{"title":"Korupsi dan Money Laundering (Studi Kasus Indonesia Dan Korea Selatan Merusak Sistem Sosial Dan Keuangan Global)","authors":"None Syahrudin","doi":"10.55380/taqorrub.v3i2.145","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract
 Corruption in Indonesia and in other countries has become a latent problem and is very difficult to eradicate. Various attempts have been made to eradicate this corruption: both at the country level itself and at the international level. In general, the eradication of corruption is carried out through the establishment of a corruption eradication agency or institution which is legalized through a law. Furthermore, the following presentation is a case study of Indonesia and South Korea on how to eradicate corruption.
 
 The practice of money laundering has often involved cross-border transactions, because by conducting such transactions between countries, it is very effective in eliminating traces of illegal flows of funds. With the increasing globalization of the international financial system, money laundering, as a criminal activity, is becoming more and more common, but in turn it greatly affects and damages the global social and financial system.
 
 In summary, it can be concluded that in the era of globalization the problem of corruption and money laundering is becoming increasingly widespread because the existence of this crime involves many factors that cross national boundaries. The problem of corruption and money laundering is the dark side of globalization. Handling corruption and money laundering cannot be resolved quickly and easily, but it takes time, commitment, political will, and support from all parties: national government, society, and multilateral cooperation. Learning from South Korea, Indonesia and the international community, for example, requires a more efficient structure-based bureaucratic reform by upholding the spirit of 'Good Governance' and 'Check and Balance' which is expected to encourage all elements of the nation to work together to solve corruption at a practical level.
 
 Keywords: CORRUPTION, MONEY LAUNDERING, GLOBALIZATION
 
 
 
 
 
 
 
 
 Abstrak
 Korupsi di Indonesia dan di negara-negara lain merupakan hal yang sudah menjadi masalah laten dan sangat sulit untuk diberantas. Berbagai usaha dilakukan untuk mcm-berantas korupsi in: baik di tingkat negara itu sendiri maupun di tingkat internasional. Pada umumnya, pemberantasan korupsi ini dilakukan mclalui pembentukan suatu badan atau Icmbaga pemberantasan korupsi yang disahkan meialui suatu undang-undang. Se-lanjutnya, paparan berikut adalah studi kasus Indonesia dan Korea Selatan tentang bagai-mana pemberantasan korupsi dilakukan.
 
 Praktik money laundering sejak dulu seringkali me-libatkan transaksi lintas batas, karena dengan melakukan transaksi antarnegara seperti itu, sangat efektif untuk menghilangkan jejak aliran dana ilegal. Dengan semakin berkem-bangnya globalisasi sistem keuangan internasional, money laundering, sebagai aktivitas kejahatan menjadi marak, namun pada gilirannya sangat memengaruhi dan merusak sistem sosial dan keuangan global.
 
 Secara ringkas bisa disimpulkan bahwa di era globalisasi masalah korupsi dan pen-cucian uang menjadi semakin marak karena eksistensi dari tindak kejahatan ini melibatkan banyak faktor penyebab yang melintasi batas-baias nasional. Masalah korupsi dan money laundering merupakan sisi gelap dari globalisasi. Penanganan korupsi dan pencucian uang tidak dapat diselesaikan dengan cepat dan mudah, tetapi perlu waktu, komitmen, political will, dan dukungan semua' pihak: pemerintah nasional, masyarakat, dan kerja sama multilateral. Belajar dari Korea Selatan, Indonesia dan komunitas internasional, misalnya membutuhkan reformasi birokrasi berbasis struktur yang lebih efisien dengan menjunjung semangat 'Good Governance' dan 'Check and Balance' yang diharapkan dapat mendorong semua elemen bangsa untuk bersama-sama menyelesaikan penanganan korupsi hingga tataran praktis
 
 Kata Kunci: KORUPSI, MONEY LAUNDERING, GLOBALISASI","PeriodicalId":486091,"journal":{"name":"Taqorrub","volume":"120 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Taqorrub","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55380/taqorrub.v3i2.145","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract
Corruption in Indonesia and in other countries has become a latent problem and is very difficult to eradicate. Various attempts have been made to eradicate this corruption: both at the country level itself and at the international level. In general, the eradication of corruption is carried out through the establishment of a corruption eradication agency or institution which is legalized through a law. Furthermore, the following presentation is a case study of Indonesia and South Korea on how to eradicate corruption.
The practice of money laundering has often involved cross-border transactions, because by conducting such transactions between countries, it is very effective in eliminating traces of illegal flows of funds. With the increasing globalization of the international financial system, money laundering, as a criminal activity, is becoming more and more common, but in turn it greatly affects and damages the global social and financial system.
In summary, it can be concluded that in the era of globalization the problem of corruption and money laundering is becoming increasingly widespread because the existence of this crime involves many factors that cross national boundaries. The problem of corruption and money laundering is the dark side of globalization. Handling corruption and money laundering cannot be resolved quickly and easily, but it takes time, commitment, political will, and support from all parties: national government, society, and multilateral cooperation. Learning from South Korea, Indonesia and the international community, for example, requires a more efficient structure-based bureaucratic reform by upholding the spirit of 'Good Governance' and 'Check and Balance' which is expected to encourage all elements of the nation to work together to solve corruption at a practical level.
Keywords: CORRUPTION, MONEY LAUNDERING, GLOBALIZATION
Abstrak
Korupsi di Indonesia dan di negara-negara lain merupakan hal yang sudah menjadi masalah laten dan sangat sulit untuk diberantas. Berbagai usaha dilakukan untuk mcm-berantas korupsi in: baik di tingkat negara itu sendiri maupun di tingkat internasional. Pada umumnya, pemberantasan korupsi ini dilakukan mclalui pembentukan suatu badan atau Icmbaga pemberantasan korupsi yang disahkan meialui suatu undang-undang. Se-lanjutnya, paparan berikut adalah studi kasus Indonesia dan Korea Selatan tentang bagai-mana pemberantasan korupsi dilakukan.
Praktik money laundering sejak dulu seringkali me-libatkan transaksi lintas batas, karena dengan melakukan transaksi antarnegara seperti itu, sangat efektif untuk menghilangkan jejak aliran dana ilegal. Dengan semakin berkem-bangnya globalisasi sistem keuangan internasional, money laundering, sebagai aktivitas kejahatan menjadi marak, namun pada gilirannya sangat memengaruhi dan merusak sistem sosial dan keuangan global.
Secara ringkas bisa disimpulkan bahwa di era globalisasi masalah korupsi dan pen-cucian uang menjadi semakin marak karena eksistensi dari tindak kejahatan ini melibatkan banyak faktor penyebab yang melintasi batas-baias nasional. Masalah korupsi dan money laundering merupakan sisi gelap dari globalisasi. Penanganan korupsi dan pencucian uang tidak dapat diselesaikan dengan cepat dan mudah, tetapi perlu waktu, komitmen, political will, dan dukungan semua' pihak: pemerintah nasional, masyarakat, dan kerja sama multilateral. Belajar dari Korea Selatan, Indonesia dan komunitas internasional, misalnya membutuhkan reformasi birokrasi berbasis struktur yang lebih efisien dengan menjunjung semangat 'Good Governance' dan 'Check and Balance' yang diharapkan dapat mendorong semua elemen bangsa untuk bersama-sama menyelesaikan penanganan korupsi hingga tataran praktis
Kata Kunci: KORUPSI, MONEY LAUNDERING, GLOBALISASI
摘要# x0D;在印度尼西亚和其他国家,腐败已经成为一个潜在的问题,很难根除。已经在国家一级和国际一级为根除这种腐败作出了各种努力。一般来说,根除腐败是通过建立一个通过法律使其合法化的铲除腐败机构或机构来进行的。此外,以下介绍是印度尼西亚和韩国关于如何根除腐败的案例研究。
& # x0D;洗钱的做法往往涉及跨境交易,因为通过在国家之间进行这种交易,可以非常有效地消除非法资金流动的痕迹。随着国际金融体系的日益全球化,洗钱作为一种犯罪活动越来越普遍,同时也极大地影响和破坏了全球社会金融体系。
& # x0D;综上所述,可以得出的结论是,在全球化时代,腐败和洗钱问题变得越来越普遍,因为这种犯罪的存在涉及许多跨越国界的因素。腐败和洗钱问题是全球化的阴暗面。处理腐败和洗钱问题不可能迅速而容易地解决,但这需要时间、承诺、政治意愿和各方的支持:国家政府、社会和多边合作。例如,向韩国、印度尼西亚和国际社会学习,需要通过坚持“善治”和“制衡”的精神,进行更有效的基于结构的官僚改革,这种精神有望鼓励国家的所有因素共同努力,在实际层面解决腐败问题。& # x0D;关键词:腐败、洗钱、全球化;& # x0D;& # x0D;& # x0D;& # x0D;& # x0D;& # x0D;& # x0D;& # x0D;Abstrak& # x0D;Korupsi di Indonesia dan di negara-negara - negara-negara - negara-negara - negara-negara - negara-negara - negara-negara - negara-negara - negara-negara -negaraBerbagai ushaha dilakukan untuk -berantas korupsi in: baik di tingkat negara: sendiri maupun di tingkat international。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。Se-lanjutnya, paparan berikut adalah studi kasus印度尼西亚和韩国Selatan tentang bagai-mana pemberantasan korupsi dilakukan.
& # x0D;Praktik洗钱sejak dulu seringkali me-libatkan transaksi lintas batas, karendengan melakukan transaksi antarnegara seperti, sangat efektif untuk menghilangkan jejak aliran dana illegal。Dengan semakin berkkema -bangnya global,洗钱,sebagai aktivitas kejahatan menjadi市场,namun padgilirannya sangat memengaruhi dan merusak system social, dankeangan global.
& # x0D;林嘉欣是一个不冲动的人,他是一个全球化的人,他是一个伟大的人,他是一个伟大的人,他是一个伟大的人。Masalah korupsi和洗钱merupakan sisi gelap dari globalisasi。Penanganan korupsi dan pencucian ang tidak dapat diselesaikan dengan cepat dan mudah, tetapi perlu waktu, komitmen,政治意愿,dan dukungan semua' pihak: pemerintah national, masyarakat, dan kerja sama多边。Belajar dari Korea Selatan, Indonesia dan komunitas international, misalnya membutuhkan reform, birokrasberbasis struktur yang lebih efisien dengan menjunjung semangat“善治”和“制衡”yang diharapkan dapat mendorong semua element, bangsa untuk bersama-sama menyelesaikan penanganan korupsi hingga tataranprakis
& # x0D;Kata Kunci: KORUPSI,洗钱,GLOBALISASI