{"title":"Diskursus “Insan Kamil” Perspektif Avicenna: Peran Kekuatan Jiwa Mencapai Kesempurnaan","authors":"Arba’iyah Yusuf","doi":"10.51353/jpb.v2i1.661","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Insan kamil merupakan posisi tertinggi manusia yang setiap hamba Allah berhak berupaya mencapainya bahkan mencapainya. Penelitian pustaka tentang diskursus insan kamil perspektif Avicenna memberikan gambaran bahwa manusia dengan kekuatan sebagai potensi yang diberikan Allah memiliki kesempatan mencapai derajat sebagai insan kamil. Kekuatan sebagai potensi itu hanya dimiliki manusia sebagai rational soul. Empat level intellect yang bisa dicapai manusia yaitu potential (material) intellect, intellect in habitu, intellect in actu, dan acquired intellect. Dalam perspektif ini insan kamil adalah yang mencapai level acquired intellect. Selain itu dari perspektif tasawuf, Avicenna membagi level manusia menjadi tiga tingkatan yaitu ‘abid, zahid, dan , ‘arif. Dalam perspektif ini insan kamil adalah seseorang yang mencapai posisi ‘arif. Dua posisi (acquired intellect dan ‘arif) ini ada pada diri nabi, sufi, dan filosof. Nabi adalah pribadi yang tertinggi karena nabi memiliki revelation intellect yang tidak dimiliki oleh siapapun. Secara spesifik, kekuatan-kekuatan jiwa insan kamil berperan secara maksimal hingga level acquired intellect","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"235 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51353/jpb.v2i1.661","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Insan kamil merupakan posisi tertinggi manusia yang setiap hamba Allah berhak berupaya mencapainya bahkan mencapainya. Penelitian pustaka tentang diskursus insan kamil perspektif Avicenna memberikan gambaran bahwa manusia dengan kekuatan sebagai potensi yang diberikan Allah memiliki kesempatan mencapai derajat sebagai insan kamil. Kekuatan sebagai potensi itu hanya dimiliki manusia sebagai rational soul. Empat level intellect yang bisa dicapai manusia yaitu potential (material) intellect, intellect in habitu, intellect in actu, dan acquired intellect. Dalam perspektif ini insan kamil adalah yang mencapai level acquired intellect. Selain itu dari perspektif tasawuf, Avicenna membagi level manusia menjadi tiga tingkatan yaitu ‘abid, zahid, dan , ‘arif. Dalam perspektif ini insan kamil adalah seseorang yang mencapai posisi ‘arif. Dua posisi (acquired intellect dan ‘arif) ini ada pada diri nabi, sufi, dan filosof. Nabi adalah pribadi yang tertinggi karena nabi memiliki revelation intellect yang tidak dimiliki oleh siapapun. Secara spesifik, kekuatan-kekuatan jiwa insan kamil berperan secara maksimal hingga level acquired intellect