Petak Terbagi. Sebagai petak utama yakni varietas kedelai (V) yang terdiri atas: V1= Gepak Kuning; V2= Anjasmoro, V3= Panderman. Anak petak yakni perlakuan pengendalian (P) yang terdiri dari: P1=kontrol penyakit, P2=biopestisida, P3= kontrol hama, P4=pestisida kimia. Setiap perlakuan disusun dalam 3 kelompok. Biopestisida yang digunakan berbahan aktif Beauveria bassiana dan Trichoderma spp., sedangkan pestisida mengikuti anjuran Komisi Pestisida. Beberapa OPT penting yang menyerang diantaranya ulat grayak, ulat jengkal, penghisap polong, bercak daun, dan karat daun. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pestisida kimia (P4) memberikan intensitas serangan ulat grayak terendah (0,3%), sedangkan serangan ulat jengkal terendah terjadi pada perlakuan kontrol penyakit (P1) yakni hanya 6,7%. Cara pengendalian yang cukup efektif dalam mengendalikan penyakit karat daun yakni penggunaan biopestisida berbahan aktif Trichoderma spp. yang mampu menekan serangan penyakit hingga 0% pada 8 MST. Varietas Gepak Kuning (V1) dan Panderman (V3) relatif tahan terhadap OPT sehingga sangat potensial untuk ditanam di daerah endemis. Penanaman varietas Panderman (V3) pada berbagai cara pengendalian memberikan pengaruh yang nyata dalam mengendalikan penyakit karat daun, serta sangat efektif menekan serangan ulat grayak jika dikombinasikan dengan penggunaan pestisida kimia (V3P4).