{"title":"IDENTIFIKASI KETIDAKSESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADA KECAMATAN CIPUTAT DAN PONDOK AREN KOTA TANGERANG SELATAN","authors":"Maryoto Maryoto, Mardiyana Mardiyana","doi":"10.23960/snip.v3i2.522","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji situasi aset jaringan irigasi, menganalisis kinerja jaringan irigasi, dan untuk merumuskan alternatif kebijakan penanganan kerusakan jaringan yang terjadi di daerah irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kombinasi kualitatif kuantitatif berbasis Elektronik Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (EPAKSI). Pengambilan data dilakukan dengan survei berbasis EPAKSI sepanjang jaringan irigasi primer sampai sekunder melalui tahap survei PAI dan IKSI. Data PAI menunjukkan situasi jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing memiliki aset irigasi sebanyak 39 bangunan irigasi dan 2 ruas saluran primer serta 17 ruas saluran sekunder dengan tipikal yang berbeda di setiap ruas. Sedangkan hasil analisis data IKSI menunjukkan kinerja jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing secara kualitatif berada pada kondisi ‘jelek’ dengan tingkat kerusakan ‘rusak berat’, dan secara kuantitatif memiliki indeks kinerja dibawah 40% yaitu sebesar 16,68% terhadap indikator prasarana fisik atau sebesar 37,07% terhadap keseluruhan indikator utama fisik dan non fisik sistem irigasi. Berdasarkan kondisi tersebut dirumuskan alternatif kebijakan penanganan kerusakan jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing yaitu berupa pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan berat dan penggantian aset. Penanganan kerusakan sistem irigasi merupakan perwujudan dari pembangunan berkelanjutan yaitu untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik serta mendukung pertanian berkelanjutan.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"215 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.522","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji situasi aset jaringan irigasi, menganalisis kinerja jaringan irigasi, dan untuk merumuskan alternatif kebijakan penanganan kerusakan jaringan yang terjadi di daerah irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kombinasi kualitatif kuantitatif berbasis Elektronik Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (EPAKSI). Pengambilan data dilakukan dengan survei berbasis EPAKSI sepanjang jaringan irigasi primer sampai sekunder melalui tahap survei PAI dan IKSI. Data PAI menunjukkan situasi jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing memiliki aset irigasi sebanyak 39 bangunan irigasi dan 2 ruas saluran primer serta 17 ruas saluran sekunder dengan tipikal yang berbeda di setiap ruas. Sedangkan hasil analisis data IKSI menunjukkan kinerja jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing secara kualitatif berada pada kondisi ‘jelek’ dengan tingkat kerusakan ‘rusak berat’, dan secara kuantitatif memiliki indeks kinerja dibawah 40% yaitu sebesar 16,68% terhadap indikator prasarana fisik atau sebesar 37,07% terhadap keseluruhan indikator utama fisik dan non fisik sistem irigasi. Berdasarkan kondisi tersebut dirumuskan alternatif kebijakan penanganan kerusakan jaringan irigasi Kepayang Kecamatan Lempuing yaitu berupa pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan berat dan penggantian aset. Penanganan kerusakan sistem irigasi merupakan perwujudan dari pembangunan berkelanjutan yaitu untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik serta mendukung pertanian berkelanjutan.